Berangkat dari realitas yang ada saat ini, maka kita bisa menarik satu benang merah bahwa masih maraknya konten negatif di dunia maya akibat telah hilangnya kesadaran masyarakat. Mereka tidak perduli dengan konsekuensi yang akan didapatkan setelah mereka melakukan itu. Apalagi, ditambah dengan ketidak konsistenan aparat penegak hukum dalam menindak pelaku penyebaran konten negatif. Maka, lengkap sudahlah semuanya.
Pertanyaanya, seperti apakah langkah yang tepat untuk melawan konten negatif ini?
Sebagai menteri agama, tentu saja jalan yang akan saya tempuh untuk melawan konten negatif adalah melalui pendekatan Agama. Kenapa? Karena hanya dengan Agamalah kita bisa membasuh jiwa dan pikiran yang mulai kerontang. Dengan Agamalah, kita bisa membangun kembali kesadaran yang mulai hilang.
Tentu kita masih ingat, bahwa MUI telah mengeluarkan Fatwa Nomor 24 Tahun 2017. Salah satu isinya tentang haramnya menyebarkan atau membuat konten negatif. Untuk itu, jika saya selaku Menteri Agama, maka Fatwa Haram MUI inilah yang akan saya jadikan sebagai senjata utama untuk melawan konten negatif. Saya akan mensosialisasikan ini kepada seluruh lapisan masyarakat. Khususnya kepada anak-anak sekolah, TK, SD, SMP dan SMA.
Kenapa dimulai dari anak-anak? Ada dua alasan yang mendasari hal ini. Pertama, Karena pada masa inilah saat yang tepat untuk mendoktrin mereka dengan kalimat "Haramnya Konten Negatif".Â
Lewat mata pelajaran Agama, Fatwa MUI inilah yang akan dimasukkan sebagai salah satu pokok pembelajaran di sekolah. Sampai akhirnya, terbentuk dalam pikiran mereka bahwa Konten Negatif itu sama Haramnya dengan mengkonsumsi Babi atau bangkai binatang bagi umat Islam.Â
Dengan demikian maka diharapkan bisa tercipta generasi yang jijik dengan konten negatif. Generasi yang memandang konten negatif sebagai sesuatu yang haram dan pantang untuk dibuat atau disebarkan bukan hanya di dunia maya, namun juga di dunia nyata.
Kedua, Karena anak-anak inilah yang akan menjadi generasi penerus bangsa. Jika kita membiarkan mereka terbiasa dengan perbuatan menyebar dan membuat konten negatif, maka hancurlah masa depan bangsa ini.
Memang tidak gampang untuk melakukan ini semua. Butuh waktu yang lama dan prosesnya pasti akan melelahkan. Akan tetapi, saya selalu yakin. Tidak ada hasil yang menghianati proses.Â
Lambat laun, jika hari ini kita mulai membangun kesadaran masyarakat khususnya anak-anak generasi penerus bangsa dengan pendekatan Agama, maka di masa yang akan datang, konten negatif tidak akan mendapatkan lagi tempatnya untuk tumbuh dan berkembang biak di negeri ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H