Mohon tunggu...
Bakaruddin Is
Bakaruddin Is Mohon Tunggu... -

Saya pensiunan PNS di Departemen Pertanian, pendidikan terakhir Faculty of Agriculture and Forestry, Univesity of Melbourne, Australia. Saat ini giat dalam kegiatan Dakwah dan Tabligh serta menjalankan bisnis Air Oxy http://www.my-oxy.com/?id=rudinis dan kalung/ gelang biomagnet http://www.biomagwolrd.com 0815 910 5151

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kematian

27 Mei 2010   01:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:56 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan dan kematian, merupakan ciptaan Allah, dan hanya Dia-lah yang Maha Menentukan segala sesuatu. Allah berfirman: “Maha Suci Allah yang di-Tangan-Nya segala Kerajaan dan Dia Maha Kuasa atas Segala sesuatu, yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia Menguji kamu, siapa di antar kamu yang lebih baik amalnya, Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (Al Mulk:1-2)

Arikel ini bersifat umum, kematian ibu Ainun Habibie, mantan ibu Negara RI, hanyalah untuk mencari moment yang tepat, karena kematian beliau diliput secara luas, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di luar Negeri. Banyak pelajaran yang dapat kita petik dari kematian ibu yang cantik itu.

Kematian Mantan Ibu Negara Ainun Habibie

Maha Benar Allah yang berfirman bahwa: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan (Al Ankabut 57). Mantan Ibu Negara Ainun Habibie, telah menghadap Allah yang telah menciptakannya. Ibu yang lembut dan cantik itu meninggal dunia di Munich, Jerman 22 Mei 2010. Sekali lagi Indonesia kehilangan salah seorang putri terbaiknya.

Tentu saja sebagai warga yang baik, kita turut bersedih dan berduka atas wafatnya ibu Ainun yang dicintai, dikasihi, disayangi dan dikagumi banyak orang, terutama bagi orang-orang yang pernah berhubungan langsung dengan beliau, termasuk tukang masak, supir, tukang jahit, dlsb. Beberapa selebrities tanah air juga tampak sangat kehilangan sosok ibu yang benar-benar mencerminkan seorang mantan ibu Negara ini. Tidak ada satu orangpun yang berkomentar negative entang beliau.

Hubungan yang sangat dekat dan mesra dengan sang suami mantan Presiden RI ke-3, B.J. Habibie itu pun banyak mendapat perhatian media masa, yang menyatakan bahwa pasangan itu merupakan sebuah contoh dari keluaraga yang sakinah, ma waddah wa ahmah, satu keluarga yang patut dicontoh oleh kita semua ditengah begitu banyak keluarga yang kawin cerai, selingkuh dlsb di tanah air.

Kematian Tidak Tebang Pilih

Kematian dapat menimpa siapa saja, kapan saja dan dimana saja, serta dengan cara apa saja. Kematian sesungguhnya terjadi setiap detik, bahkan tidak cuma satu tapi mungkin ribuan orang setiap detik meninggal di seluruh dunia. Hanya saja kematian seorang mantan ibu Negara, tentu membuat seluruh elemen masyarakat dan bangsa, termasuk Presiden, Wapres, Menteri, Anggota DPR dll, baik yang masih aktif maupun yang sudah pensiun, pada berlomba menyatakan turut berbela-sungkawa dengan mengirimkan bunga tanda ”turut berduka cita” yang harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah per buah.

Kalau dihitung harga seluruh bunga itu dapat mencapai ratusan juta rupiah, sebuah angka yang fantastis dihabiskan sekedar untuk ucapan bela-sungkawa, yang dalam sati hari saja akan menjadi layu, dan akhirnya menjadi sampah.

Seandainya uang untuk membeli bunga itu, digunakan untuk membantu rakyat miskin yang kelaparan, tentu akan lebih bermanfaat. Tapi begitulah kehidupan dunia, manusia lebih banyak yang cari muka dan cari nama ketimbang cari kehidupan akhirat yangsebenarnya jauh lebih baik. Kehidupn yang sesungguhnya, yang abadi. Bukan kehidupan dunia yang sementara dan hanya senda-gurau.

Kemtian bu Tien, pak Harto dan Gusdur

Bila ajal tiba, tak seorang-pun yang mampu menghindari Malaikat Maut, tidak juga Presiden atau istri Presiden.. Sama mudahnya bagi Malikat Maut untuk mencabut nyawa seorang Presiden dengan seorang tukang becak, atau seorang istri Presiden dengan seorang wanita bakul jamu gendong. Dan di hadapan Allah, kemuliaan seseorang bukan ditentukan oleh status sosialnya, tetapi oleh iman dan amal saleh.

Kita masih ingat bagaimana ”hebohnya” Negara ini saat Ibu Tien Soeharto meninggal secara mendadak beberapa tahun lalu di saat hari Raya Idul Adha, yang sampai sekarang tidak diketahui penyebab kematian yang sebenarnya. Tapi resminya, kemtian bu Tien akibat ”serangan jantung”. meski ada isue yang menyatakan bahwa ibu Tien mati tertembak. Hanya Allah dan keluarga Soeharto yang tahu. Kita tidak perlu mempermasalahkannya. Yang jelas semua stasiun TV memebritakannya secara lura-biasa, sepertinya seluruh rakyat berkabung, padahal tidak. Banyak yang justru bergembira.

Begitu juga saat Soeharto meninggal dunia. Indonesia seperti tertimpa gempa bumi dengan kekuatan 10 skala Richter, padahal tidak, Soalnya mantan Presiden Orde Baru yang berkuasa lebih dari 32 tahun itu, meninggal setelah menderita sakit yang cukup lama dengan treatment yang terbaik dari team dokter ahli yang terbaik. Tapi kalau Allah telah menentukan kematian seseorang, tidak seorang manusia-pun yang mampu menghalanginya.

Mantan Presiden Abdurahman Wahid atau Gus Dur, yang seorang ”kiyai”, yang sebelumnya beberapa kali luput dari maut stelah mendapat perawtan yang sangat intensif di Rumah sakit terbaik Negeri ini, pun akhhirnya tidak dapat mengelak dari kematian. Manusia, walau seorang raja atau presiden sekali-pun, tidak berdaya apa-apa di hadapan Allah untuk melawan kematian.. Padahal begitu banyak orang yang berdoa untuk kesembihan Gus Dur, termasuk para ustdadz dan santri dan berbagai kalangan lintas Agama..

Hal ini sesuai dengan firman Allah:”Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya, mereka tidak dapat mengundurkan atau memajukan-nya sesaatpun” (Al A’raf 34). Firman Allah yang lain; ”Di mana saja kamu berada, kematian akan menemui kamu, walaupun kamu berada dalam benteng yang tinggi dan kokoh” (An Nisa 78)

Kalau ”orang besar” seperti pak Harto, Gus Dur dan bu Tien saja yang uangnya tak terbatas untuk ”membeli” kesehatan, tidak berdaya menghindari maut, apalagi kita orang biasa, yang mempunyai uang terbatas. Tiada lain yang dapat kita lakukan kecuali beriman dan beramal saleh, lalu berserah diri kepada Allah.

Kematian Gesang dan Mama Lauren

Di bulan Mei ini, termasuk ibu Ainun Habibie, ada tiga orang yang terkenal di tanah air yang wafat. Baru beberapa hari yang lalu kita-pun dikejutkan dengan meninggalnya Gesang, pencipta lagu-lagu keroncong yang sangat fenomenal, yang salah satu di antaranya, Bengawan Solo, yang telah diterjemahkan ke berbagai bahasa, di antaranya bahasa Jepang dan bahasa Belanda. Untuk menghormati Gesang, pemerintah telah mengnugerahi almarhum dengan Bintang Kebudayaan, dan dimakamkan secara meliter di Surakarta

Berita kematian lainnya, yang cukup mengundang liputan media masa adalah meninggalnya seorang peramal yang sangat terkenal,mama Lauren, yang dengan setia selalu muncul di TV di setipa akhir tahun, untuk meramalkan apa yang akan terjadi di tahun baru berikutnya.

Berdasarkan penilaian banyak orang, bahwa “penerawangan” mama Lauen sering terbukti menjadi kenyataan. Tapi sayang, mama Lauren sendiri tidak mampu meramal nasibnya sendiri, kematiannya. Kalau dia mampu pasti sudah dikemukannya pada bulan Desember 2009 menjelang tutup tahun.

Kematian adalah Rahasia Allah

Kebetulan Ibu Ainun, Gesang dan mama Lauren, meninggal dunia dalam keadaan sudah sepuh, di atasa 70-80 tahun, suatu umur yang memang sudah “sepantasnya” mati. Tapi bukan itu masalahnya. Kematian tidak ada hubungannya dengan umur.

Ada yang meninggal ketika masih dalam kandungan ibunya, ada orang yang meninggal sesaat setelah dilahirkan. Ada yang neinggal di usia balita, atau di usia remaja. Ada yang meninggal hanya beberapa hari sebelum rencana pernikahannya. Begitulah, manusia bisa mati kapan saja, tidak pandang usia, apakah bayi, muda atau tua, semua akan mati bila ajal tiba.

Cara matinya pun bermacam-macam. Ada yang meninggal di tempat tidur senidiri rumahnya, ada yang meninggal di atas perut seorang pelacur, ada yang mati tertabrak pesawat yang jatuh, ada yang meninggal karena tertembak polisi saat melarikan diri karrena berbuat kejahatan. Ada yang mati di meja operasi, ada yang kehilangan nyawa saat melahirkan. Ada yang tewas dalam kecelakaan pesawat, tenggelam di laut dlsb.

Begitulah, kematian merupakan rahasia Allah, Hanya Allah yang tahu kapan kita mati, dimana dan dengan cara apa. Oleh karena itu, mestinya kita harus selalu siap kapan saja ajal menjemput kita. Caranya? Perbanyaklah amal ibadah dan selalu mengingat mati. Orang yang pintar bukan seorang profesor atau doctor, tetapi orang yang selalu ingat bahwa dia akan mati, dan dia telah menyiapkan diri untuk menyambut kematian itu.

Kita Tak Mungkin Dapat Menghindari Kematian

Kita tidak mungkin dapat menghindrar dari kematian, walaupun kita bersembunyi di dalam benteng yang kokoh. Allah berfirman:”Di mana saja kamu berada, kematian akan menemui kamu, walau kamu berada dalam benteng yang tinggi dan kokoh” (An Nisa 78).

Kita juga tak mungkin dapat lari dari kematian itu. Perhatikan ayat berikut:”Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, maka kematian itu akan menemuimu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (Al Jumuah 8)

Kita Pasti Mati dan akan Kembali kepada Allah

Firman Allah:”Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa mnghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, maka akan Kami berikan pula kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memberi balasanbagi orang-orang yang bersyukur”.(Ali Imran 145)

Kita hidup di dunia hanya sementara untuk beribadah, untuk menyiapkan bekal kehidupan di Akhirat kelak. Jangan sampai kita tertipu oleh syaitan, sehingga kita lebih mementingkan kehidupan dunia. Dunia jangan dijadikan tujuan hidup, tapi jadikan sarana untuk mencapai kehidupan yang sebenarnya, kehidupan yang abadi di Surga.

Rasulullah SAW bersabda, bahwa kita hidup di dunia bagaikan seorang musafir yang sedang dalam perjalanan yang sangat jauh. Kita singgah sebentar berteduh di bawah sebuah pohon, lalu akan melanjutkan lagi perjalanan yang sangat panjang

Kehidupan di dunia ini dibanding dengan kehidupan di Akhirat bagaikan kita masuk ke dalam WC untuk buang hajat, hanya sebentar sekali dibanding dengan kita berada di ruang lain. Kalau kita membangun rumah kita di dunia ini sedemikian bagus dan mahalnya, itu sama saja dengan kita membangun WC dari emas. Percuma saja.

Dunia akan kita tinggalkan, dan itupasti, lebih pasti daripada tebitnya matahari di sebelah Timur, karena menjelang Hari Kiamat matahari akan terbit dari Barat.

Kita Hanya Membawa Kain Kafan dan Amal Saleh

Setinggi apapun jabatan kita, sehebat apapun kedudukan kita, sebanyak apapun uang dan harta kekayaan kita, sesayang apapun kita kepada keluarga, suatu saat mereka semua akan meninggalkan kita. Kalau bukan mereka yang meninggalkan kita, maka kitalah yang akan meninggalkan mereka, dan itu.pasti.

Kita akan kembali kepada Allah dengan meninggalkan itu semua. Kita hanya ditemani dua helai kain putih, kain kafan. Keluarga kita, istri atau suami dan anak-anak dan cucu-cucu hanya mengantar kita sampai ke kuburan (itupun belum tentu), harta (mobil )kita mungkin mengantar kita ke kuburan

Tapi hanya amal saleh dan ibadah yang setia menemani kita sampai ke liang kubur. Dan pahala yang paling besar ganjarannya di sisi Allah adalah pahala jihad, karena sesaat saja kita keluar di Jalan Allah lebih besar pahalanya daripada pahala seluruh ibadah kita selama kita hidup yang kita jalankan saat bersama keluarga.. Namun perlu saya tegaskan, bahwa jihad bukan membunuh manusia seperti para terorist itu, tapi mengajak manusia kepada Allah. Membunuh serorang manusia, seolah-olah kita membunuh seluruh umat manusia.(Al Qur’an).

Perumpamaan antara Keluarga Harta dan Amal Soleh

Suatu ketika Nabi SAW bertanya kepada para sahabanya:: “Tahukah kalian bagaimana perempamaankalian dengan sanak saudara kalian, harta kalian dan amal perbuatan kalian?”. Atas keinginan para sahabat Nabi SAW bersabda:”Perumpamaannya bagaikan seseorang yang mempunyai tiga sauadara.

Menjelang kematiannnya, ia memanggil saudara-sauadaranya dan berkata: “Saudara-saudaraku, kalian telah mengetahui bagaimana keadaanku kini?”. Saudaranya yang pertama menjawab: “Aku akan menyayangimu, aku akan mengobatimu, dan aku akan melayani segala keperluanmu. Jika kamu meninggal dunia, aku akan memandikanmu, mengkafanimu, dan menguburkanmu. Lalu aku akan selalu mengingat kebaikanmu. Sabda Nabi: “Saudara seperti ini adalah keluarga dan sanak-saudaramu”.

Kemudaian pertanyaan yang sama diajukan kepada saudaranya yang kedua. Lalu dijawab: “Aku akan bersamamu selama engkau masih hidup. Jika kamu meninggal dunia, aku akan pergi kepada orang lain”. “Saudaranya ini adalah hartanya”.

Kemudian ia memanggil saudaranya yang ke-tiga, dan menanyakan hal yang sama. Maka dijawab: “Walaupun di dalam kubur aku akan tetap bersamamu. Akan ku tenangkan hatimu jika akan dihisab, dan aku akan meberatkan timbangan amal baikmu”. Saudaranya yang ketiga ini adalah amal salehnya”

Sabda Nabi SAW: “Sekarang sebutlah, manakah yang menjadi pilihanmu?”. Para sahabat r.hum menjawab: “Ya Rasulullah, jelas saudara yang terakhir itulah yang kami pilih. Yang pertama dan kedua kurang bermanfaat

Keselamatan di Kubur Sebagai Barometer

Kubur adalah tempat persinggahan pergantian antara dua alam. Kubur adalah akhir dari kehidupan dunia, sekaligus awal kehidupan Akhirat. Alam kubur adalah barometer untuk kehidupan selanjutnya. Bila kita selamat di alam kubur, insya Allah akan selamat juga saat kita meniti Jembatan Syirat.

Begitu juga di Alam Mahsyar yang sangat dahsyat dimana matahari begitu dekatnya. Kalau di alam Mahsyar kita selamat, insya-Allah ke Surgalah kita akan kembali. Suatu tempat yang sangat diinginkan oleh setiap manusia, tempat nenek moyang kita dulu berasal, Adam dan Hawa. Semoga kita kelak akan masuk ke dalam Surga karena Kasih dan Sayang Allah. Amin ya Robbal A’lamin.

Rasulullah bersabda: “Perbanyaklah mengingat maut. Di kubur tiada seharipun yang terlewat kecuali kubur akan berkata: “Aku rumah yang tidak mengenal persahabatan, aku rumah kesendirian, aku rumah yang penuh tanah, aku rumah ulat-ulat.

Sambutan Kubur Terhadap Orang Beriman

Apabila seoarang Mukmin diletakkan di dalam kubur, kubur akan berkata: “Selamat dating wahai Fulan, bagus engkau telah datang. Di antara orang-orang yang tinggal di atas bumi, engkaulah orang yang paling aku sukai. Sekarang engkau telah tiba, maka aku akan berbuat yang terbaik untukmu”.

Lalu kubur akan melebar seluas pandangan mayit, dan akan dibukakan salah satu pintu Surga baginya, sehingga berhembus angin Surga kepadanya, dan akan tercium harumnya Surga.

Perlakuan Kubur Terhadap Penjahat

Dan jika seorang yang berakhlak buruk di masukkan ke dalam kubur, maka kubur akan berkata: “Tiada ucapan selamat datang bagimu. Sangat buruk kedatanganmu ini. Dari semua orang yang berada di atas bumi, kamulah yang paling kubenci. Sekarang kamu datang kepadaku. Maka lihatlah bagaimana aku memperlakukan dirimu.

Kemudian kubur akan merapat dan terus menghimpitnya, sehingga tulang rusuknya saling menikam. Lalu datanglah 70 ekor ular untuk menyilksanya. Jika satu tetes saja dari bisa ular itu jatuh ke bumi, tidak sehelai rumputpun yang dapat tumbuh di atas bumi.

Ular itu terus menerus mematukknya sampai hari Kiamat. Sabda Nabi: “Kubur adalah taman dari taman-taman Surga, atau jurang dari jurang-jurang Neraka”.(Myskat)

Seandainya Malaikat Dapat Disuap

Seandainya Malaikat dapat disuap seperti para Aparat Penegak Hukum sekarang ini yang “hoby” menyuap dan disuap, maka:


  • Pastilah para koruptor, markus pajak, mafia hukum dan peradilan, sertaadvokat akan menyuap para Malaikat agar tidak mecatat dosa-dosa mereka
  • Pastilah para penjahat pengemplang pajak minta agar dosa-dosa mereka dihapuskan begitu saja dari buku catatan amal mereka
  • Pastilah para pemimpin dan pejabat yang korup, yang membohongi rakyat saat kampanye, disaat sakratul maut, akan menyuap para Malaikat Pencabut Nyawa, agar tidak mencabut nyawa mereka
  • Pastilah para pendosa itu akan menyuap Malaikat Penjaga Pintu Neraka agar tidak menyeret mereka ke dalam Neraka, yang panas apinya 70 kali lipat panasnya api dunia, padahal api dunia dapat dipanaskan sampai ribuan derajat.
  • Pastilah para pendosa itu akan menyuap Malaikat Penjaga Pintu Surga agar “menyelundupkan” mereka ke dalam Surga

Untunglah:


  • Malaikat bukan manusia yang dapat disuap
  • Malaikat bukan manusia yang dapat dijadikan saksi palsu dan melakukan kebohongan publik
  • Malaikat bukan manusia yang dapat merekayasa sesuatu yang dia perbuat menjadi seolah-olah tidak mereka perbuat, atau sebaliknya yang dia tidak perbuat seolah-olah mereka lakukan
  • Malaikat bukan manusia yang munafik, yang tidak sejalan antara perkataan dan perbuatan
  • Malaikat bukan manusia yang tamak memperkaya diri dengan segala cara tanpa peduli mengambil uang rakyat dengan mega korupsi
  • Malaikat bukan manusia yang tidak pernah puas dengan yang telah didapatnya, sehingga seandainya dia sudah mempunyai satu gunung emas, maka dia akan mencari gunung emas lainnya.
  • Malaikat bukan manusia yang mempunyai sifat-sifat buruk lainnya

Penutup:

Kematian begitu menakutkan, tapi tak bisa dihindarkan, dan itu pasti akanterjadi pada setiap insan yang telah dilahirkan.

Kematian tidak pandang bulu, bisa datang setiap waktu tanpa peringatan terlebih dahulu

.Untuk menghadapi kematian hanya ada satu jalan, perkuat iman dan perbanyak ibadah dan amal saleh.kepada Tuhan

Semoga artikel ini bermanfaat adanya untuk mengingatkan kita semua dan dinilai Allah sebagai amal baik bagikita, penulis dan pembaca.

Selamat jalan ibu Ainun Habibie

Engkaulah ibu sejati yang banyak memberi inspirasi

Semga Allah mengampuni dosa-dosa ibu dan menerima segala amal ibadah ibu dan menempatkan ibu di tempat yang paling indah di Surga. Amin

Depok, 26 Mei 2010

Bakaruddi Is

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun