Mohon tunggu...
Muhammad Baitus S.
Muhammad Baitus S. Mohon Tunggu... Penulis - Guru Swasta

Bapak-Bapak yang menjadi Seorang Guru dan Seorang Suami

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Sebenarnya Apa yang Diharapkan dari Kemampuan Kita?

8 Mei 2023   22:17 Diperbarui: 8 Mei 2023   22:23 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam ini sepertinya waktu yang tepat untuk istirahat, setelah seharian menghabiskan tenaga dan pikiran, tapi rasanya mata ini sulit sekali untuk terpejam. Seperti ada sesuatu hal yang mengganggu pikiran saya malam ini. Mungkin beberapa saat lagi selesai nulis sedikit unek-unek, saya bisa terlelap.

Saya setiap hari selalu bingung sebenarnya, dengan apa tujuan akhir dari kehidupan ini. Apa sebenarnya yang kita cari?

Jujur, saya ini suka sekali dengan apapun yang berhubungan dengan seni, dengan kemampuan pribadi. Saya ketika melihat mereka yang sukses dengan seni, dengan potensi-potensi dalam diri, seperti ada yang bergetar hati ini, merinding rasanya.

Seperti dulu waktu kecil ketika masih belajar seni beladiri, kawan saya selalu bagus mainnya, selalu menang dalam pertandingannya. Jujur, sorak sorai dari kawan-kawannya, membuat hati saya seperti bergetar, merinding seluruh badan, sampai mata berkaca-kaca. Sampai-sampai dalam hati berkata "Saya harus bisa seperti dia!" Akhirnya saya belajar mati-matian waktu itu. Saya ingin menjadi juara juga waktu itu. Seiring berjalannya waktu, akhirnya saya masuk seleksi sebagai calon untuk bertanding di Langgang (Ring).

Tapi, karena suatu hal ternyata saya pindah seni (yang saya tidak bisa ceritakan) yang justru membuat saya jadi juara. Namun, ya namanya perlombaan setiap perkembangannya pasti ada yang lebih unggul, lambat laun kemampuan seni yang membuat saya juara dari perlombaan itu jadi menurun, tidak juara lagi, akhirnya kamampuan yang saya miliki itu jadi biasa aja gitu.

Semakin kesini, setelah semakin dewasa, menjadi lebih luas lagi pengetahuan keseniannya, karena ya adanya teknologi dan Gadget, yang dengan sangat mudah saya menemukan kesenian yang lebih kreatif yang ditampilkan.

Akhirnya liarlah pikiran ini, ketika melihat orang yang jago potret gambar, seketika ingin menjadi fotografer. Ketika melihat lukisan yang bagus, seketika ingin menjadi seorang pelukis handal dan Ketika melihat orang menyanyi dengan suara merdu nan indah, seketika ingin rasanya menjadi penyanyi internasional, dan masih banyak lagi, seperti menjadi penulis yang hebat, arsitek, tiktoker, selebgram, youtuber dan lain sebagainya.

Termasuk saat ini, saya memilih menulis karena melihat bapak Wijaya Kusuma atau Omjay di Komunitas Guru. Hehe

Kenapa menulis? karena dulu juga pernah belajar di Group Facebook Komunitas Bisa Menulis (KBM) yang dibina oleh bapak Isa Alamsyah penulis best seller sekaligus suami dari ibu Asma Nadia yang juga penulis best seller. Group itu aktif sekali dalam membuat karya tulisan, bukan hanya karya tulisan, tapi lengkap dengan kritik dan saran (krisan), yang sangat disayangkan, pada akhirnya komunitas tersebut diblokir oleh facebook, dikarenakan ada pembaharuan peraturan dari facebook yang sangat ketat.

Dokpri Capture group KBM
Dokpri Capture group KBM

Tidak berhenti disitu saya juga pernah ikut seminar tapi hanya di Group WA selama kurang lebih satu bulan, yang dibina oleh seorang penulis idola saya Mas Ahmad Rifa'i Rif'an penulis buku "Ramadhan, Maaf Kami Masih Sibuk" yang masyaallah best seller juga, semoga beliau selalu diberikan kesehatan oleh Allah swt. Setelah mengikuti beberapa group-group online, akhirnya sedikit-sedikit saya bisa menulis, walaupun masih banyak kekurangan.

Alasan saya menulis disini, juga karena saya ingin mengasah story telling atau public speaking saya di youtube dan media sosial lainnya, yang memang sebelum saya menulis disini saya sudah belajar platform tersebut. Karena saya lebih liar menulis dari pada ngomong depan kamera, jadi saya memutuskan memulainya dari sini. hitung-hitung nabung skrip atau tema untuk bahan story telling. Saya juga klo di depan kamera lebih menjaga privasi, alasannya karena yang nonton pasti orang-orang terdekat, yang mana saya kurang percaya diri gitu. hehe. Klo nulis rasanya lebih leluasa karena mungkin orang terdekat saya tidak ada yang suka membaca, menurut saya. Tapi ada juga yang suka membaca, tapi ya sudahlah. Intinya saya lebih percaya diri menulis. Ada yang sama nggak?

Saya percaya, niat baik yang kita lakukan itu pasti ada saja hikmahnya. Meskipun di Dunia tidak ada yang suka dan merespon kebaikan kita, omongan kita, bahkan tulisan kita. Tapi, ketahuilah itu dari manusia. Kata guru saya dulu "Keinginan kamu untuk berbuat baik itu sudah dicatet sebagai amal kebaikan oleh Allah, apalagi kamu melakukannya" Perkataan itu yang selalu saya ingat, ketika saya gagal.

Sekarang saya mengerti, bahwa tidak ada yang salah dari sekian banyaknya keinginan yang tidak tercapai itu. Selama itu baik, itu menjadi proses positif untuk kita. Saya sadar bahwa tujuan Akhir manusia itu adalah ketenangan, yang mana ketenangan itu kita dapatkan jika kita melakukan sesuatu itu bukan tentang urusan kita dengan Manusia, tapi urusan kita dengan Allah Swt.

Terimakasih telah membaca tulisan iseng saya. Semoga bermanfaat.

Saya, Baitus Muhammad
Warga biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun