Bowo Tik Tok adalah fenomena anak muda tidak kreatif saat ini. Modal lipsing namun langsung terkenal. Kamu tentu saja ingat Sinta & Jojo atau Norman Kamaru yang melakukan hal serupa di Youtube. Mereka mudah terkenal, viral, diundang ke mana-mana dan bahkan melepas pekerjaan yang telah ada karena ketenaran. Apa yang terjadi setelah itu?
Tak ada yang bisa lupa bahwa Sinta, Jojo dan bahkan Norman telah hilang dari peredaran sampai saat ini. Kemudian muncul Bowo yang masih muda sekali dengan ragam gaya yang disukai anak muda pula. Bahkan, dalam sekejap dirinya telah menjadi 'seleb' Tik Tok tanpa harus melalui agensi atau ajang pencarian bakat. Bahkan, untuk dapat "berfoto" saja kamu harus membayarnya sampai 80K.
Ridwan Kamil sempat memublikasikan hal ini dan memang terjadi demikian. Lantas, apa pelajaran penting dari Bowo Tik Tok ini? Banyak sekali.Â
Bahwa tanpa kreativitas kamu akan langsung tenggelam meskipun telah berada di atas awan. Justin Bieber barangkali berbeda karena dirinya bernyanyi dengan suara sendiri lalu dipinang untuk menjadi penyanyi sebenarnya. Sinta & Jojo telah tamat riwayatnya karena kurang beruntung karena ketenaran itu sendiri. Bagaimana dengan Bowo?
Bowo semestinya bersyukur telah dikenal dan dicemooh dan harus memperlihatkan sisi positif untuk menjadi sesuatu. Namun jika seperti ini terus maka akan tenggelam dengan peserta "ajang pencarian" bakat dengan jutaan penggemar dan bahkan telah merilis lagu.
Lalu, jangan lupa bahwa kehadiran Sabyan Gambus menjadi sebuah hal yang benar-benar dikagumi oleh banyak orang dan disegani karena aktivitas mereka yang positif bahkan energi keislaman yang kental sekali. Tidak bisa dilupa begitu saja dan terus menanjak tajam mencapai puncak popularitas.
Kembali kepada Bowo. Apakah akan bertahan dengan keadaan yang demikian? Mungkin iya, mungkin tidak. Bowo mudah sekali terkenal dan langsung viral dalam sekejap tetapi akan mudah dibuang jika tidak memiliki "daya tarik" dan "daya saing" di industri hiburan tanah air.
Zaman internet memang mudah membuatnya menarik tetapi tidak segampang yang diinginkan oleh sebagian besar orang. Modal tampan saja rasanya tidak cukup untuk menjadi pelakon terkenal. Modal jelek juga tidak selalu beruntung untuk menjadi pelawak. Semua itu harus berasal dari ide kreatif agar membuat orang tergoda, terpesona dan tertawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H