Mohon tunggu...
Bai Ruindra
Bai Ruindra Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger

Teacher Blogger and Gadget Reviewer | Penulis Fiksi dan Penggemar Drama Korea | Pemenang Writingthon Asian Games 2018 oleh Kominfo dan Bitread | http://www.bairuindra.com/ | Kerjasama: bairuindra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Fatin Si Lupa Lirik!

26 Juni 2013   15:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:24 2210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saya rasa wajar manusia memiliki sifat pelupa; apalagi untuk hal yang baru pertama dilakukannya, di depan orang banyak pula. Seperti Fatin!

Lirik merupakan bicara. Menyampaikan pesan. Bercakap-cakap secara personal maupun kelompok. Penyampaian lirik harus bisa diterima pendengar, lalu dimaknai dan diamalkan jika bermanfaat. Lirik yang bagus akan menjadikan sebuah lagu bagus pula. Ditambah aransemen yang memukau lirik tersebut akan dikenang masyarakat sampai habis masanya. Lirik yang terkesan biasa-biasa saja, hanya mampu didengar dalam waktu yang singkat kemudian dilupakan.

Tak ubah dari berbicara, lirik dinyanyikan seorang penyanyi untuk menyampaikan isi hatinya. Penyanyi mengajark penggemarnya berbicara melalui lirik lagu. Secara tidak langsung lirik lagu itu sudah membuat pembentukan karakter seorang penyanyi. Jika liriknya seperti-seperti itu selalu maka penyanyi juga seperti dalam lirik.

Lirik diciptakan dari problematika kehidupan. Dunia khayal sudah jauh kita tinggalkan semenjak masa globalisasi. Lirik harus mampu menghadirkan suasana nyaman, tenang dan menghayutkan pendengar saat mendengar.

Lirik lagu disampaikan dengan berbagai macam teknik dalam bernyanyi. Tujuan utama bukan memperlihatkan seberapa hebat penyanyi berteknik tinggi, tetapi kecocokan lagu pada pendengar. Biar berteknik melampau bagusnya lirik lagu, jika tidak sampai mengenadi hati pendengar lagu tersebut akan hambar. Tak ada isi apa-apa. Teknik memang perlu dalam menyampaikan lirik, tetapi lirik jauh lebih perlu dihayati agar teknik bisa didapat setelah itu.

Teknik akan hadir secara naluriah jika lagu sudah “diamalkan” oleh penyanyi. Dari penghayatan lagu, adrenalin terpicu dan teknik ikut mengertai. Belajar teknik musti dilakukan seorang penyanyi, apalagi untuk penyanyi pas-pasan tak punya karakter suara yang membedakan dengan penyanyi lain. Teknik bukan nada tinggi, teknik juga bukan harus nada rendah. Teknik adalah cara bernyanyi. Cara menyampaikan lirik!

Fatin yang minim teknik terlihat kewalahan dalam berbicara dalam lirik. Beberapa lagu yang dinyanyikan malah amburadul tak berbekas karena lupa lirik. Walau ada beberapa lagu yang lupa lirik tersebut terkesan lebih bagus dari penyanyi aslinya, lupa lirik jadilah cacat lagu tersebut di mata pendengar.

Rindu – Agnes Monica

Lagu Rindu versi Agnes Monica tidak bisa dilagukan lagi. Kemampuan Agnes dalam bernyanyi dengan karakter kuat dan teknik bagus sudah bukan lagi bahan pembicaraan. Lagu ini menggambarkan rasa rindu berkepanjangan pada orang yang dicintai. Lagu yang bisa dikonotasikan dengan berbagai makna, rindu itu bisa didefinisikan kepada Tuhan, keluarga, teman-teman atau siapa saja. Tidak hanya rindu pada satu orang saja, yang dianggap istimewa.

Fatin menyanyikan lagu ini tidak hanya sendiri, pada bootcamp 1 ini Fatin ditantang bernyanyi dalam kelompok. Dan entah karena apa, alasan bisa datang dari berbagai sisi. Pertama, Fatin baru pertama ikut lomba menyanyi, Fatin belum terbiasa menghafal lagu dalam waktu sebentar, Fatin belum terbiasa bernyanyi dalam kelompok, membagi suara, menahan ego, tidak keluar nada, dan lain-lain.

Banyak hal yang membuat Fatin terbeban. Dia mengaku sangat gugup nyanyi berkelompok. Apalagi dalam grup yang dibentuk mendadak itu, Fatin bersama peserta lain yang sudah mumpuni dalam bernyanyi. Ada Mersya, Alifia, Yemima, Bella, dan Fatin. Keempat kontestan selain Fatin tidak lolos ke babak berikutnya.

Keempat teman dalam kelompok Fatin, mengeluarkan bakat mereka masing-masing. Bagus keempatnya. Giliran Fatin, tampak raut wajahnya tertekan. Tiba gilirannya mengambil suara, lagi. Lupa lirik!

Fatin di bully lagi. Sampai dia menangis di belakang panggung. Masa lagu seenak itu tidak bisa nyanyi. Lupa lirik. Berbahasa Indonesia lagi. Lagu mudah. Lagu penyanyi sekelas Agnes. Orang semua bisa, Fatin tak bisa! Gawat!

Tangisan Fatin memang tak dilihat juri, yang lantas membuat mereka iba. Juri sudah menilai. Memberi penilaian pada semua kontestan yang telah memberikan aksi terbaik mereka. Termasuk Fatin yang lupa lirik!

Babak putusan dimulai, semua kontestan diminta berdiri sejajar di depan juri. Menerima keputusan, baik buruk adalah keputusan. Harus diterima. Tangisan Fatin mungkin akan berlanjut. Toh, dia sudah menyerah bahwa dia satu-satunya kontestan gagal. Cuma dia yang lupa lirik. Dia seorang! Kontestan lain, semua tampil bagus. Tak ada pincang!

Jantung berdetak kencang, para kontestan menerima keputusan juri. Satu-satu nama dipanggil, rata-rata yang menyanyi di atas awan. Berbakat. Punya kemampuan bagus. Punya skill tiada tanding.

Giliran Fatin? Apa kata juri? Ternyata juri meloloskan Fatin ke bootcamp 2, di mana setiap peserta ditantang untuk ngedance. Nama Fatin dipanggil. Wah! Si lupa lirik masuk babak berikutnya! Banyak yang protes. Lihat saja raut wajah kontestan lain.

Pilihan juri sudah ditentukan. Dan poin penting, pilihan juri tidak terputus saat mereka bernyanyi secara kelompok. Juri sudah menilai semenjak audisi, semua dinilai. Sekali penampilan tak maksimal, bisa dimaklumi. Mungkin demikian.

Fatin lolos, karena dia berbeda. Kontestan lain tak lolos, bisa karena suara dan teknik mereka sudah banyak dimiliki penyanyi lain!

Pada bootcamp 2 Fatin masih juga kagok dalam berjoget. Hal ini lumrah, karena joget-joget itu bukanlah suatu budaya keharusan. Tidak bisa joget tak masalah. Beberapa penyanyi juga tak bergoyang jingkrat-jingkrat sampai baju melorot. Penyanyi dunia sekelas Adele juga tidak menggila dengan dance di atas panggung, tampilkan yang terbaik. Sudah lebih dari cukup!

Fatin ikut irama, melangkah kaki ke depan, belakang, kiri, kanan. Dance perlu, sebatas mengetahui saja jika suatu saat menyanyikan lagu beat. Sekali lagi tak wajib.

Penampilan kontestan dinilai oleh koreografer yang sudah disiapkan. Banyak yang tidak bisa dance. Banyak pula yang sudah enjoy lantaran sering dance.

Keputusan juri kembali mendebarkan setiap kontestan. Juri memberi arahan, bahwa penilaian diberikan bukan karena bagus tidak dance tetapi jauh-jauh hari. Nama-nama yang disebutkan akan masuk ke babak berikutnya.

Fatin yang tak bisa dance dan lupa lirik melaju ke babak berikutnya. Setiap kontestan yang masuk diwajibkan satu lagu, Fatin akan membuktikan lagunya menarik!

Apa yang terjadi?

Pumped Up Kicks – Foster The People

Ini lagu yang dinyanyikan Fatin untuk merebut tiket juri melajut ke judges home visit. Fatin memilih lagu yang tepat, menurut kebanyakan orang. Karena lagu ini sesuai dengan karakter vocal dan teknik bernyanyi kelas dasar bagi seorang Fatin. Tak ada nada-nada tinggi yang mesti ditarik sekuat-sekuatnya sampai kuping pendengar pekak. Tak ada pula nada rendah serendah-serendah sampai hilang suara. Semuanya pas, untuk karakter Fatin waktu itu.

Fatin mulai bernyanyi, masih dengan wajah polos tanpa polesan make up artis. Mengenakan baju putih, celana hitam dan jilbab hitam. Biasa-biasa saja. Fatin mengaku dia sudah memilih lagu yang menurutnya asyik. Fatin bernyanyi sesuai tempo, Rossa bahkan mengakui Fatin bernyanyi kena di tempo. Entah karena tempo yang kecepatan, entah karena gamang di depan tiga juri, entah karena masih grogi, entah-entah yang lain. Entahlah.

Menjelang refrain Fatin lupa lirik! Selebihnya tetap mulus! Fatin bernyanyi dengan sangat luar biasa. Lagu Poster The People menjadi hangat dibicarakan dan diputar ulang beberapa radio bahkan stasiun televisi lainnya. Tentu bukan versi Fatin karena dia hanya menyanyikan di bootcamp 3. Pumped Up Kicks versi Fatin menjadi tolak ukur sebuah lagu kembali hebat dinyanyikan penyanyi kamar mandi setelah Grenade.

Kesalahan Fatin karena lupa lirik. Cacat. Enak tetap. Tapi gagal mengekspor lirik hingga sampai menyuntik pendengar.

Lagu Pumped Up Kicks merupakan salah satu lagu yang kembali membuat Fatin semakin terkenal. Tak perlu teriak-teriak dengan teknik mumpuni bukan untuk menarik minat masyarakat? Lagu ini pun menjadi laris manis. Penyanyi asli jadi kembali terkenal dan Fatin menuai sukses.

Banyak penggemar yang menunggu Fatin menyanyikan ulang lagu ini. Orang kembali membandingkan versi Fatin dengan versi aslinya. Versi Fatin dinilai lebih menggelegar, enak saja. Tak ada alasan mengatakan tak enak!

Setelah Fatin usai, Bebi memberi komentar, Bagus! Hanya itu saja.

Lelucon kembali dimainkan Dani dan Rossa, ada-ada saja pertanyaan Dani untuk membully Fatin di atas panggung.

Rossa mengatakan “Kalau nyanyi kamu nempo, tapi pas ngedance kok gak ya?” Fatin manyum.

“Gak bakat…,” jawabnya.

Dani bertanya, “Waktu SD kamu nyanyi lagu apa?”

Jawab Fatin, “Lagu kartun,”

“Lagu apa?” tanya Rossa.

“Lagu kartun, tapi aku na na na aja karena aku gak tahu!”

“Habis itu kamu SMP kan, kamu nyanyi lagu apa?” tanya Dani lagi.

“Aku udah suka Grenade,”

Grenade lagu pertama yang kamu nyanyikan ya?” tegas Dani.

Fatin mengiyakan.

Tak hanya disitu, jika kita lihat diawal video ini, Fatin sudah dipelonco oleh Dani. Dani yang glamor mengatakan Fatin tak memakai lipstik. Nah, anak lugu ini malah menjawab pakai warna pink. Dani makin senang mengganggu, “Kok nggak berubah jadi pink gitu!”

Ada-ada saja.

“Aku tahu, lagu yang pertama bisa adalah Indonesia Raya!” ujar Bebi.

Fatin menjadi bulan-bulanan ketiga juri. Kesalahan pada lirik yang lupa sedikit malah tidak tersentuh oleh ketiga juri. Karena lagu ini bagus, lirik bagus, makna bagus, penyampaian yang luar biasa bagus oleh Fatin menjadikan lagu ini semakin enak didengar. Dani saja tidak tahu lagu ini – yang katanya mengerti banyak lagu. Apalagi untuk mereka yang kurang tahu lagu, bisa saja memberi anggapan ini adalah lagu Fatin.

Harus diakui Pumped Up Kicks versi Fatin sebenarnya jauh lebih menarik dibandingkan Foster The People. Bukan tidak menghargai penyanyi aslinya, namun hampir semua lagu yang dinyanyikan Fatin kemudian setelah lolos ke babak demi babak adalah ciri khas Fatin. Tak ada embel-embel penyanyi aslinya. Lagu ini membawa kekuatan yang tidak ada bandingkan dengan penyanyi asli. Kekuatan itu hanya ada dalam diri Fatin. Dia bisa mengintepretasikan lagu tersebut sehingga sampai ke pendengar. Sampai sejauh ini, lagu Pumped Up Kicks masih diidolakan oleh pedengar, versi Fatin yang lebih segar.

Lagu bertema keluarga yang menawan. Semoga saja dengan lagu ini bisa memberi perdamaian bagi semua orang, mencintai keluarga hal utama yang harus dilakukan sebelum mencintai orang selain itu.

Kesalahan pada lupa lirik, biar Fatin belajar lagi, menggali makna lagu sebelum menyanyikannya!

Cintakan Membawamu Kembali – Dewa 19

Keberuntungan kembali memihak pada Fatin. Sebenarnya kurang tepat menggunakan kata beruntung. Fatin bukan karena beruntung lolos ke babak Judges Home Visit. Fatin sudah memikat sejak diawal penampilannya. Daya pikat kedua setelah menyanyikan Pumped Up Kicks.

Peruntungan Fatin di rumah Rossa, bersama Shena dan Yohanna kemudian lolos ke babak Showcase. Pada babak Showcase Fatin menyanyikan lagu Diamond milik Rihanna.

Lagu Dewa 19 selalu istimewa dibanyak pendengar. Lagunya tak pupus lantaran banyak penyanyi solo dan band papan atas dengan lirik dan aransemen lagu lebih spektakuler. Lagu Dewa 19 tetap dicintai. Dan Fatin memilih salah satu lagu Dewa 19, Cintakan Membawamu Kembali.

Begitu Fatin masuk, Rossa sudah menunggu ditemani Maia Estianty. Ini adalah kejutan untuk Fatin. Dua orang akan menilai penampilannya. Kejutan lain karena lagu yang dibawakan Fatin salah satu lagu masterpiece dari mantan suami Maia.

Fatin mulai menyanyi. Karakter suaranya masih kental sekali. Tetapi pemilihan lagu Cintakan Membawamu Kembali tidak cocok untuk Fatin. Alasan tidak cocok karena Fatin tidak bisa menyanyikan lagu ini dengan bagus, dan apa yang terjadi setelah itu. Fatin lagi-lagi lupa lirik!

Benarlah. Fatin tidak bagus dalam lagu ini. Dibandingkan dengan kontestan lain, Fatin paling lemah. Dia kurang diteknik. Kontestan lain memiliki teknik sendiri-sendiri, sudah pernah belajar mengolah vocal, Fatin cuma belajar sendiri dalam waktu yang relatif singkat. Kendala ini bisa membuat Fatin menjadi apa saja. Salah satunya lupa lirik itu.

Penampilan Fatin masih memikat Rossa. Namun Maia berkata lain. Maia kurang tersentuh dengan lagu yang dibawakan Fatin. Maia mengaku lagu itu diciptakan Dani ketika mereka masih “mesra-mesra”nya. Maia tidak suka karena lagu ini tidak menjiwa pada Fatin. Soal karakter vocal Maia mengakui Fatin memiliki khas lain dari pada yang lain.

Satu kelemahan Maia, anggapan ini bahkan disalahkan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Maia masih dihantui pemikiran, perempuan berjilbab itu hanya pintar dalam mengaji, atau paling tidak qasidahan.

Maia memandang Fatin cocok nyanyi lagu-lagu Islam saja. Jilbab mendukung. Pasti akan lebih banyak penggemar jika Fatin melakukan itu.

Secara tidak langsung, Maia masih mempunyai definisi sempit, bahwa seorang penyanyi itu harus berbadan seksi, baju ketat, baju kurang kain, celana pendek layak celana renang, penuh sensasi, mendesah-desah, merajuk-rajuk dan goyangan aduhai!

Fatin salah dalam melagukan Cintakan Membawamu Kembali, salah dalam lirik, tetapi karakter suaranya jauh berbeda dibandingkan Dewa 19. Penilaian ini luput dari pendengaran dan penglihatan Maia.

Girl On Fire – Alicia Keys

Pada tema my favourite song di Gala Show 3 Fatin memilih lagu Girl On Fire milik Alicia Keys. Fatin mengaku lagu ini dipilih berdasarkan kemauan hatinya sendiri setelah diskusi dengan Rossa dan kru. Lagu ini memiliki tingkat kesulitan yang cukup signifikan. Nada-nadanya terlalu tinggi untuk seorang Fatin yang memiliki range vocal tidak lebar. Lagu ini bisa salah untuk Fatin nyanyikan apalagi suara Alicia Keys, tak ada apa-apanya dengan Fatin.

Lagu ini kemudian menjadi favorite kembali setelah dinyanyikan Fatin. Lagi-lagi, Fatin bernyanyi sesuai cara dia. Lagu ini diaransemen berbeda dari aslinya, lebih rendah nadanya, lebih meremaja untuk penyanyi seusia Fatin. Yang terjadi pada beberapa nada tinggi, Fatin tidak sanggup mencapai kesana. Alicia Keys adalah Girl On Fire yang lebih power, dan Fatin adalah Girl On Fire yang lebih lembut.

Bebi mengatakan Fatin mempunyai anugerah suara yang istimewa sekali, kalau Fatin penyanyi dan dipoles sama Bebi langsung meledak. Intinya Bebi lagi-lagi menyalahkan Fatin salah memilih lagu.

Lagu ini perlu kemampuan yang tinggi, untuk Fatin belum sampai. Untuk karakter vocal Fatin sudah sampai ke tingkat lebih tinggi pada lagu ini. Benar, Fatin perlu belajar agar lebih matang lagi dalam bernyanyi, khusus untuk lagu yang tingkat kesulitan tinggi Fatin harus pontang-panting berusaha.

Anggun, kembali mengatakan, karakter vocal atau warna vocal itu yang mahal, untuk teknik bisa dipelajari oleh siapa saja yang ingin menjadi penyanyi.

Dani menambahkan, modal utama adalah karakter dan warna vocal bukan cuma teknik saja.

Lagu Girl On Fire adalah lagu dari penyanyi hebat dunia. Fatin sudah membuktikan bahwa melagukan lagu “susah” itu bisa dinyanyikan oleh penyanyi kelas “kamar mandi”. Lagu ini jadi milik Fatin, ala penyanyi berjilbab Indonesia, bukan ala Alicia Keys.

Jika ada part yang Fatin tidak sanggup mencapai nada tinggi, akan lebih matang jika teknik bagus. Belum saatnya untuk tingkat penyanyi kelas 1 SD. Masih akan dipelajari sampai dimakan habis.

Satu keunggulan Fatin di lagu ini adalah mencoba ngerap. Satu sisi mensisipi rap dalam sebuah lagu adalah sebuah daya magis. Mencoba kemampuan sebenarnya seorang penyanyi. Rap tidak bisa dilakukan oleh sembarang penyanyi. Sisi lain dengan ngerap penyanyi akan kesusahan mengambil nada-nada tertentu.

Fatin berhasil ngerap tetapi tidak terkontrol sehingga sedikit lirik lupa, loncat ke lirik berikutnya. Ini baru pertama dilakukan Fatin. Sebuah prestasi. Bahkan sampai akhir, penyanyi yang dibanggakan Bebi tak pernah bermain di nada macam-macam selain teriak-teriak saja.

Lupa lirik pada lagu ini bisa terjadi karena lirik yang cepat, dikejar-kejar, hal lain Fatin harus memikirkan koreografi, di mana dia harus naik lagi ke bundaran bulat di depannya yang rasanya tak perlu ada. Salah lirik tidak serta merta Fatin tidak hafal, dia harus hafal banyak hal dan lagu ini dia mengeluarkan kemampuan yang hanya dimiliki oleh segelintir penyanyi. Apalagi untuk takaran Indonesia, selain Iwa K, berapa cuma penyanyi rap yang berciri khas dan selera tinggi. Ada yang lain, tetapi tidak semenarik Iwa K.

Fatin sudah punya modal ngerap. Lain waktu mungkin akan dilakukan lagi. Lebih matang. Lebih berteknik. Dan menghapus sangkaan Fatin hanya bisa di satu lagu!

Everything at Once – Lenka

Menuju babak dua besar, di Road Show to Grand Final, Fatin mengulang kesalahan. Kesalahan ini merupakan kesalahan terbesar yang dilakukan Fatin. Kesalahan tetap sama. Lupa lirik.

Lirik lagu Everything at Once diakui sebagai lirik yang sangat rumit. Tidak ada pengulangan lirik selain pada refrain. Menghafal lagu ini dalam seminggu bukanlah hal mudah, apalagi Fatin harus menghafal tiga lagu sekaligus, bukan hanya lagu juga koreografi untuk tiga lagu. Semua harus dipelajari selama seminggu. Lagu ini merupakan pilihan penonton, karena dianggap sesuai dengan karakter Fatin. Ini acara instan. Bukan acara yang berlangsung lama. Dibandingkan dengan dua finalis lain, Fatin sangat-sangat lemah.

Beban Fatin terlihat selain lagu yang susah, Fatin mengambil tantangan semenjak awal acara. Lagu-lagu yang dinyanyikan Fatin banyak dicela tak enak, tetapi tetap booming. Dua finalis lain mendapatkan giliran lebih awal. Novita Dewi yang katanya memiliki suara dan teknik bagus, hanya mampu bermain di lagu-lagu yang memiliki renge aman. NUDI sedikit sukar mencari celah karena berkelompok. Penampilan kedua finalis yang lebih awal dan mendapat pujian juri jadi cambuk untuk Fatin.

Dengan lagu susah dia harus bisa tampil baik.

Terlepas dari lupa lirik, lagu Everything at Once punya ruh tersendiri saat Fatin menyanyikannya. Lagu ini jauh dari kata Lenka. Versi Lenka adalah milik dia. Versi Fatin adalah milik gadis imut ini seorang.

Lupa lirik adalah kesalahan besar bagi sebagian penonton, pertanyaannya, pilih lupa lirik atau lip sync?

Lupa lirik tidak hanya dialami Fatin, banyak penyanyi mengalaminya. Kemudian Fatin menjadi bahan olok-olok karena dia mengikuti X Factor Indonesia yang ditayangkan secara nasional. Fatin sudah punya penggemar yang lebih besar dibandingkan acara itu sendiri. Fatin sudah dicintai penggemarnya sebelum acara ini sampai babak gala. Bahkan orang lebih mengenal Fatin dibandingan acara X Factor Indonesia.

Satu pertanyaan Bebi yang membuat dia rendah di mata penggemar Fatin, katanya ini bukan Idola Cilik! Dalam arti Bebi memvonis Idola Cilik boleh lupa lirik? Fatin hanya boleh ikut ajang Idola Cilik?

Bebi lupa bahwa Novita hanya bermain di lagu “aman” tak pernah bernyanyi dengan lagu selain itu. Dan Bebi tak perlu mempoles Novita karena dia salah satu penyanyi sudah jadi, sering nyanyi di café-café. Pengalaman Novita kalah jauh dibandingkan Fatin yang baru memulai.

Terlepas dari Fatin lupa lirik di lagu ini, Fatin tetap memiliki kemampuan yang lebih bisa dibanggakan. Terlihat saat dia bernyanyi duet di scene selanjutnya. Fatin tetap semangat, membalas kesalahan dengan kekompakan bersama Rossa.

Lupa lirik bisa terus dipelajari, seiring jam kerja yang semakin banyak, sering bernyanyi, sering terlibat dalam program acara televisi, hal ini bisa disiasati dengan teknik.

Lupa lirik adalah manusiawi, menggerakkan bibir saja tanpa bersuara bagaimana?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun