Mohon tunggu...
Bakaruddin Is
Bakaruddin Is Mohon Tunggu... -

Saya pensiunan PNS di Departemen Pertanian, pendidikan terakhir Faculty of Agriculture and Forestry, Univesity of Melbourne, Australia. Saat ini giat dalam kegiatan Dakwah dan Tabligh serta menjalankan bisnis Air Oxy http://www.my-oxy.com/?id=rudinis dan kalung/ gelang biomagnet http://www.biomagwolrd.com 0815 910 5151

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

TKW Diperkosa Menteri Malaysia

7 Januari 2011   13:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:51 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu lagi berita menyedihkan tentang tenaga kerja wanita (TKW) yang pernah bekerja di Malaysia yang diberitakan diperkosa di Malaysia. Kali tak kepalang tanggaung, yang dituduh memperkosa itu adalah seorang Menteri Senior Malaysia, yang sudah beberapa kali menjadi Menteri. Peristiwa perkosaan itu sendiri sudah lama terjadi, yaitu tahun 2007, tapi baru terungkap saat ini dengan adanya bocoran dari Wikileaks yang menghebohkan seluruh dunia itu. Sang TKW yang berinitial Rb itu sudah lama pulang ke Indonesia. Ini bukti kuat, sebenarnya masih banyak lagi kasus-kasus perkosaan dan penganiyaan terhadap TKW, namun tidak terungkap ke publik. Menteri yang dimaksud adalah Rais Yatim. Politisi berusia 68 tahun itu lama malang melintang di pemerintahan Malaysia. Sejumlah posisi menteri telah dilakoni Rais sejak 1980-an. Pada April 2009, anggota Partai UMNO ini menjabat Menteri Informasi Komunikasi dan Kebudayaan, setelah sebelumnya dipercaya menjadi Menteri Luar Negeri. Dalam keterangan kepada media Malaysia, Rais rupanya gusar dengan klaim sejumlah blog dan media alternatif bahwa dia memperkosa pembantunya pada 2007. "Saya bantah tuduhan-tuduhan itu, baik itu perkosaan atas siapapun empat tahun lalu, maupun tuduhan lain yang diangkat para blogger di internet atau oleh entitas politik manapun," ujar Rais seperti dikutip Kantor Berita Bernama, dan juga dimuat di laman harian Utusan Malaysia, Rabu 5 Januari 2011. Bocoran dari Wikileaks Pemberitaan adanya dugaan perkosaan dari Menteri Senior Malaysia itu juga dilansir satu situs berita Malaysia, Harakah Daily, yang memberitakan bocoran data dari WikiLeaks. WikiLeaks dikabarkan mengacu pada blog Ahirudin Attan alias Rocky Bru, blogger Malaysia yang juga mantan Pemimpin Redaksi The Malaysia Mail, sebuah koran gratis di Malaysia. Dalam blog Rocky Bru, muncul tautan (link) suatu dokumen mengenai dugaan perkosaan atas seorang pembantu Indonesia, berinisial Rb. Dokumen itu mencantumkan laporan investigasi lembaga pembela hak-hak pekerja asal Indonesia, Migrant Care, pada Juli 2007. Laporan tersebut, memaparkan keterangan perempuan bernama Rb, yang mengaku pernah diperkosa oleh majikannya, yang merupakan Menteri Malaysia. Dalam dokumen lembaga advokasi buruh migran itu, nama sang menteri dan jabatan spesifiknya, telah disensor dengan coretan spidol hitam. Menurut laporan itu, Rb telah memiliki dua anak dan tinggal bersama suami dan keluarganya di suatu dusun di Banjarnegara, Jawa Tengah. Dia mengaku pernah delapan tahun bekerja sebagai pembantu di rumah majikannya yang bergelar Datuk Seri itu. Setelah dibujuk bercerita, barulah Rb mengungkapkan dia pernah diperkosa oleh majikannya. "Tetapi dia meminta dengan sangat supaya perkosaan ini tidak disebarluaskan karena dia takut dan malu akan tetangga-tetangganya dan lingkungan di kampungnya ," demikian tulis laporan itu. Suami korban pun meminta utusan dari Migrant Care agar "kejadian perkosaan istrinya dengan Datuk Seri **** [coretan sensor] tidak di-blow up [diangkat ke publik]." Diadukan ke Polisi oleh Sebuah LSM Malaysia Sebagian kalangan di Malaysia justru meminta pihak berwenang mengusut kasus ini. Lembaga Swadaya Masyarakat Solidariti Anak Muda Malaysia (SAMM) dan fungsionaris dari kelompok oposisi Malaysia, Partai Keadilan Rakyat (PKR), Rabu 5 Januari 2011, mengajukan laporan kepada polisi atas dugaan perkosaan yang dilakukan Rais. "Bila polisi tidak bertindak dalam jangka waktu 14 hari, maka kami akan bergerak ke tahap aksi selanjutnya. Polisi harus membersihkan nama Rais atau menghukum dia," kata fungsionaris PKR, Badrul Hisham Sharin, seperti dikutip media alternatif Free Malaysia Today. Saat itu, Badrul memimpin SAMM mengajukan gugatan ke polisi. Menurut kantor berita Bernama, langkah sama juga dilakukan oleh PAS, Partai Islam se-Malaysia, oposisi di parlemen.  PAS, seperti diberitakan Free Malaysia Today, meminta Perdana Menteri Najib Tun Razak untuk tidak berdiam diri atas isu perkosaan yang menjerat menterinya. Media Malaysia Ramai Memberitakannya Media Malaysia ramai memberitakan TKW asal Indonesia berinisial, Rb, yang diduga telah diperkosa Menteri Kebudayaan dan Informasi Malaysia, Datok Rais Yatim, pada 2007. Kasus perkosaan ini diduga terjadi saat Rb bekerja di rumah keluarga pasangan Datuk Rais Yatim dan Datin Masnah. Namun, hingga saat ini belum ada laporan tentang kasus itu ke kepolisian Malaysia maupun Indonesia. Rais Yatim, kini menjabat Menteri Penerangan, Komunikasi, dan Kebudayaan Malaysia, membantah keras tuduhan itu. "Saya menafikan sembarang tuduhan tersebut, sama ada yang berkaitan tuduhan memperkosa mana-mana individu empat tahun dahulu atau lain-lain dakwaan yang dicetuskan penulis liar blog di Internet atau mana-mana entiti politik," kata Rais, seperti dikutip kantor berita Bernama, dan juga dimuat di laman harian Utusan Malaysia, Rabu 5 Januari 2011. Rais Membantah Berita Tersebut Menteri Penerangan, Komunikasi, dan Kebudayaan Malaysia, Rais Yatim, membantah isu bahwa dia pernah memperkosa pembantu rumah tangganya, seorang tenaga kerja asal Indonesia, pada 2007. [caption id="attachment_82046" align="alignleft" width="300" caption="Rais Yatim Menteri Informasi Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia"][/caption] "Saya menafikan sebarang tuduhan tersebut sama ada yang berkaitan tuduhan memperkosa mana-mana individu empat tahun dahulu atau lain-lain dakwaan yang dicetuskan penulis liar blog di Internet atau mana-mana entiti politik," kata Rais, seperti yang dikutip kantor berita Bernama dan juga dimuat di laman harian Utusan Malaysia, Rabu 5 Januari 2011. Menurut Rais, isu itu dilontarkan "penulis liar blog di Internet" dan merupakan "fitnah dan pendustaan yang dahsyat." Karena itu, Rais meminta pihak berwenang untuk menyelidiki masalah itu. "Saya menyatakan laporan apapun yang dibuat oleh pihak manapun terkait masalah ini harus diinvestigasi oleh hukum di negara ini," ujar Rais. Politisi senior yang telah berkali-kali menjabat sebagai menteri di beragam bidang ini juga menyatakan bahwa dia dan keluarganya siap untuk bekerja sama bila ada penyelidikan, begitu pula menerima apapun hasilnya. Tantangan Balik dari Partai Oposisi Malaysia Bantahan Rais mendapat tantangan dari Partai Oposisi Malaysia. Tantangan ini disampaikan Pemimpin Partai Oposisi PAS (Partai Islam Se-Malaysia), Zulkefly Mohamed Omar. Seperti dilansir laman Free Malaysia Today, Kamis, 6 Januari 2011, Zulkefly mengatakan bahwa bantahan Rais terhadap tuduhan tersebut sehari sebelumnya tidak cukup membuktikan kalau dia memang tidak bersalah. “Bantahannya tidak cukup, dia harus menuntut WikiLeaks, blogger, dan Migrant Care di Jakarta untuk membersihkan namanya,” tantang Zulkefly sambil merujuk pada pihak-pihak yang pertama kali mengungkapkan perkosaan itu. Mendengar tuduhan ini, para tokoh oposisi angkat bicara. Selain Zulkefly, tokoh oposisi dari koalisi Partai Keadilan Rakyat (PKR) Wanita, Zuraida Kamaruddin, menuntut Rais untuk meminta maaf atas pernyataannya tersebut. “Rais menyalahkan Pakatan Rakyat, blogger dan media, seolah-olah insiden ini diciptakan untuk tujuan politis. PKR Wanita menganggap ini adalah tuduhan yang serius dan Rais harus meminta maaf,” ujar Zuraida. Zuraida juga menantang Rais untuk melayangkan tuntutan kepada polisi jika memang dia merasa tidak bersalah. “Penjahat sebenarnya harus dibawa ke pengadilan, jika memang dia mengaku tidak bersalah,” ujar Zuraida lagi. KBRI Sudah TahuTapi Tidak Berbuat Apa-apa Perwakilan pemerintah Indonesia di Malaysia belum bisa berbuat banyak, kendati turut mengetahui isu itu. Kepada VIVAnews, Kepala Penerangan KBRI Suryana Sastradipraja mengatakan kasus itu mengemuka belakangan ini di sebuah koran oposisi, Harakah Daily. Namun, ia melanjutkan, kabar itu sejauh ini belum bisa dibuktikan kebenarannya karena baru didasarkan pada laporan pihak ketiga. “Kami sudah tahu, itu muncul tahun 2007, namun itu kan baru ‘katanya’ semua,” ujar Sastradipraja, Rabu, 5 Januari 2011. Lantas kenapa KBRI sendiri tidak menindak-lanjuti kasus ini? Suryana mengatakan sejauh ini tak ada laporan langsung dari korban, sehingga KBRI tak dapat bertindak lebih jauh. “Kasus ini tak pernah dilaporkan, kalaupun dilaporkan sekarang, apa buktinya? Kasus pemerkosaan itu perlu bukti,” kata Sastradipraja.

BNP2TKI Siap Tangani Kasus Itu

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) siap menangani kasus dugaan perkosaan TKW berinisial Rb (46) oleh seorang menteri Malaysia pada 2007. "Kami akan tangani kasus ini. Jika benar, kami mengedepankan pemulihan hak-hak korban," kata Jumhur seperti tertuang dalam keterangan tertulis BNP2TKI yang diterima VIVAnews.com. Jumhur melanjutkan, BNP2TKI akan berkoordinasi dengan KBRI Kuala Lumpur dan pihak-pihak terkait, untuk menyelesaikan kasus yang membelit Rb.

"Pemerintah wajib memberikan perlindungan terhadap TKI maupun WNI di manapun dia berada. Karena itu, jika korban merasa dirugikan, BNP2TKI siap memfasilitasi menyelesaikan kasus ini sesuai hukum yang berlaku," ujarnya.

Menurut keterangan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) yang diterima VIVAnews.com, Rb sudah didatangi dan diajak bicara oleh Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Jawa Tengah, AB Rochman, di kediamannya. BP3TKI merupakan unit pelayanan teknis di bawah BNP2TKI.

Menaker Masih Menunggu Kepastian Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar belum mendapat kepastian informasi dugaan perkosaan yang dilakukan Menteri Malaysia Rais Yatim kepada seorang tenaga kerja wanita (TKW) Banjarnegara, Jawa Tengah. Muhaimin masih menunggu kabar dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI). "Saya menunggu BNP2TKI dulu, Karena sekarang semua urusan TKI ditangani BNP2TKI semua," kata Muhaimin Iskandar saat ditemui VIVAnews.com di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, semalam. Meski begitu, Muhaimin akan tetap mengusut kasus dugaan yang kini tengah diramaikan media Malaysia itu. Namun, menteri yang akrab disapa Cak Imin itu akan menyerahkan tugas itu kepada BNP2TKI. Migrant Care Siap Melayani Sementara itu, Migrant Care siap jika Rais berniat menggugat laporan mereka ke kepolisian Malaysia. “Kami siap mempertanggung-jawabkannya,” ujar analis kebijakan publik Migrant Care, Wahyu Susilo, saat dihubungi VIVAnews, Kamis, 6 Januari 2011. Lembaga non pemerintah pejuang hak-hak pekerja Indonesia di luar negeri, Migrant Care, menyatakan bahwa isu perkosaan yang diduga dilakukan seorang Menteri Malaysia pada 2007 berasal dari laporan investigasi mereka, yang sengaja tidak diungkapkan ke publik. Pasalnya, pihak korban meminta Migrant Care untuk tidak mengangkat kasus itu. Demikian ungkap analis kebijakan publik Migrant Care, Wahyu Susilo. "“Itu adalah laporan kita yang bocor. Itu laporan internal, sama sekali tidak untuk dipublikasikan,” ujar Wahyu saat dihubungi VIVAnews, Kamis 6 Januari 2011. Dia mengaku bingung setelah diberitahu bahwa laporan internal itu bisa sampai ke laman spesialis pembocor informasi rahasia, WikiLeaks, dan akhirnya diberitakan oleh media alternatif di Malaysia. “Saya juga tidak tahu WikiLeaks itu dapat darimana,” ujar Wahyu. Dia menyatakan organisasinya tidak pernah memberikan laporan itu kepada pihak media manapun. Sementara Direktur Migrant Care Jumat malam 7/1/11 menyatakan Rubingah (46) mengatakan tidak pernah diperkosa menteri Malaysia Rais Yatim. Migrant Care yang pernah menerima pengaduan Rubingah pun menghentikan advokasi sesuai permintaan dia. [caption id="attachment_82047" align="alignleft" width="300" caption="Anis Hidayah Dir Eksekutif Migrant Care"]

12944079622093848570
12944079622093848570
[/caption] "Advokasi di tahun 2007 kami hentikan karena korban tidak mau kasus tersebut dipublikasi atau diteruskan ke ranah hukum," ujar Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, kepada detikcom, Jumat (7/1/2011). Anis menuturkan, Migrant Care melakukan advokasi kasus Rubingah atas permintaan KBRI Malaysia di Kuala Lumpur. KBRI meminta bantuan Migrant Care untuk memberikan advokasi setelah Rubingah melaporkan pemerkosaan yang dialaminya. "Waktu itu kami ikut membaca pengaduannya dan keluarganya yang mengatakan diperkosa oleh majikannya yang pejabat tinggi Malaysia ke KBRI yang dibuat di surat resmi dilengkapi foto," ungkap Anis. Berbekal laporan tersebut, Anis menuturkan, Migrant Care langsung menelusuri kasus tersebut. Migrant Care bahkan sempat memintai keterangan keluarga Rubingah. "KBRI meminta kita melakukan investigasi bukti-bukti karena untuk diproses secara hukum memerlukan bukti kuat. Sehingga kami bertolak ke rumahnya untuk menemuinya dan keluarganya," paparnya. Sayangnya, Rubingah dan keluarganya meminta agar penelusuran dihentikan. Tidak diketahui pasti apa penyebabnya. "Di rumahnya dia dan keluarganya tidak mau diteruskan ke publik dan tidak mau dibawa ke ranah hukum," tandasnya. Memang Sulit Dibuktikan Kasus perkosaan yang terjadi tahun 2007 itu memang sangat sulit dibuktikan karena tidak ada lagi bukti-buktinya dengan tenggang waktu yang begitu lama, kurang lebih tiga tahun. Pembuktian hanya berdasarkan saksi-saksi. Masalahnya si korban sendiri tidak melapor kepada polisi, dan lebih memilih diam. [caption id="attachment_82052" align="alignleft" width="300" caption="Mantan PM Malaysia Ahmad Badawi"]
12944091141048564604
12944091141048564604
[/caption] Tidak jelas apakah diamnya ini memang karena malu aibnya diketahui keluarganya, atau karena diberi sesuatu misalnya sejumlah uang untuk tutup mulut. Namun menurut berita TVOne Jumat malam 7/1/11, kasus ini memang sengaja ditutup-tutupi oleh Pemerintah Malaysia waktu itu dengan PM Ahmad Badawi untuk mejaga hubungan baik dengan Indonesia. Benarkah?, Apa bukan untuk menjaga kelanggengan pemerintahannya sendiri waktu itu?. Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya dari kasus tuduhan pemerkosaan TKW oleh seorang Menteri Malaysia. Kalau beberapa waktu yang lalu pers Indonesia dan Malaysia ramai dengan pemberitaan penembakan laser oleh penonton Malaysia terhadap para pemain timnas Indonesia dalam final leg pertama di kejuaraan AFF 2010, saat ini yanag ramai dikoran dan TV adalah “penembakan” oleh seorang Menteri Malaysia ke seorang TKW Indonesia. Kapan Indonesia ganti balas menembak Malaysia?. Kedutaan Besar Indonsia di Malaysia sekali lagi terbukti “memble”.

Depok, 7 Januari 2011

Bakaruddin Is

Source: VIVAnews, detik com dan TVOne

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun