Tiga hari ini saya tidak menulis apapun disini klo dibilang sibuk ya tidak, iya memang ada usuran ya, tapi sebenarnya juga tidak bisa menjadi alasan, iya apa ya, males gitulah.. hehe.
Jujur, memang saya malas teman-teman, sekarang saja saya menulis ini, berat sekali, benar-benar berat sekali. Tapi saya paksakan jari-jari ini tetap menulis. Klo nggak gitu, ya nggak akan nulis, bahkan bisa-bisa tambah malas. seminggu, dua minggu, sebulan, bahkan sampai bertahun-tahun. Pasti akan begitu terus, berulang-ulang, jika rasa malas ini dibiarkan.
Dalam fikiran saya, saya ingin tulisan saya, ada hikmah atau pelajaran yang dapat diambil, istilahnya sekarang itu 'berdaging'. Saya tidak ingin orang yang membaca tulisan saya hanya membuang-buang waktu. Jadi saya hanya berfikiran itu terus, akhirnya tidak nulis-nulis, hehe. Hanya difikirkan saja.Â
Memang tulisan 'berdaging' itu penting bagi pembaca. Tapi konsistensi seorang penulis itu jauh lebih penting, meskipun tidak bisa dipublikasikan. Yang lebih penting itu nulis, nulis apa saja yang kita fikirkan. Contoh selama tiga hari ini saya juga nulis, tapi tidak sreg atau tidak cocok menurut saya untuk dipublikasikan, jadi saya anggurkan tulisan itu. Jadi jika terlalu banyak ide tapi tidak ditulis, hanya difikirkan saja, jadinya bingung dan akhirnya malas dengan beberapa alasan.
Saya ingat kata-kata guru saya dulu, guru saya berkata bahwa: "Rasa semangat yang menurun itu pasti ada, karena memang kita manusia biasa, tidak bisa dipungkiri. Tapi, jangan pernah larut dalam ketidak-semangatan itu, cukup 1 hari, 2 hari paling lama 1 minggu, setelah itu kita harus paksa diri kita untuk bangkit dan semangat lagi, karena jika berlarut maka malasnya jadi keterusan.
Sedikit cerita lagi dari guru saya yang sama. Guru saya itu ada jam mengajar kitab dikelas saya waktu itu pada pukul 14:00 WIB. Ketika itu guru saya baru datang dari mengajar disekolah lain yang cukup jauh jaraknya. Beliau ngajar dari jam 07.00 WIB, sampai dengan 13.30 WIB. Jadi pulang mengajar disekolah tersebut, guru saya langsung ke sekolah saya, sampai dengan jam 16:00 WIB, Jadi memang guru saya tidak ada waktu istirahat sama sekali.
Kemudian singkat cerita. Waktu itu wajah guru saya, memang seperti yang sangat lelah Pada waktu beliau tidak sedang menjelaskan, guru saya tidur dengan posisi duduk tegak, tapi dalam posisi nyender ke tembok. Kurang lebih selama 5 menit, Kemudian bangun dengan wajah segar. Beberapa menit kemudian setelah pembahasan materi lagi, beliau berkata: "Mohon maaf saya tidur sebentar tadi, karena saya capek, saya izin sebentar saja untuk tidur, tapi bukan untuk terlelap, tapi untuk menyegarkan tubuh saya". begitu kata guru saya. Memang terbukti guru saya wajahnya terlihat segar, setelah terbangun dari tidurnya. Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri.
Cerita guru saya sama persis dengan rasa malas yang saya rasakan sekarang. Namun saya ingin mengambil hikmah dari apa yang guru saya ajarkan kepada saya, terhadap kemalasan ini. Dari malas ini saya akan mendorong diri saya ini untuk lebih semangat lagi dari sebelum-sebelumnya.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk teman-teman semuanya. mungkin juga teman-teman ada yang pernah ngalamin, seperti yang saya rasakan. Jika mungkin teman sekarang juga merasa malas dan jenuh, semoga tulisan ini menjadi pembangkit semangat untuk tetap bergerak, berkarya dan berguna, baik bagi keluarga maupun seluruh masyarakat. Amin.
Nah, agar membaca tulisan ini ada manfaat, saya ingin mengajak semua untuk berdiskusi. Saya ingin bertanya kepada bapak/ibu semuanya, kira-kira apa sih penyebab bapak/ibu menjadi di malas?