Mohon tunggu...
Baizul Zaman
Baizul Zaman Mohon Tunggu... Dosen - -

lahir di pulau Muna, Desa Pure, Kelurahan Labunia, Tahun 1988. Setelah tamat Sekolah di SMA 2 RAHA, saya melanjutkan kuliah di STMIK Dipanegara Makassar sampai tahun 2010. Tahun 2013 melanjutkan Studi S2 Bidang Teknik Informatika Universitas Hasanuddin.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Agar Listrik Tak Selalu Jadi Polemik

23 Desember 2017   12:21 Diperbarui: 23 Desember 2017   12:33 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak 1980 Denmark telah mengelola pertumbuhan ekonominya sama dengan level konsumsi energi. Dalam waktu tiga puluh tahun, Denmark berubah dari negara importir energi menjadi eksportir energi netto, baik ketenagalistrikan dan teknologi energi. Hal ini mulai dilakukan sejak krisis energi tahun 1970-an menghantam Denmark. Sejak saat itu, selama 30 tahun dengan dukungan dari semua sektor akhirnya Denmark maju sebagai pemimpin di dunia energy. Bahkan, 10 persen pendapatan ekspor negara itu berasal dari sektor energi.

Berkaca dari capaian Denmark, Negara kita sebetulnya bisa keluar dari persoalan ketersediaan energy. Hanya saja, kita perlu mengubah paradigmanya, sehingga diperlukan langkah untuk akselerasi. Minimal, banyak infrastruktur yang harus rombak menjadi ramah lingkungan.  Negara  seperti  Denmark  melakukannya lewat insentif, subsidi, dan investasi infrastruktur baru. Selain itu, diperlukan kepemimpinan politik yang kuat agar dapat menciptakan kondisi yang dibutuhkan untuk mengakselerasi adopsi energi hijau.

Intinya, pelajaran yang bisa dipetik dari Denmark adalah pentingnya kepemimpinan untuk mendorong akselerasi ilmu pengetahuan dan kapabilitas di seputar permasalahan. Dengan menciptakan konteks bagi kemandirian dan memanfaatkan gagasan dan kecakapan dari sektor lain, kita akan menempatkan diri di jalur yang tepat untuk mencapai kesuksesan. Sehingga, jika saatnya kita sampai pada titik di mana ketersediaan energy bisa dicapai dengan jalan kemandirian maka pemadaman listrik bergilir hanya akan tinggal kenangan.

Referensi bacaan :

Macro Wikinomic, Solution for Connected Planet; Don Tapscott & Anthony  Williams.

White Paper - The Smart Grid and the Evolution of the Independent System Operator; Chris Thomas, Bruce Hamilton, and Jinho Kim.

U.S. Energy Infrastructure Investment: Large-Scale Integrated Smart Grid Solutions with High Penetration of Renewable Resources, Dispersed Generation, and Customer Participation;Power Systems Engineering Research Center.

Towards A Green Economy for Canada; Sustainable Prosperity

Jurnal Energi Edisi 2 2016.Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral : Program Strategis EBTEKE dan Ketenagalistrikan

https://www.kompasiana.com/hilmanfajrian/smart-grid-lompatan-kuantum-era-green-economy (diakses tanggal 10 November 2017)

https://makassar.sindonews.com/pemadaman-listrik-sesulselrabar-ini-sebabnya (Diakses tanggal 10 November 2017)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun