Mohon tunggu...
Bain Saptaman
Bain Saptaman Mohon Tunggu... Administrasi - guru

aku adalah ..Musik....liverpool...the beatles...kopi....sepeda..vegetarian...... "AKU BERONTAK....maka aku ADA"....

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Candi Selogriyo, Keindahan yang Ternoda

2 Juni 2016   20:33 Diperbarui: 2 Juni 2016   21:16 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Candi Selogriyo .. Keindahan yang Ternoda !

Selain Yogja, Magelang merupakan tempat yang mengasyikkan untuk destinasi wisata bebatuan alias candi. Borobudur dan Mendut ,merupakan dua terkenal yang telah mendunia. Namun, siapa yang tahu Candi-candi kelas 2 seperti Gunung Wukir, Gunung Sari, Asu, Lumbung? Paling yang kenal Cuma para maniak Candi yang “kurang kerjaan” sebagaimana penulis hehehe ..

Candi Selogriyo merupakan candi yang sungguh elok nan indah.

akuselo15-5750346a2523bd2c14a1ae2a.jpg
akuselo15-5750346a2523bd2c14a1ae2a.jpg
 Tak hanya candinya. Perjalanan menuju ke  kaki gunung Sumbing merupakan tantangan tersendiri. Candi yang bernafaskan Hindu ini memiliki keunikan tersendiri. Memiliki pintu masuk namun tak ada tangga yang biasanya dijumpai pada candi-candi pada umumnya. Ini dikarenakan dekatnya pintu masuk dengan tanah berdirinya candi, yang ditemukan tahun 1883 oleh Hartmann. 

Lalu, apa sih asyiknya berkunjung ke candi yang ditemukan tahun 1853 oleh pria berkebangsaan Belanda Hartmann ini?

1. Indahnya perjalanan menuju ke Candi

Perjalanan menuju candi Selogriyo bisa ditempuh dengan jalan kaki sejauh 2 km dari pintu masuk. Pun, bisa dilalui dengan roda 2 dengan tingkat kehati-hatian yang tinggi. Apa pasal? Karena lebar jalan yang tak sampai 1 m. Sementara di sebelah kanan berupa jurang. Untunglah, jalanan ini sudah beralaskan konblok meski agak licin. Nah, sembari mata memandang jalan kita bisa melihat indahnya sisi kanan sawah dan pegunungan nan hijau membentang. Dijamin mata puas memandang

Perjalanan menuju Candi melewati pemandangan gunung dan sawah nan hijau (dokpri)
Perjalanan menuju Candi melewati pemandangan gunung dan sawah nan hijau (dokpri)
2. Candi Selogriyo termasuk kategori Candi yang “aneh”

Candi ini memiliki 4 sisi dengan relung-relung yang masih berisi arca. Arca-arca tersebut adalah Durga Mahisasuramardini, Ganeca, Nandiswara dan Mahakala. 

Salah satu sisi Candi Selogriyo dengan patungnya yang lengkap (dokpri)
Salah satu sisi Candi Selogriyo dengan patungnya yang lengkap (dokpri)
Memang, patut disayangkan kepala-kepala candi tersebut sudah hilang. Entah siapa yang mencuri kepala-kepala nan berharga tersebut. Yang aneh, Justru komponen utama candi berupa Lingga dan Yoni malah tidak ada. Bentuk denah candi berupa bujur sangkar 4,2 m x 4,2 m. Dan tinggi 4,96 m. Dan, candi ini sudah beberapa bulan diikat dengan tali khusus akibat kemiringan pada tanah di bawahnya. Dan, direncanakan candi ini akan segera dipugar lagi.

3. Keramahan Warga Lokal

Saat saya dan istri berkunjung ke sana pertama, kami menggunakan GPS tradisional. Emang ada? Ya.... bila selama ini kita terikat sama jaringan internet maka GPS tradisional terikat pada jaringan sosial. Yaitu, cukup bertanya kepada warga-warga lokal. Mereka akan dengan senang hati menunjukkan tempatnya. Bahkan, saat berpapasan dengan mereka, mereka tak segan berkata

“monggo pinarak” alias “silakan mampir”

Bayangkan mereka tidak sedang ada di rumah, tapi mempersilakan kami mampir ke rumahnya. Memang, ini Cuma lips service atau basa-basi tapi hal-hal seperti inilah yang membuat kami kerasan dan senang. Mungkin, sikap seperti ini sudah hilang di daerah-daerah wisata yang sudah terjamah modernisasi

Namun, kunjungan ke candi Selogriyo juga menyisakan sebuah kemirisan. Betapa tidak, candi nan anggun dan cantik ini telah DIPERKOSA oleh para vandalis dengan mengukir nama-nama mereka pada bebatuan candi. 

seloedit-5750325b6723bd2813782ac7.jpg
seloedit-5750325b6723bd2813782ac7.jpg
Mereka para perusak ini ingin meninggalkan namanya pada bebatuan kuno ini, namun mereka lupa nama mereka justru akan dikenang sebagai PERUSAK oleh generasi-generasi selanjutnya. Masihkah mereka akan berbangga diri? Mereka lupa ADAB berkunjung ke suatu objek wisata...

TINGGALKAN JEJAK KAKI  (bukan sampah...apalagi nama-nama yang merusak keindahan obyek wisata).

Selain itu, pada bagian dalam Candi terdapat tulisan DILARANG PACARAN. Ini membuktikan bahwa banyak pengunjung yang menyalahgunakan candi molek ini sebagai ajang pelampiasan nafsu.

akuselo9-5750329e83afbdff28749e69.jpg
akuselo9-5750329e83afbdff28749e69.jpg
Anda tertarik berkunjung ke candi nan elok ini?

Candi Selogriyo berada di lereng timur kumpulan tiga bukit, yakni Bukit Condong, Giyanti, dan Malang, dengan ketinggian 740 mdpl. Secara administratif, candi ini berada di Desa Candisari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang. Route yang terdekat adalah jalur Magelang-Bandongan. Sesampai di Pasar Bandongan belok ke kanan menuju kecamatan Windusari. Di sebuah pertigaan terdapat papan petunjuk arah ke candi. Silakan dicari, hehehehe

Pelatarannya yang luas cocok buat tiduran dan istirahat 

akuselo8-57503306b07a61e10862f73d.jpg
akuselo8-57503306b07a61e10862f73d.jpg
Dan cocok juga buat menikmati keindahan alam bersama kekasih hati heheheheh

akuselo1-5750336ad47e61fd0cb34e04.jpg
akuselo1-5750336ad47e61fd0cb34e04.jpg
Cukup dengan HTM 300 rupiah, dijamin anda tak akan kecewa dengan keindahan alam dan batunya.....Plus disambut oleh beberapa hewan “luarbiasa” di sekitar candi seperti sejenis serangga

akuselo4-575033a483afbdd828749e70.jpg
akuselo4-575033a483afbdd828749e70.jpg
atau sejenis cacing besar hijau seperti ini 

akuselo2-5750340723b0bddb07addd73.jpg
akuselo2-5750340723b0bddb07addd73.jpg
salam

.........

Poentjakgoenoeng, 2-6-16

pk-575034b36723bd6112782aef.jpg
pk-575034b36723bd6112782aef.jpg
potoku DW, minnnnn

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun