1. Sediakan alat-alat yang dibutuhkan yaitu toples plastik, paku, korek api dan lilin untuk memanaskan paku, dan sekop.
2. Toples plastik dilubangi dengan paku yang telah dipanaskan.
3. Setelah itu, gali tanah di sekitar tanaman yang akan diisi oleh toples yang sudah di lubangi.
4. Jika toples sudah tertanam, masukkan sampah organik dan cairan EM4 yang dicampur larutan gula pasir juga air dengan perbandingan 1:1:50 ke dalam toples, lalu tutup.
5. Timbun kembali toples tersebut dengan tanah.
Dikatakan Mariska Urhmila, S.E., M.Kes selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), "adanya edukasi dan praktik pembuatan kompos ini penting dilakukan untuk menambah wawasan dan mengubah perilaku warga agar lebih tepat dalam mengelola sampah organik rumah tangga," tandasnya.
Selama kegiatan ini berlangsung dihadiri warga termasuk kader dan ketua masing-masing RT 15, 16 dan 17. Para partisipan sangat antusias dan berperan aktif selama kegiatan berlangsung ditandai dengan adanya diskusi tanya jawab terkait dan secara sukarela ikut melakukan praktik pembuatan kompos di depan partisipan lainnya.
Kegiatan ini dilakukan selama dua bulan sejak bulan Mei sampai Juli 2024, di awali dengan pembekalan yang diberikan oleh kampus sampai dengan penyampaian hasil intervensi kepada masyarakat dusun Karangbendo, Banguntapan. Dari Kegiatan ini, FKM UAD berharap program intervensi terkait pengolahan sampah organik yang telah dilakukan tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran warga akan tanggungjawab dalam pengelolaan sampah rumah tangga, tetapi juga mampu diterapkan untuk seterusnya sebagai salah bentuk upaya untuk mengurangi permasalah sampah yang terjadi dan ikut mendukung program yang dicanangkan oleh Pemerintah DI Yogyakarta.
Tim PBL FKM UAD, pembimbing dan masyarakat RT 15, 16 dan 17 Dusun Karangbendo, Banguntapan, Bantul
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H