Mohon tunggu...
Bakaruddin Is
Bakaruddin Is Mohon Tunggu... -

Saya pensiunan PNS di Departemen Pertanian, pendidikan terakhir Faculty of Agriculture and Forestry, Univesity of Melbourne, Australia. Saat ini giat dalam kegiatan Dakwah dan Tabligh serta menjalankan bisnis Air Oxy http://www.my-oxy.com/?id=rudinis dan kalung/ gelang biomagnet http://www.biomagwolrd.com 0815 910 5151

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semoga PLTN Fukushima Tidak Menjadi Chernobyl Jilid-Dua

18 Maret 2011   04:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:41 2283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_95107" align="alignleft" width="300" caption="Korban ledakan Chernobyl 1986"][/caption] Sudah satu minggu sejak gempa dan badai Tsunami melanda Sendai dan Fukushima Jepang yang telah meluluh-lantaakan pantai dan kota-kota atau tempat pemukiman di Jepang bagian Timur Laut itu yang terjadi Jumat 11 Maret yang lalu, jam 14 lebih waktu setempat.

Berdasarkan laporan yang kita pantau di TV, korban yang sudah ditemukan mayatnya sampai Jumat siang 18 Maret, mencapai hampir 5.700 orang orang meninggal dunia, dan yang hilang hampir 9.500 orang, sehingga jumlah korban manusis seluruhnya lebih 15  ribu orang. Dilaporkan  juga, lebih dari 130 WNI yang belum diketahui nasibnya. Semoga mereka tidak termasuk korban yang hilang dalam arti disapu ombak Tsunami.

Kerugian Materi

Kerugian materi diperkirakan mencapai 100 miliar US $ atau sekitar Rp. 880 triliun, suatu kerugian terbesar di dunia dari sebuah bencana alam yang pernah yterjadi du dunia. Termasuk di antaranyahancurnya bangunan gedung dan rumah senilai 20 miliar dolar serta sarana dan prasarana seperti jalan, jembatan dan lain sebagainya senilai 40 miliar dolar.

Walaupun begitu banyak korban jiwa dan materi akaibta gempa dan Tsunami itu, namun yang lebih mengerikan adalah kemungkinan terjadinya ledakan PLTN di Fukushima yang dilaporkan ada 5 buah yang mengalami gagnguan. Sampai Jumat pagi 18 Maret 2011, ke- 5 PLTN di Fukushima itu masih dihentikan operasainya karena mengalami gangguan dalam proses pendinginan rekator nklirnya.

Ancamam Bahaya Nuklir

[caption id="attachment_95108" align="alignleft" width="300" caption="Salah seorang korban Chernobyl"]

13004233601905999269
13004233601905999269
[/caption] Memang sudah terjadi beberpa kali ledakan dan kebakaran yang menimpa PLTN tersebut. Dilaporkan yang meledak bukan reaktor inti nukleranya, tapi di bagian lain. Kita patut bersyukur kepada Allah, sampai saat ini PLTN di Fukushima Jepang itu tidak meldak seperti PLTN Chernobyl. Kita berdoa semoga Pemerintah Jepang saat ini sedang berusha keras agar ledakan PLTN itu tidak terjadi dengan menyemprotkan air laut ke PLTN tersebut, walaupun dilaporkan belum berhasil mengatasi keadaan.

Namun kedaan darurat itu masih belum berlalu, dalm arti belum ada jaminan bahwa PLTN itu tidak akn meledak. Segala kemungkinan masih bisa terjadi, sampai keadaan benar-benar aman dan PLTN itu dpat beoperasi kembali sebagai pemasok listrik nasional Jepang.

Namun demikian, sudah 140 ribu orang yang diungsikan dari radisu 30 km dari PLTN tersebut, dan semua penduduk dari sekitar daerah iru dilakuan pengindaian (deteksi) apakah terkenal radiasi atau tidak. Sejauh ini sudah 166 orang terdetekasi dalam tingat yang membahayakan.

Menurut MetroTV ledakan yang terjadi pada reaktor nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PTLN) Fukushima, Jepang, masih jauh berada di bawah ledakan reaktor nuklir Chernobyl di Ukraina. Struktur reaktor Fukushima lebih baik ketimbang reaktor Chernobyl. Hal tersebut dikemukakan pakar nuklir dari Institur Teknologi Bandung (ITB) Profesor Zaki Su`ud.

Menurut Zaki, ketiga ledakan yang telah melukai 20 orang korban di Fukushima, bukan berasal dari inti reaktor nuklir. Ledakan itu akibat panas yang sangat tinggi di dalam lokasi PLTN. Zaki juga yakin operator reaktor di Fukushima telah melakukan penanganan serius, seperti pendinginan di lokasi reaktor dengan suntikan air laut.

Radiasi PLTN Fukushima Meningkat

MetroTV Rabu siang melaporkan, bahwa terjadi peningkatan radiasi di Fukushima. Kuatnya radiasi dari PLTN Fukushima menghambat pemulihan pascabencana alam di Jepang. Sekretaris Kabinet Yukio Edano mengakui kondisi reaktor nuklir Fukushima kacau-balau. Rabu pagi 16 Maret Plant 3 mengepulkan asap tanpa jelas penyebabnya. Diduga itu dampak ledakan di Reaktor Unit 2, Selasa kemarin. Bahkan sampai Jumat ini 18 Maret, menurut laporan TVOne, asap putih masih mengepul membubung tinggi ke angkasa. Itu artinya, keadaan belum dapat diatasi, dan masih sangat rawan.

Untuk Reaktor 4 yang meletus Rabu subuh, MetroTV melaporkan Pemerintah Jepang sedang mengpayakan pendinginan dengan cara menyemprotkan air luat dari udara. Namun lagi-lagi terhadang radiasi pembangkit tua itu. Terdata kekuatan radiasi mencapai 400 milisievert, sangat membahayakan tubuh dan kegiatan manusia. Kini Unit 5 dan Unit 6 dicek. Dikhawatirkan akan Meledak Seperti di Chernobyl

13004237001125715267
13004237001125715267
PLTN di Chernobyl, Ukraina (saat itu masih bagian dari Uni Soviet), meledak pada 26 April 1986. Ledakan itu diikuti kebakaran hebat yang menyebarkan gelombang radiasi ke hampir seluruh Eropa.Tragedi ini menyebabkan kontaminasi radiasi meluas di Ukraina, hingga ke Belarus dan Rusia. Hingga saat ini, rehabilitasi untuk korban-korban Chernobyl masih terus berlanjut. Rusia, Ukraina dan Belarus masih terus dibebani dengan biaya dekontaminasi dan perawatan kesehatan bagi korban. Korban tewas tragedi ini 50 orang, terdiri dari para staf reaktor dan tim penyelamat. Namun dampak dari paparan radiasi Chernobyl sangat luas. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan sembilan ribu orang terkena radiasi. Sedangkan aktivis lingkungan hidup Greenpeace menyatakan, jumlah yang terpapar radiasi nuklir mencapai 93 ribu orang. Mereka mengalami berbagai penyakit seperti kanker dan bayi-bayi dilahirkan cacat karena mutasi gen. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengevakuasi ratusan ribu orang, meski dinyatakan sekitar tujuh juta jiwa masih hidup di wilayah berbahaya karena tingkat radiasinya di atas batas aman

Sejarah Tragedi Nuklir Chernobyl

Menurut sebuah laportan, ledakan terjadi tanggal 26 april 1986 , pukul 01.23 terjadi ledakan pada unit 4 PLTNChernobyl. Peristiwa ini menggemparkan dunia karena mengingatkan kembali pada ledakan bom atom di hiroshima dan nagasaki, Jepang, saat berkecamuk Perang Dunia II yang menewaskan sekitar 220.000 jiwa Secara garis besar, bencana Chernobyl dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada 25 april 1986 reaktor unit 4 direncanakan dipadamkan untuk perawatan rutin. Selama pemadaman berlangsung, teknisi akan melakukan tes untuk menentukan apakah pada kasus reaktor kehilangan daya turbin dapat menghasilkan energi yang cukup untuk membuat sistem pendingin tetap bekerja sampai generator kembali beroperasi. Proses pemadaman dan tes dimulai pukul 01.00 pada 25 April 1986. Untuk mendapatkan hasil akurat, operator memilih mematikan beberapa sistem keselamatan, yang kemudian pilihan ini yang membawa malapetaka. Pada pertengahan tes, pemadaman harus ditunda selama sembilan jam akibat peningkatan permintaan daya listrik di Kiev. Proses pemadaman dan tes dilanjutkan kembali pada pukul 23.10 25 April. Pada pukul 01.00, 26 April, daya reaktor menurun tajam, menyebabkan reaktor berada pada situasi yang membahayakan. Operator berusaha mengompensasi rendahnya daya, tetapi reaktor menjadi tak terkendali. Jika sistem keselamatan tetap aktif, operator dapat menangani masalah, namun mereka tidak dapat melakukannya dan akhirnya reaktor meledak pada pukul 01.30. Kecelakaan PLTNChernobyl masuk level ke-7 (level paling atas) yang disebut major accident, sesuai dengan kriteria yang ditentukan ines (The International Nuclear Event Scale). Di samping kesalahan operator yang mengoperasikannya di luar SOP (standard operation procedure), PLTNChernobyl juga tidak memenuhi standar desain sebagaimana yang ditentukan oleh IAEA (International Atomic Energy Agency). PLTNChernobyl tidak mempunyai kungkungan reaktor sebagai salah satu persyaratan untuk menjamin keselamatan jika terjadi kebocoran radiasi dari reaktor. Dampak Ledakan PLTN Chernobyl Jumlah korban yang meninggal 56 orang, di mana 28 orang di anatarnaya adalah para likuidator yang terdiri dari staf PLTN, tenaga konstruksi, dan pemadam kebakaran) yang tewas sekita atau beberpa bulan kemudian. Tidak ada kepastian berapa sebenarnya jumlah korban akibat tragedi Chernobyl. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut angka 9.000 orang yang menjadi korban akibat radiasi. Namun Organisasi lingkungan hidup Greenpeace memperkirakan jumlah korban bisa mencapai 93.000 orang. Sebanyak 350.000 likuidator yang terlibat dalam proses pembersihan daerah PLTN yang kena bencana, serta 5 juta orang yang saat itu tinggal di Belarusia, Ukraina, dan Rusia, yang terkena kontaminasi zat radioaktif dan 100.000 di antaranya tinggal di daerah yang dikategorikan sebagai daerah strict control, ternyata mendapat radiasi seluruh badan sebanding dengan tingkat radiasi alam, serta tidak ditemukan dampak terhadap kesuburan atau bentuk-bentuk anomali.. Tragedi Chernobyl adalah bencana nuklir terburuk dalam sejarah peradaban umat manusia. Radiasi yang dilepaskan ledakan itu 100 kali lebih besar daripada bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki oleh tentara Sekutu pada PDII tahun 1945, yang meneybabkan Jepang menyerah. Ledakan Nuklir Kembali Mengancam Jepang Kalau 26 tahun lalu Jepang mengalami malapateka yang dilakukan oleh pihak atau Negera lain, yaitu bom atom yang dijatuhkan tentara Sekutu di Kota Hirosima dan Nagasaki saat Perang Dunia II, yang mengakibtakan korban jiwa dan harta yang begitu besar, tapi saat ini Jepang dalam ancaman “bom atom” buatan mereka sendiri, yaitu reaktor nulkir PLTN di Fukushima yang terdiri dari beberapa unit itu Reaktor Inti Nuklir itu terancam meledak karena unit pendingin PLTN tidak berfungsi akibat gempa dan badai Tsunami yang melanda Jepang pada 11 Maret dengan kekuatan 9 skala Richter itu. Mudah- mudahan para ahli nuklir Jepang yang dibantu para ahli dari Amerika Serikat mampu mengatasi masalah ini, sehingga reaktor itu tidak meleleh dan meledak. Karena bila ini terjadi, dampaknya sangat luar biasa, bukan hanya bagi Jepang, bahkan bisa mengancam seluruh dunia termasuk Indonesia. Karena bahaya radiasi nuklir itu dapat disebarkan melalui udara, dan juga melalui makannan yang terkontaminasi zat radio aktif itu. Padahal dalam era global sekarang ini, makanan impor beredar bebas dari seluruh dunia. Disamping bahya radiasai nuklir, korban jiwa dan harta juga akan sangat besar. Ledakan PLTN Chernobyl saja kekuatannya 100 kali lipat dibanding kekuatan bom atom Hiroshima dan Nagasaki, sedangkan Unit PLTN di Fukushima bukan hanya satu tapi banyak, apalagi di seluruh Jepang yang rawan gempa seperti halnya Indonesia. Uni Eropa sudah akan meninjau kembali kebijakan PLTN yang ada di negara mereka, bahkan Jerman sudah menyatakan akan menutup seluruh PLNT di negera mereka dalam beberpa tahun ke depan. Masihkan Indonesia mempunyai rencana membangun PLTN, padadahal teknologi dan SDM kita belum setara dengan Negera-negara maju tersebut? Semoga PLTN Fukusima Jepang tidak meledak menjadi Bencana Chernobyl Jilid Dua.  Semoga Allah melindungi kita semua dari bencana yang sangat menerikan itu. Amin Depok, 18 Maret 2011 Bakaruddin Is Diolah dari berbagai sumber

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun