Mohon tunggu...
Bai Ruindra
Bai Ruindra Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger

Teacher Blogger and Gadget Reviewer | Penulis Fiksi dan Penggemar Drama Korea | Pemenang Writingthon Asian Games 2018 oleh Kominfo dan Bitread | http://www.bairuindra.com/ | Kerjasama: bairuindra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mungkinkah Guru Berhenti Mengajar?

8 Juli 2016   20:57 Diperbarui: 8 Juli 2016   21:02 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Murid berprestasi alih-alih dicubit guru, disentuh pun tak ada. Guru akan menyanjung murid berprestasi karena telah membanggakan sekolah. Murid berprestasi bahkan akan menangis jika guru tak masuk kelas. Murid bandel, jangan harap akan melakukan hal yang sama!

Mungkinkah guru berhenti mengajar saja? Namun tidak dilakukan. Berapa banyak kasus yang menjatuhkan harga diri guru, mereka juga tetap mengajar. Bagaimana jika guru berhenti mengajar? Kamu akan mengajar di rumah? Seorang diri? Home schooling? Anak kamu yang perokok berat tak mau belajar di rumah. Anak kamu yang balap-balapan motor tak pernah betah di rumah. Anak kamu yang suka main bola tak pernah mau belajar seorang diri di rumah.

Kamu sanggup mengajar anak seorang diri? Tidak ada yang salah dengan hal ini. Namun jangan pernah lupa bahwa ilmu sosial tak bisa disamakan dengan huruf dan angka. Kamu mengajar kognitif saja tetapi afektif itu sangat perlu penerapan. Kamu mengajar afektif tetapi penerapan di lingkungan sosial tak ada sama saja bohong. Akhirnya generasi yang muncul adalah mereka yang terkulai begitu gerimis tiba. Murid-murid yang diajarkan di sekolah dengan dapur picu RAM puluhan gigabyte, tetap tahan banting walaupun hujan badai.

Kamu tinggal pilihan nomor punggung yang mana. Tampar anak sekali lagi karena melapor telah ditampar guru. Atau melapor guru ke polisi telah menampar anakmu yang merokok di kamar mandi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun