Hari ini, 31 Maret 2020 saya akan menjelaskan tentang Aliran Idealisme dan Tokoh – tokohnya, yaitu Plato, Elea, Hegel, David Hume, dan Al – Ghazali.
Idealisme diambil dari Bahasa Latin yaitu idea, yang berarti pikiran, ide, gagasan. Sedangkan dalan KBBI idealisme merupakan sebuah aliran filsafat yang menganggap pikiran atau cita – cita sebagai satu – satunya hal yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami. Dan ada yang mengartikan ide sebagi sesuatu yang hadir dalam jiwa manusia.
Dari penjelasan diatas dalat disimpulkan bahwa aliran idealisme adalah aliran dalam filsafat yang mengedepankan akal pikiran manusia, dan terwujud atau tidaknya sesuatu itu tergantung oleh pemikiran manusia itu sendiri.
Jika dihubungkan dengan dunia pendidikan, idealisme merupakan aliran yang dapat membawa pengaruh besar terhadap dunia pendidikan, terlebih dalam pendidikan di Indonesia. Mengapa?
Baca juga : Pendidikan Filsafat Esensialisme dan Para Filsufnya
Karena dalam aliran idealisme ini terdapat suatu metode yang sangat efisien untuk diterapkan dalam dunia pendidikan. Yaitu metode dialektik. Apa itu metode dialektik?
Metode dialektik merupakan suatu metode untuk memecahkan masalah yang melibatkan tiga unsur, yaitu tesis (persoalan / permasalahan), antitesis ( tanggapan/pendapat), dan sintesis (kesimpulan).
Nah, apabila metode yang seperti ini diterapkan dalam pendidikan maka akan sangat efektif. Karena dengan metode ini mengajarkan bahwa proses berpikir harus disiplin, ketika berpendapat harus dengan pertimbangan yang sangat matan, dan masih banyak lagi.
Selanjutnya, karena di dalam aliran idealism ini menggunakan kurikuluk pendidikan praktis. Bagaimana pendidikan praktis itu, pendidikan praktis merupakan adanya sebuah praktik dalam pendidikan yang bertujuan untuk memudahkan memahami ilmu pengetahuan.
Jadi dalam pendidikan tidak hanya tentang teori saja, namun juga membutuhkan praktik didalamnya. Apabila kurikulum yang seperti ini diterapkan dalam pendidikan, maka itu akan berpengaruh baik terhadap pendidikan, karena dengan adanya kurikulum yang seperti ini, peserta didik lebih mudah memahami suatu materi.
Baca juga : Pragmatisme dan Tokoh-tokoh Pragmatisme Pendidikan Filsafat
Lalu dalam aliran model evaluasi yang digunakan yaitu dengan cara essay. Dengan memberikan evaluasi dengan model seperti ini, mampu mengetahui seberapa pemahaman para peserta didik terhadap materi yang diajarkan, dan dengan cara ini dapat memberi kesempatan peserta didik untuk menjawab pertanyaan dengan bahasa yang ia mengerti.
Selanjutnya, saya akan menjelaskan tentang tokoh – tokoh yang sangat berperan dalam aliran ini, yang pertama yaitu Plato. Plato merupakan murid dari Socrates. Dan semua pemikiran plato tentang aliran ini itu berdasarkan ajaran yang diajarkan oleh Socrates.
Plato berpendapat bahwa ide adalah suatu realitas yang sebenarnya dari segala sesuatu yang ada di alam semesta. Dan ide itu bukan sekedar gagasan yang ada di akal pikiran manusia namun ide merupakan realitas yang sebenar – benarnya.
Yang kedua yaitu madzab Elea, madzhab ini mengajarkan bahwa sesuatu yang ada itu hanya satu, dan tidak berubah – ubah. Dan apa yang dilihat oleh indra manusia itu hanyalah rupa/ bentuknya saja, karena sesuatu “yang ada” hanya dapat diketahui melalui pikiran manusia saja.
Yang ketiga, yaitu Hegel, yang bernama lengkap George William Fredric. Seorang filsuf Jerman yang sangat terkenal. Pemikiran ia tentang aliran ini yaitu ia menganggap bahwa ide adalah sesuatu yang tidak terbatas.
Baca juga : Materialisme dan Pemikiran Tokoh-tokoh Materialisme Pendidikan Filsafat
Dan sesuatu yang terbatas berarti tidak meiliki eksistensi didalamnya. Dan Hegel merupakan tokoh yang mengagas metode dialektika.
Selanjutnya yaitu Immanuel Kant, ia merupakan filsuf yang berasal dari Rusia. Immanuen Kant terinspirasi oleh Hegel dalam pemikirannya.
Ini berawal dari pemikiran Hegel yang mencetuskan teori dialektik, sehingga Kant mencetuskan pure reason (sifat bawaaan manusia dalam dunia pengetahuan disamping dari orang lain ), practical reason (berperilaku sesuai prinsip yang rasional), dan moral judgement.
Selanjutnya yaitu David Hume. Ia adalah filsuf dari Scotlandia. Pemikirannya tentang filsafat yaitu ia menyatakan bahwa semua kebenaran dari realitas itu dapat diperoleh melalui berbagai pengalaman yang dialami oleh manusia.
Yang terakhir yaitu Al – Ghazali. Bernama lengkap Abu Hamid Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu Muhammad Al – Ghazali, dilahirkan di Thusi, yang bergelar Hujjatul Islam.
Pemikiran Al Ghazali terhadap pendidikan yaitu beliau menjunjung tinggi moral agama sebagai pengetahuan yang paling tinggi serta harus diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Dan nilai – nilai moral yang seperti ini seharusnya diterapkan juga dalam dunia pndidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H