Mohon tunggu...
Bai Ruindra
Bai Ruindra Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger

Teacher Blogger and Gadget Reviewer | Penulis Fiksi dan Penggemar Drama Korea | Pemenang Writingthon Asian Games 2018 oleh Kominfo dan Bitread | http://www.bairuindra.com/ | Kerjasama: bairuindra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pilih X Factor Indonesia Atau Indonesian Idol 2014?

13 April 2014   17:24 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:44 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut saya, kesalahan terbesar Indonesian Idol 2014 dengan mengcover lagu-lagu yang pernah dicover oleh finalis X Factor Indonesia tahun lalu. Sejak awal, kita sudah benar-benar paham bahwa kedua ajang ini akan dibanding-bandingkan. Tidak bisa dipungkiri Indonesian Idol mengedepankan teknik bernyanyi sedangkan X Factor Indonesia hanya mencari penyanyi dengan faktor X; dalam arti kata berbeda tanpa memandang teknik bernyanyi. Sehingga X Factor Indonesia dilatih oleh mentor sekaligus juri yang sudah malang melintang di industri musik tanah air. Berbeda dengan Indonesian Idol yang dianggap semua finalis sudah mumpuni dan paham betul aturan dalam bernyanyi.

Indonesian Idol 2014 menjadi satu-satunya ajang pencarian bakat yang anjlok dari segi rating. Jumlah penonton sudah lari ke D Akademy yang tayang di Indosiar dan ke program lain seperti YKS dan lain-lain. Namun pengaruh D Akademy menjadi satu-satu penentu kegagalan Indonesian Idol 2014.

Kualitas dari semua finalis Indonesian Idol 2014 sudah tidak diragukan lagi dalam hal teknik bernyanyi. Tetapi dalam hal diterima oleh masyakarat barangkali Indonesian Idol kali ini harus rela diambil oleh X Factor Indonesia. Selama pelaksanaan Indonesian Idol tidak terlihat sesuatu yang menarik seperti X Factor Indonesia. Inilah perbandingan yang nyata sekali, bahwa kualitas bernyanyi tidak menjamin semua orang suka dan mau mendengar. Sebut saja Nowela yang diagung-agungkan juri, ternyata berulang kali malah bosan didengar. Lalu Husein yang mendapat perhatian lebih bahkan tidak mampu membuat saya pribadi ingin menonton ulang tayangannya di Youtube. Lalu finalis yang lain, saya malah enggan menontonnya. Bukan perkara urusan pribadi, tetapi beginilah kondisi yang menjawab bahwa teknik bernyanyi tidak menjamin seorang penyanyi disukai.

Sedikit perbandingan, Anda bisa menelaah sendiri jika seandainya saya salah menilai. Saya memposisikan diri sebagai seorang pendengar, bukan pengamat musik. Toh, saya yang beli lagu-lagu mereka dengan hasil keringat saya bukan pengamat musik itu saja. Dan pendengar itu jauh lebih banyak dibandingkan pengamat musik.

Pelan-Pelan Saja – Fatin atau Husein

Tantri Kotak menjamin lagu ini sangat bagus dinyanyikan Fatin, hal ini terbukti dari tweet yang diposting Tantri begitu Fatin selesai menyanyikan lagu ini. “Pelan-pelan saja milikmu malam ini, @FatinSL” kira-kira begitu isinya.

Lalu Husein mengcover ulang lagu ini, padahal sudah jelas sekali Fatin punya ciri khas yang tidak dimiliki oleh penyanyi lain. Menurut saya, entah karena saya bukan pendengar lagu-lagu bergenre Husein, tetapi pembawaan maupun penjiwaan Fatin terhadap lagu ini jauh lebih bagus. Saya tidak mendapatkan sesuatu usai Husein bernyanyi, menonton ulang di Youtube pun saya enggan, berbeda dengan Fatin yang sanggup saya tonton berulang kali.

Don’t Speak – Fatin atau Gio

Kesalahan yang serupa dilakukan Gio dengan mengcover lagu Don’t Speak. Biar dikata Bebi Romeo, Fatin belum mendapatkan lagu yang sesuai, Don’t Speak lebih menarik dengan suara seraknya. Sekali lagi, Gio bukan tidak bagus hanya saja tidak ada aura yang dapat dipancarnya sehingga orang benar-benar suka dengan lagu yang dibawakannya.

Fatin yang sudah mempunyai Fatinistic sudah barang tentu tidak bisa ditawar-menawar lagi untuk perkara suka dan tidak suka. Fans akan tetap membela idola mereka dengan sungguh-sungguh. Dalam hal ini, kita lupakan fans dan hanya melihat bagaimana intepretasi Gio dan Fatin terhadap lagu ini. Ini soal rasa, dan yang membuat kita suka tentu saja akan berulang kali menontonnya lagi. Untuk Gio, saya mungkin meminta maaf tidak ingin menonton tayangan ulangnya lagi.

Sang Dewi – Nowela atau Yohanna

Dua finalis beda ajang pencarian bakat ini sama-sama memiliki kemampuan bernyanyi. Nowela membawakan Sang Dewi dengan caranya dan Yohanna juga dengan teknik yang dimilikinya. Lagi-lagi kesalahan dari panitia bahkan pelatih vocal yang sama antara kedua ajang ini, memilih lagu yang sama di ajang berbeda. Nowela berhasil menurut teknik yang tak diragukan lagi, dan maaf bagi saya itu membosankan, saya enggan melihat tayangan ulang karena tidak ada sesuatu yang membuat saya rindu. Berbeda dengan Yohanna, walau tidak bisa membuat rindu tetapi tanpa teknik yang berlebihan lagu ini masih lebih enak didengar.

Saya tidak tahu apa yang ingin dilakukan Indonesian Idol 2014, barangkali kutukan ajang ini akan nyata sekali. Dari tahun ke tahun, lulusan Idol hanya satu dua yang benar diakui keberadaannya. Sebut saja Judika, Citra maupun Rini. Yang lebih dominan hanya Judika dengan suara khas dan kemampuan bernyanyi yang begitu bagus. Selebihnya, pemenang bahkan finalis Indonesian Idol hanya tinggal kenangan dan hilang entah ke mana.

Lihat lagi X Factor Indonesia, selain Fatin yang sudah tidak diragukan lagi penggemarnya, ditandai dengan bestseller lagu-lagunya di iTunes Indonesia, RBT di posisi teratas, maupun 7 Platinum dalam waktu singkat untuk album For You. Finalis lain pun masih menampakkan dirinya seperti Mikha yang membentuk grup band keluarga The Overtune. Dan bersyukur untuk Novita ikut X Factor Indonesia karena namanya masih sempat terdengar sesekali. Dan Ubay yang dielu-elu sebagai penyanyi berbakat, tampan dan sebagainya ternyata daya tariknya masih tertinggal dibandingkan Mikha.

Ini soal selera, tetapi belum pernah sekalipun wajah Ahmad Dhani melontar kebahagiaan seperti melihat Fatin selama X Factor Indonesia.

Saya berspekulasi, jika Indonesian Idol ingin menaikkan rating hadirkan Fatin sebagai bintang tamu. Karena Fatinistic yang banyak itu akan rela bergadang menunggu idola mereka, bahkan akan membandingkan dengan finalis Indonesian Idol 2014 yang dibanggakan para juri. Selayaknya Indonesian Idol 2014 mencoba berbenah, tidak hanya mengejar keuntungan finansial semata, tetapi memperhatikan persaingan yang sedang terjadi di ranah musik Indonesia.

Dan mungkin, jika lagu Aku Memilih Setia dinyanyikan finalis Indonesian Idol, maka tamatlah riwayat mereka dikutuk oleh Fatinistic; antara bagus dan tidak!

#karena di sini tidak dibenarkan video dari sumber lain, maka saya posting di blog pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun