Mohon tunggu...
Bai Ruindra
Bai Ruindra Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger

Teacher Blogger and Gadget Reviewer | Penulis Fiksi dan Penggemar Drama Korea | Pemenang Writingthon Asian Games 2018 oleh Kominfo dan Bitread | http://www.bairuindra.com/ | Kerjasama: bairuindra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sehat Reproduksi Diawali dengan Ganti Pakaian Dalam Sehari 3 Kali

25 Juli 2016   10:56 Diperbarui: 25 Juli 2016   21:47 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: s-media-cache-ak0.pinimg.com

Mau tidak mau kami mencari celah untuk menjadi penjawab terbaik sesuai kemampuan dan daya tangkap mereka di usia remaja. Sepuluh dari kami biasanya dibagi lima kelompok, satu kelompok 2 orang untuk satu kelas. Manakala sekolah memberi ruangan dalam skala besar, kami akan ditugaskan semua.

Dokumentasi ini masih berkaitan dengan kampanye kesehatan reproduksi, bahaya narkoba dan penyakit menular seksual. Dokumentasi penyuluhan ke sekolah tidak saya temukan di PKBI Aceh karena cukup jarang kami mengambil gambar waktu itu - Foto dari PKBI Aceh
Dokumentasi ini masih berkaitan dengan kampanye kesehatan reproduksi, bahaya narkoba dan penyakit menular seksual. Dokumentasi penyuluhan ke sekolah tidak saya temukan di PKBI Aceh karena cukup jarang kami mengambil gambar waktu itu - Foto dari PKBI Aceh
Selain berada di depan para remaja di dalam kelas, kami juga punya program radio dan terlibat aktif dalam kegiatan kampanye lain seperti Peringatan Hari AIDS Sedunia, Hari Narkoba dan lain-lain. Program radio sendiri adalah kerja sama PKBI Aceh dengan salah satu radio swasta di Banda Aceh. Program radio ini juga mengupas mengenai beragam tema sesuai usia remaja dan diisi oleh narasumber berkompeten di bidangnya, seperti psikolog dan dokter. 

Di program radio ini pula banyak kasus ditemukan karena siapa saja bebas menelepon dan mengirimkan pesan singkat. Curhatan remaja yang pernah aborsi, diperkosa pacar sendiri, memakai narkoba, kekerasan selama pacaran, bahkan keputihan dan pola menstruasi tidak teratur menjadi pertanyaan yang kerap sekali butuh jawaban segera selama on air yang berdurasi dua jam. Di akhir program tiap Rabu siang itu, kami menganjurkan untuk datang langsung ke kantor PKBI dan bertemu dengan fasilitator remaja, yaitu kami bagian dari CMPP-PKBI Aceh.

Remaja yang berani dan tidak sanggup lagi dengan permasalahan mereka, datang menemui kami. Kapasitas kami sebagai fasilitator hanya bisa mendengar curahan hati mereka, tidak sampai ke solusi terbaik seperti psikolog atau dokter. Mereka yang datang lebih nyaman berbagi kepada kami karena dianggap teman sebaya dan bahkan tidak memberikan resep obat sehingga mereka dipenuhi perasaan galau. 

Belum lagi berbicara konsultasi ke psikolog dan dokter yang tidak membuat mereka nyaman, salah-salah identitas mereka terbongkar dan tercium oleh teman lain dan orang tua. Sedikit saja tercium oleh orang tua maka petaka setelah itu akan lebih besar daripada menerima penyembuhan dari psikolog atau dokter. Didengar secuil oleh teman mereka, bully akan datang lebih dahsyat dari bencana alam untuk ukuran hati mereka yang masih labil. Hal terakhir tentu saja masalah dana, konsultasi ke psikolog dan dokter membutuhkan biaya cukup besar untuk mereka yang belum bekerja.

Salah satu contoh, kami pernah didatangi remaja putri karena mendapat kekerasan dari pacarnya, ada pula yang datang karena telah berhubungan layaknya suami istri dengan pasangannya dan bingung bagaimana lepas dari masalah tersebut, dan yang paling ringan karena masalah keputihan. Kami mendengar, memberikan sedikit masukan untuk mereka melakukan tindakan dan dapat keluar dengan sendirinya dari masalah yang dihadapi. Semua yang mereka dapatkan dari kami itu gratis dan terjamin kerahasiaannya.

CMPP-PKBI Aceh terlibat dalam perayaan Hari Narkoba di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh - Foto dari PKBI Aceh.
CMPP-PKBI Aceh terlibat dalam perayaan Hari Narkoba di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh - Foto dari PKBI Aceh.
Masalah keputihan yang dihadapi oleh remaja putri memang tak terlalu ruwet. Namun masalah ini justru menjadi ketakutan tersendiri bagi mereka yang tidak sembuh dan sulit ke dokter. Bagian kesehatan reproduksi ini menjadi “penyakit kelas berat” bagi remaja putri di usia mereka yang sedang marak-maraknya mengisi buku dengan catatan merah jambu. Sedikit saja terpeleset, maka incaran yang lama diidam akan jatuh ke pangkuan mereka yang lebih wangi.

“Ganti pakaian dalam 3x sehari,” begitu tegas kami. Dengan kata lain, sehari harus mandi minimal 3x jika memungkinkan. Jika tidak memungkinkan artinya sehari 2x saja.

Remaja putri yang tidak ke dokter karena takut diberikan obat, kemudian datang kembali ke kami setelah sembuh dari keputihan yang dideritanya. Ganti pakaian dalam sehari 3x atau 2x ternyata merupakan obat mujarab untuk mencegah dan menyembuhkan keputihan. Keputihan memang penyakit di luar tetapi apabila masuk ke dalam bisa menimbulkan penyakit yang lebih kronis seperti kanker rahim dan sejenisnya. Kami memang tidak sampai menganalisis sejauh itu, kami hanya memberikan arahan jika gatal-gatal dan mengalami bercak putih maka ikuti petunjuk di atas.

Remaja di tingkat usia mereka merupakan personal yang butuh bimbingan dan arahan sehingga apa yang dikerjakan memiliki dampak signifikan. Emosi remaja yang masih meluap-luap tak lantas dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan kepala dingin. Persoalan menstruasi bisa saja menjadi masalah lain apabila remaja putri tidak paham atau belum mendapatkan masukan bagaimana membersihkannya. Kami pernah mendapatkan seorang remaja putri menggunakan handuk kecil sebagai pembalut dan tidak mencucinya seharian. Bayangkan saja apa yang terjadi apabila ini terus terjadi. Pembalut saat menstruasi sejatinya harus diganti dalam minimal 3x hari, lebih banyak lebih baik. Pembalut yang telah dipakai harus dibuang bukan pula dicuci seperti kasus remaja putri di atas dan menggunakannya kembali.

Kepercayaan diri remaja akan sangat terganggu karena masalah kesehatan reproduksi. Mental mereka diadu dengan perang batin teramat panjang agar dapat keluar dari masalah dan segera hidup bahagia bersama pacar unyu-unyu. Remaja putri yang terlanjur mengidap keputihan, malu untuk berinteraksi dengan teman bahkan enggan berdekatan dengan gebetan. Kisah berikutnya adalah kegalauan tak berujung dan menyendiri sehingga masalah yang muncul kian menumpuk. Remaja yang demikian perlu diselamatkan agar mental mereka kembali ke tingkat tinggi, melayang bersama semangat juang dalam meraih mimpi dan angan-angan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun