Proteksi radiasi adalah aspek kritis yang harus diperhatikan dalam setiap prosedur radiografi. Penggunaan radiasi ionisasi harus diimbangi dengan tindakan perlindungan yang memadai untuk mencegah paparan yang tidak perlu pada pasien dan tenaga medis. Menurut Williams, Clark, dan Mitchell (2019), langkah-langkah proteksi radiasi meliputi penggunaan apron timah, pelindung gonad, dan teknik pencitraan dengan dosis serendah mungkin yang masih memberikan kualitas gambar yang memadai (Williams, Clark, & Mitchell, 2019).Â
Selain itu, penggunaan teknologi digital dalam radiografi dapat membantu mengurangi dosis radiasi. Sistem pencitraan digital memungkinkan pengolahan gambar yang lebih efisien, mengurangi kebutuhan untuk pengulangan gambar yang disebabkan oleh eksposur yang kurang optimal. Garcia dan Hernandez (2019) mencatat bahwa inovasi seperti teknologi pemindaian 3D juga dapat memberikan informasi tambahan dengan dosis radiasi yang lebih rendah dibandingkan teknik radiografi konvensional (Garcia & Hernandez, 2019).Â
Radiofotografi dalam Penilaian Klinis
Radiofotografi adalah teknik pencitraan yang memanfaatkan sinar-X untuk menghasilkan gambar dari struktur internal tubuh, khususnya tulang. Teknik ini penting dalam penilaian klinis berbagai kondisi kaki dan pergelangan kaki. Gatt dan Chockalingam (2019) menjelaskan bahwa radiofotografi sangat berguna dalam mendiagnosis kondisi biomekanik pada kaki, termasuk kelainan pada tendons dan ligamen (Gatt & Chockalingam, 2019).
Pada kasus fasciitis plantaris, radiofotografi dapat menunjukkan adanya penebalan fascia plantar dan perubahan degeneratif lainnya. Landorf dan Menz (2008) mengemukakan bahwa radiofotografi sering digunakan untuk mengonfirmasi diagnosis fasciitis plantaris, terutama ketika pasien tidak merespons pengobatan konservatif (Landorf & Menz, 2008). Teknik pencitraan lain seperti ultrasonografi juga dapat digunakan sebagai pelengkap untuk menilai kondisi jaringan lunak dengan lebih detail (Kim & Park, 2018).Â
Penerapan dalam Praktik Klinis
Dalam praktik klinis, kombinasi dari teknik radiografi dan proteksi radiasi yang tepat sangat penting untuk memastikan pemeriksaan yang efektif dan aman. Martin (2020) menyatakan bahwa pemeriksaan komprehensif pada kaki harus mencakup evaluasi klinis dan pencitraan radiografik untuk mendapatkan gambaran lengkap dari kondisi pasien (Martin, 2020). Pemeriksaan ini tidak hanya membantu dalam diagnosis, tetapi juga dalam perencanaan perawatan dan pemantauan progres perawatan. Pemeriksaan ekstremitas bawah menggunakan radiografi sangat penting dalam diagnosis dan manajemen berbagai kondisi medis pada kaki dan tumit. Proteksi radiasi harus selalu diperhatikan untuk menjaga keselamatan pasien dan tenaga medis. Radiofotografi, sebagai bagian dari penilaian klinis, memberikan informasi yang berharga tentang struktur tulang dan jaringan lunak, membantu dalam diagnosis yang lebih akurat dan perencanaan perawatan yang lebih baik.Â
KESIMPULANÂ
Pemeriksaan ekstremitas bawah pada pedis dan calcaneus merupakan bagian penting dalam evaluasi klinis untuk berbagai kondisi medis, baik yang berkaitan dengan trauma maupun penyakit kronis. Pemeriksaan ini mencakup penggunaan radiografi yang efektif dalam mengidentifikasi fraktur, deformitas struktural, dan kondisi patologis lainnya, serta penting dalam deteksi dini dan pencegahan komplikasi pada pasien dengan kondisi seperti ulkus kaki diabetik. Proteksi radiasi harus diimplementasikan dengan hati-hati untuk melindungi pasien dan tenaga medis dari paparan yang berlebihan, dengan memanfaatkan teknologi digital yang mengurangi dosis radiasi. Radiofotografi memberikan kontribusi signifikan dalam penilaian klinis dengan visualisasi detail dari struktur tulang dan jaringan lunak, membantu dalam diagnosis yang lebih akurat dan perencanaan perawatan yang lebih baik. Melalui pendekatan yang komprehensif ini, kualitas diagnosis dan manajemen kondisi ekstremitas bawah dapat ditingkatkan, memberikan hasil klinis yang lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
REFERENSI
1. Albers IS, Zwerver J, Diercks RL. Incidence and prevalence of lower extremity tendinopathy in a Dutch general practice population: A cross sectional study. BMC Musculoskelet Disord. 2016;17(1):16. https://doi.org/10.1186/s12891-016-0905-3Â