Mohon tunggu...
Bain Saptaman
Bain Saptaman Mohon Tunggu... Administrasi - guru

aku adalah ..Musik....liverpool...the beatles...kopi....sepeda..vegetarian...... "AKU BERONTAK....maka aku ADA"....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Duh, Kepala Sekolah Menghamili Anak MTs

18 Mei 2016   19:46 Diperbarui: 19 Mei 2016   01:37 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah apa namanya

Miris...sedih...ataukah marah?

Iseng di perempatan membeli koran Tribun Jogja karena tertarik dengan tema : Pemerintahn akan memblokir 15 game online. Ternyata, ada berita yang lebih heboh sekaligus memalukan :

Kepala sekolah Hamili Siswi MTs

Berita yang dimuat di halaman 11 dengan judul besar!

Baru beberapa hari kasus Yuyun, lalu kasus di Jabar, Jatim, Aceh dan kini kota pelajar Yogyarta menjadi tempatnya. Pelakunya bahkan seorang Kepala Madrasah Aliyah (setara SMA) yang sekaligus guru Fiqih (dasar-dasar Agama Islam). Ckckckck... dan sang korban adalah siswi sebuah MTs (setara SMP). Yang lebih mencengangkan lagi sang Pelaku berusaha menggugurkan kandungan sang korban dengan memintanya menelan Pil EM Kapsul dan Topicin!

Untunglah jajaran Ditreskrimum Polda DIY  telah berhasil menangkap pelaku yang berusia 47 tahun ini pada Senin sore (16/5) di daerah banguntapan Bantul meski berdalih perbuatan dilakukan atas suka sama suka. Astaghfirullah!!! Untung pihak berwajib tak terkecoh. Korban merupakan anak di bawah umur yang harus dilindungi. Modus pelaku yang duda beranak 4 ini pun cukup lihai. Sejak Desember 2015, Korban diantar-jemput sekolah dari asramanya menuju sekolah dan juga sering mentraktir makan. Akhirnya, perbuatan bejad pun terjadi di beberapa TKP seperti Hotel. Hingga sang korban hamil.

Jelas ... dunia pendididikan patut berduka dan sedih

Ki Hajar Dewantoro pun patut menangis di alam kuburnya

Pelaku adalah orang berpendidikan dan seorang pendidik plus memiliki jabatan sebagai Kepala sekolah/Madrasah. Telah banyak kasus serupa terjadi di negeri ini.

Menjadi seorang pendidik/guru bukan hal mudah. Mendidik bukan Cuma mengajar dan men-transfer ilmu. Ada nilai-nilai kebaikan dan luhur.  Tak hanya itu, seorang pendidik selayaknya melindungi anak-anak yang menjadi didikannya. Bukan malah menyantapnya mentah-mentah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun