Mohon tunggu...
Baizul Zaman
Baizul Zaman Mohon Tunggu... Dosen - -

lahir di pulau Muna, Desa Pure, Kelurahan Labunia, Tahun 1988. Setelah tamat Sekolah di SMA 2 RAHA, saya melanjutkan kuliah di STMIK Dipanegara Makassar sampai tahun 2010. Tahun 2013 melanjutkan Studi S2 Bidang Teknik Informatika Universitas Hasanuddin.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan Heran Kalau Covid-19 di Sulawesi Selatan Meningkat Drastis

26 Juni 2020   07:48 Diperbarui: 26 Juni 2020   08:00 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di luar Pulau Jawa, Sulawesi Selatan memegang rekor tertinggi jumlah kasus Covid-19. Dengan Jumlah pasien yang terkonfirmasi per tanggal 6 Juni 2020 sebanyak 4297 orang. Sedangkan yang sembuh baru mencapai 1.461 orang dan yang meninggal dunia sudah sebanyak 155 orang.

Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan. Apalagi, sejumlah kebijakan yang diambil oleh pemerintah hari ini sama sekali tidak memberikan dampak yang cukup signifikan untuk menekan laju penyebaran virus asal Wuhan ini.

Sejauh ini, yang bisa dilakukan oleh pemerintah hanya memberikan himbauan saja. Padahal, sudah menjadi rahasia umum kalau hal semacam ini tidak pernah bisa membuahkan hasil. Soalnya, tingkat kesadaran masyarakat kita masih sangat rendah.  Hal ini bisa kita lihat dari perilaku masyarakat yang beraktivitas di luar rumah saat PSBB sudah berakhir.

Di tempat-tempat umum  yang telah dibuka seperti pusat perbelanjaan, tempat wisata dan warung-warung makan kita bisa melihat bagaimana orang-orang berinteraksi seperti biasa seolah tidak terjadi apa-apa. Sangat jarang  ada yang menggunakan masker atau betul-betul menjaga jarak. Padahal, hal seperti itu sangat berpotensi untuk memicu penyebaran Covid-19.

Beberapa daerah di Sulawesi Selatan seperti Makassar yang menjadi episentrum penyebaran Covid-19 ini sebetulnya sudah merancang sebuah aturan yang mengatur tentang pemberian sanksi terhadap setiap orang yang melanggar protokol kesehatan. Hanya saja, setelah mulai diberlakukan sejak 20 Juni 2020 yang lalu, sampai hari ini hampir tidak kelihatan kalau peraturan itu betul-betul berjalan sesuai dengan fungsinya. Karena memang kenyataan di lapangan, masih banyak orang yang bersatani ria tanpa mau perduli dengan apa yang terjadi.

Padahal, fasilitas kesehatan yang ditunjuk untuk menampung pasien Covid-19 sudah hampir penuh. Para petugas kesehatan yang ada disana pun mulai kewalahan dan keletihan. Bahkan, sudah banyak dari mereka yang saat ini telah terinveksi Covid-19.

Untuk bisa keluar dari persoalan ini tentu bukanlah pekerjaan yang mudah. Pemerintah sendiri betul-betul harus mengambil langkah strategis yang dapat memotong laju penyebaran Covid-19 ini. Masyarakat pun harusnya  menyadari betul bahwa apa yang terjadi saat ini akan bisa bertambah parah jika protokol kesehatan diabaikan begitu saja. Jika kedua hal ini tidak dilakukan, maka bukan tidak mungkin persoalan Covid-19 di Sulawesi Selatan akans emakin panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun