Mohon tunggu...
Bai Ruindra
Bai Ruindra Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger

Teacher Blogger and Gadget Reviewer | Penulis Fiksi dan Penggemar Drama Korea | Pemenang Writingthon Asian Games 2018 oleh Kominfo dan Bitread | http://www.bairuindra.com/ | Kerjasama: bairuindra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Kopi Terbalik dan Mitos Panjang Umur

15 Mei 2015   15:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:01 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kopi adalah jalan terbaik untuk tidak tidur!

Anggapan ini benar.

Bagaimana jika,

Minum kopi akan panjang umur!

Ngomong-ngomong, benar atau tidak, ini hanya kepercayaan. Mitos yang mengangkangi akal sehat untuk tak mau lepas dari secangkir kopi. Kafein yang tersimpan di dalam kopi cukup kuat untuk menjadikan seseorang lebih “bertenaga” dalam segala hal. Barangkali, percaya pada sesuatu yang belum terbukti benar adalah sesuatu yang  lain, yang menjadi keharusan yang bikin enak pula. Enak saja mendengar dongeng semacam ini. Karena kopi dipandang sebagai minuman sejuta umat di seluruh dunia. Kopi adalah kopi. Kenikmatan pahit adalah kharisma yang dimilikinya.

Siapa yang minum kopi?

Banyak.

Siapa yang percaya khasiat kopi?

Mungkin sedikit. Orang minum kopi ya minum saja. Karena apa ya karena ingin minum, karena candu, karena murah, karena mudah didapat, karena di Aceh itu kopi terkenal aromanya.

Selamat datang!

Tidak salah lagi. Inilah rumah kopi sesungguhnya, Aceh. Walaupun di daerah lain kopi tetap menjadi minuman sesuai definisi tersendiri, kopi Aceh kerap kali mendapat perlakuan khusus. Ada kopi Ulee Kareung. Ada kopi Takengon/Gayo. Ada kopi phet; kopi pahit tanpa dicampur gula. Ada kopi campur susu, dikenal dengan sanger. Ada kopi tarek, kopi ditarik seperti gambar di bawah ini. Ada pula kupi khop atau kopi terbalik.

Sanger (campuran kopi dan susu). Photo by Bai Ruindra

1431680117653477621
1431680117653477621
Kopi tarek - Photo by Bai Ruindra

1431680202883188381
1431680202883188381
Kupi khop - Photo by Bai Ruindra

Nah, bagian terakhir ini yang menarik. Kupi khop sendiri tidak dijual sembarangan. Ada tempat-tempat khusus. Warung kopi tersendiri yang menyediakan kupi khop ini. Entah karena mitos kupi khop bisa memperpanjang umur. Entah karena susah menyeduhnya. Entah karena tidak melalui penyaringan. Yang pasti, kupi khop ini tidak disaring, bubuk kopi kasar dicampur dengan gula sehingga terlihat ampas di bagian atas.

Kenikmatan apa yang didapat dari kupi khop? Toh, sama saja dengan kopi yang lain. Jika dirasa ya nikmat-nikmat saja. Perbedaannya terletak pada pembuatan yang tidak disaring seperti kopi tarek. Jika kafein pada kopi tarek lebih sedikit karena bubuk kopi tersimpan di dalam kain, pada kupi khop ampas kopi malah bisa terminum. Efeknya jangan ditanya. Untuk Anda yang jarang-jarang minum kopi, bisa tidak tidur dalam waktu lama. Untuk Anda yang pecinta kopi akan biasa-biasa saja.

Candu dari kupi khop ternyata lebih kuat. Kafein yang tersimpan dalam kopi langsung masuk ke pencernaan. Akibatnya, jika orang bermasalah dengan lambung bisa sakit seketika, jika orang alergi kopi bisa tidak tidur semalam suntuk.

Kupi khop bisa memperpanjang umur hanya sebuah anggapan. Di Aceh, satu dua orang yang berumur di atas seratus tahun, belum tentu juga mengonsumsi kupi khop panjang hidupnya. Pembenaran itu terletak pada orang-orang Aceh terdahulu “selalu” minum kopi, tiap saat, apalagi jika sedang beraktivitas, ke sawah misalnya, kopi adalah wajib dibandingkan nasi. Tidak ada fakta yang menelusuri kehidupan orang-orang terdahulu minum kupi khop atau kopi biasa. Kopi tidak terbalik benar diminum, yang efeknya sama dengan kupi khop, sama-sama tidak disaring, bubuk dan gula dicampur ke dalam satu gelas yang ampasnya mengelilingi bagian permukaan gelas dan bagian dasar gelas.

Mitos tetaplah mitos. Yang benar kupi khop memperpanjang umur bergadang.

Lepas dari mitos itu sendiri, kopi apapun tetaplah kopi. Pahit dan manis. Bubuk kopi dicampur gula. Cara penyajiannya terserah mana suka. Asalkan tahan godaan silakan dicoba. Jika tak kuat melawan, jangan coba-coba. Namun, jika Anda ke Aceh, sempatlah minum secangkir saja.

Kupi khop boleh. Kopi tarek silakan. Sanger pun tak apa. Panas, hangat, maupun dingin tergantung selera. Begitulah kopi, sangat menggoda!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun