Mohon tunggu...
Baiq Dwi Suci Angraini
Baiq Dwi Suci Angraini Mohon Tunggu... Penulis - Menulislah Untuk Mengubah Arah

Pegiat dan penikmat karya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Islam dan Rahmat di Meja Makan

11 Agustus 2020   11:37 Diperbarui: 11 Agustus 2020   12:00 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sejak saya ngaji islam secara totalitas dari akar sampai daunnya. Islam itulah yang membina saya agar taat dari masuk kamar mandi sampai masuk surga. Dan islam inilah yang mengenalkan saya cara membangun rumah tangga hingga bangun Negara," 

Percakapan dan kekepoan semua orang hari itu berakhir di atas meja makan. Perubahan drastis Arsi tak lagi dimaknai sebagai sesuatu yang utopis. Islam memang mengejutkan, siapapun akan terpana ketika tau bahwa agama ini mengatur sejak kamu lahir hingga mengurusi kematianmu.

Islam satu-satunya agama paling komplit yang mengurusi cara kamu bersuci sampai berpolitik. Ini bukan agama gado-gado, melainkan rahmat. Ya, islam memang rahmatan lil 'alamin dengan segala perangkat aturannya yang membuat orang akan terperanjat dengan kedetailannya.

Islam mah gitu, mengistimewakan bagi yang mau berpikir dan sekedar formalitas bagi yang enggan diajak mikir. Arsi mengajak kita semua berpikir bahwa islam itu hadiah dari langit kepada penduduk bumi. 

Jangan kau pikir bingkisan di dalamnya adalah bom molotov, padahal bungkusan itu hanya berupa seperangkat alat yang akan menuntun jalanmu menuju rahmat. Islam dan Rahmat, itulah sebaik-baik hadiah bagi kaum yang berakal.

20200811-122632-0000-5f32201fd541df09f7727385.png
20200811-122632-0000-5f32201fd541df09f7727385.png

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun