Mohon tunggu...
Bakaruddin Is
Bakaruddin Is Mohon Tunggu... -

Saya pensiunan PNS di Departemen Pertanian, pendidikan terakhir Faculty of Agriculture and Forestry, Univesity of Melbourne, Australia. Saat ini giat dalam kegiatan Dakwah dan Tabligh serta menjalankan bisnis Air Oxy http://www.my-oxy.com/?id=rudinis dan kalung/ gelang biomagnet http://www.biomagwolrd.com 0815 910 5151

Selanjutnya

Tutup

Politik

“Bom” Kompor Gas LPG: Pemerintah Benar-benar Zalim

22 Juli 2010   13:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:40 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintahan SBY benar-benar zalim. Setiap hari dia “membunuh” rakyatnya melalui “bom” bentuk baru, yaitu tabung gas LPG 3 Kg, bahkan beberapa di antaranya dari tabung gas LPG 12 Kg.Hanya Indonesia satu-satunya Negera di dunia yang menteror rakyatnya dengan bom gas LPJG dengan alasan untuk penghematan anggaran Negara .

Para Korban Ledakan Gas LPG

Berdasarakan tim investigasi RCTI, pada bulan Juli 2010 ini saja, sampai dengan 21 Juli, sudah terjadi 36 (tiga puluh enam) ledakan gas LPG di berbagai daerah di Indonesia. Ini berarti hampir 2 (dua) ledakan gas LPJ setiap hari. Luar biasa. Ini artinya sampai akhir bulan Juli akan ada lagi sekitar 20 ledakan baru. Semoga ini tidak terjadi. Kita, termasuk pengguna tabung 12 kg menjadi cemas setiap kali mau masak.

Berdasarkan sumber lain, sampai dengan saat ini sudah ada 14 orang yang meninggal, dan lebih 40 yang mengalami luka-luka bakar. Di Jakarta Utara, dalam sebuah ledakan gassaja, merenggut nyawa 5 (lima) orang sekaligus. Suatu peristiwa yang sangat luar biasa. Hampir sama dengan bebrapa kejadian bom bunuh diri di Irak yang benar-benar menggunakan bom beneran.

Ledakan gas LPG yang terbaru, terjadi pada 21 Juli di Bandung dan Cilacap yang mengakibatkan tiga orang luka-luka bakar. Mungkin saat artikel ini dibuat Kamis pagi 22 Juli, sedang terjadi ledakan gas juga di suatu tempat. Dan ternyata benar, hari ini ada lagi ledakan gas 12 kg di Balik Papan Kalimantan Timur.

Bukan hanya manusia yang jadi korban, baik yang meninggal maupun yang luka-luka bakar, tapi juga harta kekayaan, termasuk hancur dan terbakarnnya rumah dan segala harta para korban.

Pemerintah yang Tidak Peka Terhadap Penderitaan Rakyat

Meskipun sudah begitu banyak korban, tetapi tidak nampak rasa sedih atau simpati sama sekali dari Presiden SBY dan para politisi dari Partai Demokrat. Orang-orang Partai Demokrat ini, ngotot meng-klaim bahwa program konversi dari minyak tanah ke gas telah berhasil, yaitu dapat menghemat anggaran lebih Rp. 44 triluan, tanpa mau melihat begitu banyaknya korban jiwa dan harta manusia.

Para “jubir” Partai Demokrat terutama Ruhut Sitompul yang selalu “mati-matian” membela apapun kebijakan dan keputusan Pemerintah, tanpa mau mendengarkan pendapat pihak lain. Kita masih ingat betapa “ngotot” mereka dalam membela penggelontoran dana Bank Century sebesar Rp. 6,7 triliun, bahwa kebijakan tersebut adalah benar, padahal hamper seluruh lain berpendapat sebaliknya. Sampai saat ini kasus Bank Century, nyaris tak terdengar.

Harga Nyawa Manusia Indonesia Lebih Rendah dari Seekor Anjing?

Pertanyaan ini bukan berlebihan atau meng-ada-ada. Kita lihat bagaimana sibuknya para petugas penyelamat di Australia hanya untuk menyelamatkan nyawa seeokor anjingyang terperangkap dalam sebuah bangunan sehingga para petugas harus menjebol dinding bangunan dengan peralatan lengkap.

Atau bagaimana para pencinta lingkungan hidup berusaha menyelamatkan belasan ekor ikan paus yang terdampar di sebuah pantai di Australia?

Sedangkan di Indonesia, nyawa terutama rakyat kecil dan miskin sepertinya tidak ada harganya sama sekali. Sudah puluhan nyawa melayang dan luka-luka bakar karena ledakan kompor gas LPG, tapi Pemerintah masih tenang-tenang saja. Apakah harga manusia Indonesia lebih rendah dari seekor binatang, bahkan seekor anjing?. Astagfirullah.

Korban Balita Ridho

Bukan itu saja, bagi yang masih hidup, banyak yang menderita cacat seumur hidup. Salah satu di antaranya yang banyak diekspose di media masa adalah seorang anak yang berumur empat tahun, Ridho yang hampir seluruh tubuhnya mengalami kebakaran termasuk mukanya yang sebenarnya tampan. Muka Ridho tampak seperti monster.

Ridho dan ibunya sempat melakukan demo ke Istana Negara, tapi hanya “dicuekin” saja oleh SBY dan stafnya dengan alasan sedang rapat. Setelah kasus Ridho ini diekspose sedemikian rupa, dan mendapat sorotan dan kritikan besar dari masyarakat, barulah Pemerintah memberikan sedikit perhatiannya melalui Kementerian Kesehatan dan Pertamina.

Saat ini Ridho sedang dirawat di RSCM Jakarta. Semoga kondisi fisk dan kejiwaan Ridho dapat pulih kembali. Setidak-tidaknya wajahnya tidak menakutkan lagi seperti monster sehingga dapat berinteraksi dan hidup normal di tengah-tengah masyarakat.

Simpati dan Bantuan dari Masyarakat

Sebuah stasiun TV swasta, TV One, membuka rekening bagi pemirsa untuk membantu biaya pengobatan Ridho. Dalam satu hari saja sudah terkumpul dana sebesar lebih dari Rp. 44 juta. Rekening tersebut langsung ditutup hari itu juga. Apabila rekening itu dibiarkan terbuka, mungkin sampai saat ini sudah miliaran dana sudah berhasil dikumpulkan dari para simpatisan.Reaksi bantuan spontan masyarakat utu menunjukkan betapa “geramnya” mereka atas begitu “lebai”nya Pemerintahan SBY dalam menanggulangi kasus-kasus yang banyak merugikan masyarakat akhir-akhir ini

Tidak jelas mengapa TV tersebut segera menutup rekening bantuan untuk Ridho, padahal sbenaranya masih banyak sekali “Ridho-ridho lain” korban ledakan gas LPG yang saat ini sangat membutuhkan bantuan, yang membutuhkan dana yang sangat besar, muking miliaran rupiah.

Bantuan dari Pemerintah Sangat Minimalis

Menyaksikan pengakuan dari para korban di TV, nampak sekali bahwa bantuan dari Pemerintah terhadap para korban ini sangat “minimalis”. Mereka yang meninggal hanya mendapat biaya pengubruan saja. Yang menderita luka bakar, hanya mendapat biaya pengobatan minimal. Mereka harus berobat ke rumah sakit dengan memakai biaya sendiri terlebih dahulu.

Setelah menyerahkan kwitansi ke Pertamina, uangnya baru diganti. Padahal mestinya tidak demikian, karena untuk berobta itu mereka mengelurakan biaya tarnsportasi baik bagi korban maupun jkorban yang mengantar. Belum lagi biaya lain-lain.

Mestinya bantuan terhadap para korban jauh lebih banyak dari itu, termasuk biaya untuk modal usaha misalnya, karena para korban umumnya kehilangan pekerjaannya, baik diberhentikan karena lama tidak masuk kerja saat dirawat atau karena fisik mereka yang cacat yang tidak memungkinkan mereka bekerja kembali.

Bagi korban anak-anak seperti Ardiyansyah yang berumur 12 tahun, saat ini tidak mau pergi ke sekolah lagi, disamping karena lukanya memang belum sembuh benar, tetapi juga karena dia merasa malu untuk bertemu dengan teman-temannya. Hal seperti ini mestinya mendapat perhatian dan bantuan dari Pemerintah seperti konsultasi dengan psikolog dlsb..

Kemungkinan Penyebab Ledakan

Ada beberapa penyebab yang kemungkinan mengapa begitu banyak terjadainya ledakan gas LPG di tanah air, antara lain:


  • Persiapan yang sangat kurang, sehingga pengadaan tabung yang mencapai 40 juta tabung dalam waktu singkat, yang dilakukan oleh perusahaan industri dalam negeri dengan kualitas asal-asalan, tidak berstandar SNI. Begitu juga dengan pipa dan regulatornya yang tidak standar SNI. Padahal sudah ada ketentuan dalam Undang-undang Perlindungan Konsumen, yang menjamin keamanan konsumen, menjamin bahwa semu produk yang dipasarkan harus berstandar SNI


  • Sosialisasi yang sangat kurang bahkan tidak ada sama sekali, padahal hampir seluruh pengguna tabung LPG 3 kg adalah para pengguna baru, bagi golongan kelas menengah ke bawah, yang belum pernah menggunakan gas sebelumnya.


  • Karena kurang pengalaman, mungkin saat memasang regulator, terjadi ketidak-cermatan, sehingga menimbulkan kebocoran gas.


  • Para pengguna yang baru ini, mungkin kondisi rumah yang sempit dan tanpa ventilasi yang baik, sehingga bila terjadi kebocoran gas, maka gas akan “menumpuk” di dalam ruangan. Apalagi di rumah-rumah kontrakan dimana tempat masak/ dapur menyatu dengan ruang lain.

Kejahatan Penyuntikan dan Pengurangan Gas LPG

Ada beberapa kejahatan yang dilakukan oleh para penyalur gas, termasuk yang mendapat izin resmi dari Pertamina, antara lain


  • Terrjadi pengurangan gas tabung Gas 12 Kg sebanyak 2 kg, sehingga tinggal 10 kg saja. Proses pengurangan ini yang dilakukan dengan sembrono mengakibatkan regulator rusak atau tidak berfungsi dengan baik, sehingga kemungkina terjadi kebocoran dan ledakan gas.


  • Karena perbedaan harga yang signifikan antara harga LPG tabung 3 kg dengan tabung 12 kg, sehingga terjadi kejahatan memindahkan gas dari tabung 3 kg ke tabung 12 kg, agar mereka mendapat keuntungan yang jauh lebih besar. Setiap tabung 3 kg yang dipindahkan ke tabung 12 kg dapat menghasilkan keuntungan tambahan Rp.29.000, sehingga setiap tabung 12 kg yang diisi dengan gas dari tabung 3 kg dapat memberi keantungan hampir Rp,120.000. Lagi-lagi dengan cara yang sangat sedernaha dengan menggunakan pipa.Proses penyuntikan ini mengakibatkan regulator rusak, yang dapat mengakibatkan kebocoran dan ledakan gas.


  • Terjadinya konversi konsumen yang biasanya menggunakan tabung gas 12 kg ke tabung 3 kg, karena harganya lebih murah. Ini dilakukan oleh para pengusaha kecil, termasuk pemilik warung makan, untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Perlu Hukuman Berat bagi Pelaku Kejahatan

Melihat betapa besar resiko yang dihadapapimasyarakat karena ulah para pengusaha nakal ini, maka perlu sanksi dan hukuman yang jauh lebih berat bagi pelakunya, kalau perlu hukuman mati.

Hukuman berat ini diperlukan karena kejahatan mereka bukan hanya merugikan masyarakat baik jiwa maupun harta, tetapi juga dapat menggagalkan program Pemerintah untuk mengkonversi penggunaan minyak tanah ke gas, yang sebetulnya baik untuk kepentingan Negara dan rakyat itu.

Mestinya Tidak Ada Perbedaan Harga

Selama ada perbedaan harga yang menyolok antara gas LPG kemasan 3 kg dengan yang 12 dan 50 kg, maka usaha illegal dan jahat untuk melakukan penyuntikan, memindahkan isi tabung yang satu ke tabung yang lain, akan tetap terjadi.

Perbedaan harga ini hanya terjadi di Indonesia. Dan untuk itu, sebaiknya harga LPG itu harus disamakan. Caranya bagaimana? Ambil harga “jalan tengah”, yaitu lebih tinggi dari harga LPG kemasan 3 kg, tapi lebih rendah dari harga gas kemasan 12 dan 50 kg. Mengapa begitu? Karena para pengguna LPG kemasan 3 kg itu jauh lebih banyak dari yang kemasan 12 dan 50 kg. Dan biaya dengan harga tersebut, masih lebih murah ketimbang bila rakyat menggunakan minyak tanah dengan harga normal, non subsidi yang saat ini mencapai Rp.8.000- 8.500 per liter. Dan jauh lebih murah bila dibanding dengan “harga yang harus dibayar” oleh seluruh rakyat Indonesia yang mungkin akan tenggelam oleh banjir karena hutan-hutan gundul akibat ditebang untuk dijadikan kayu baker!!!

Saat ini banyak rakyat sudah ketakutan menggunakan gas untuk masak, lalu kembali ke minyak tanah. Karena untuk mendapatkan minyak tanah lebih sulit dan mahal, maka kemungkinan bagi masyarakat untuk kembali ke zaman penjajahan Belanda empat abad yang lalu, yaitu menggunkan kayu bakar. Ini berarti kita harus siap-siap meghadapi banjir yang lebih besar dan dahsyat, karena hutan kita yang semakin gundul!.

Nasib Pemimpin Yang Zalim di Akhirat

Ibnu Umar ra menuturkan, Rasulullah saw bersabda: “Setiap orang di antara kamu adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggung-jawaban atas kepemimpinannya”.Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai tanggung-jawab atas kepemimpinannya. Seorang suami adalah pemimpin di tengah keluarganya dan akan dimintai tanggung-jawab atas kepemimpinannya. Seorang istri adalah pemimpin dan akan dimintai tanggung-jawab atas kepemimpinannya. Seorang pelayan juga pemimpin dalam mengurus harta majikannya dan akan dimintai tanggung-jawab atas kepemimpinnnya (Hr Bukhari dan Muslim).

Begutu besarnya tanggung-jawab terhadap setiap orang, yang notabene adalah seorang pemimpin. Apalagi seorang Presiden Republic Indonesia yang mempunyai rakyat lebih dari 238 juta, tentu tanggung-jawabnya jauh lebih besar lagi.

Dalam sebuah haidist lain Rasulullah saw bersabda: “Sepeninggalku nanti akan ada pembesar-pembesar Negara yang mementingkan diri sendiri dan melakukan banyak tindakan atau kebjiakan yang tidak kalian sukai”. “Apa yang harus kami lakukan jika menemui pembesar-pembesar sperti itu?”, tanya para sahabat.. Maka Rasulullah saw bersabda: “Penuhi kewajibanmu dan mohonlah hakmu kepada Allah”.

Pemimpin yang zalim kelak di Akhirat akan mendapat siksa yang pedih. Abdullah bin Mas’ud mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda: “Penghuni neraka yang mendapat siksa yang paling pedih pada Hari Kiamat adalah yang membunuh Nabidan pemimpin yang zalim (HR Thabrani).

Dalam hadist lain, Ma’qil bin Yasir mengemukakan, Muhammad Rasulullah saw bersabda: “Tak seorangpun yang diserahi oleh Allah untuk memipin rakyat, kemudian dia mati dalam keadaan menipu rakyatnya, melainkan Allah mengharamkan surga baginya (Muttalaq ‘alaih).

Kita hanya berharap, bahwa kasus-kasus banyaknya ledakan kompor gas yang banyak meminta korban jiwa dan harta iin, dapat menjadi suatu pembelajaran yang sangat berharga bagi Pemerintah ke depan agar dapat berlaku lebih bijak terhadap kepentingan rakyat. Semoga

Depok, 22 Juli 2010

Bakaruddin Is

Baca juga:

Saya Menyesal Memilih SBY

http://politik.kompasiana.com/2010/07/20/saya-menyesal-memilih-sby/

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun