Mohon tunggu...
Baiq Septia Rizkia Putri
Baiq Septia Rizkia Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Ilmu Komunikasi Universitas Mataram

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kurangi Limbah, Tingkatkan Hasil: KKN PMD UNRAM Mengadakan Sosialisasi Pengolahan Kotoran Ternak Menjadi Pupuk Organik di Desa Kertasari

3 Agustus 2024   17:04 Diperbarui: 3 Agustus 2024   20:58 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kertasari, Lombok Timur (11/07/2024) - Dalam upaya mendorong pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat Desa Universitas Mataram telah membawa angin segar dalam sektor pertanian di desa Kertasari, Lombok Timur, dengan mengadakan sosialisasi dan pelatihan pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk organik.

Mahasiswa KKN PMD Universitas Mataram memperkenalkan inovasi pertanian ramah lingkungan dengan membekali warga ilmu pembuatan pupuk organik dari kotoran ternak melalui sosialisasi dan pelatihan. Langkah ini diambil untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia yang dapat merusak struktur tanah.

Pada sosialisasi yang dilakukan pada rabu 10 Juli 2024 di kantor desa Kertasari tersebut, mahasiswa unram bekerjasama dengan CV. Persada Hijau dalam membekali penjelasan detail tentang tata cara membuat pupuk organik dengan memanfaatkan kotoran ternak. Mereka menekankan pentingnya pengurangan penggunaan pupuk kimia dan mulai memberdayakan pupuk organik sebagai penggantinya demi pertanian yang berkelanjutan.

"Saat ini petani dalam situasi yang berduka, harga pupuk mahal, cukup langka ditambah iklim global yang tidak menentu. Sehingga diharapkan melalui program ini petani bisa berkontribusi dengan menjadi bagian dari empowerment untuk dapat keluar dari situasi dan kondisi ini," ungkap perwakilan CV. Persada Hijau, Sofyan D. Hasan pada Rabu (10/07/2024).

Sofyan mengungkapkan bahwa penggunaan pupuk kimia secara berkepanjangan telah membuat tanah dalam kondisi yang buruk.

Sumber: Dokumentasi Kegiatan
Sumber: Dokumentasi Kegiatan

"Karena penggunaan pupuk kimia yang berkepanjangan tanah kita sebetulnya sudah dalam kondisi buruk, sebetulnya kan mikroba sudah ada dialam, tetapi karena pengaruh pupuk kimia, mikroba banyak yang mati sehingga tidak dapat mengurai lagi, akibatnya tanah kita menjadi miskin akan unsur hara," jelasnya

Dia mengakui bahwa sosialisasi dan pelatihan seperti ini sangat dibutuhkan di era iklim global yang tidak menentu ini dengan tujuan untuk mengusung pertanian yang berkelanjutan serta untuk mewarisi tanah yang subur dan kaya akan mikroba kepada anak cucu dimasa depan.

Pupuk organik dari kotoran ternak memiliki banyak manfaat, antara lain:

  • Meningkatkan Kualitas Tanah: Pupuk organik membantu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas tanah untuk menahan air dan nutrisi dengan memanfaatkan mikroba pupuk organik yang berangsur-angsur hilang dari tanah akibat penggunaan pupuk kimia.
  • Ramah Lingkungan: Berbeda dengan pupuk kimia, pupuk organik tidak menyebabkan polusi pada tanah justru memperkaya mikroba yang dapat memaksimalkan pertumbuhan tanaman.
  • Biaya Lebih Murah: Bahan baku pembuatan pupuk organik berupa kotorn ternak mudah didapat dan murah, sehingga dapat menekan biaya produksi petani.
  • Menngkatkan Hasil Panen: Penggunaan pupuk organik secara berkala dapat meningkatkan kesuburan tanah dan hasil panen secara berkelanjutan.

 Pelatihan pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk organik ini sendiri melalui beberapa proses, sebagai berikut:

  • Pengumpulan kotoran ternak, kotoran ternak dikumpulkan dari limbah peternakan warga didesa kertasari, kemudian dikumpulkan menjadi satu untuk memoermudah proses demonstrasi pengolahannya.
  • Fermentasi, kotoran ternak dicampur dengan decomposer yang sudah dibuat sebelumnya untuk mempercepat proses penguraian. Campuran kotoran ternak dan decomposer kemudian ditutup rapat dan ditunggu selama 7 hari sambil terus di bolak-balik agar tidak menggumpal.
  • Pengayakan, pupuk yang sudah selesai difermentasi kemudian diayak untuk memperhalus tekstur pupuk sambil disemprotkan cairan tryco sebagai anti bakteri. Setelah itu pupuk sudah siap digunakan.

Sumber: Dokumentasi Kegiatan
Sumber: Dokumentasi Kegiatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun