Besok adalah besok, tak perlu dipikirkan apa yang terjadi!
***
Motor sudah dibeli, sangat lama sekali. Keinginan Jamhur semua terpenuhi termasuk menikahinya dengan gadis tetangga di usia kedua lima. Begitu hari pernikahan berlalu, Jamhur ikut bersama istri tinggal di rumah mertua. Tak ada perpisahan dengan ibunya. Tak ada pula sedikit rupiah ditinggal. Semua dibawa pergi bersama raganya.
Acara pesta pernikahan yang digelar, menghabiskan harta benda Wa Din. Jamhur meminta demikian, tuntutannya agar semua harta Wa Din dijual dan dibuat acara pernikahan dengan mewah. Karena calon istrinya orang kaya, dia pun harus ikut jadi orang kaya, jika tidak Jamhur akan malu!
Wa Din menuruti permintaan Jamhur. Dia adalah anak satu-satunya.
Acara selesai. Harta pun tergadai. Tinggal sepetak tanah tempat berdiri rumah beratap rumbia yang masih saja bocor jika hujan. Dan Jamhur, sudah bahagia bersama istri di rumah mertua yang megah. Mertuanya yang baik hati dan kaya, memberikan modal untuk Jamhur yang pandai menjilat. Jamhur yang banyak pergaulan berhasil membangun sebuah minimarket. Jamhur si anak Wa Din, si miskin itu sudah kaya sekarang!
***
Datanglah Jamhur ke rumah orang tuanya. Wa Din sudah siap menuju masjid. Sebentar lagi waktu magrib tiba.
Bukannya bertanya kabar, bukan pula menyalami tangan ibu dan bapaknya, Jamhur langsung membabi-buta!
“Saya tak mau lagi mendengar omongan orang, Pak!”
Wa Din tertegun. Belum mengerti maksud kedatangan putranya.