2.
Kota yang “Maju”
Pulang kemarin saya sempat terkejut. Bayangkan, di dekat rumah sudah ada beberapa Swalayan Merah dan Biru. Dua berhadapan yang lain terpisah beberapa puluh meter.
Cukup kaget...alangkah mudahnya mendapat ijin membuka swalayan di kota Palembang. Saya ngobrol dengan beberapa tetangga yang warungnya tutup (karena kalah bersaing)bahwa ijin mendirikan Swalayan berada di tangan walikota. Dan, sang walikota tersebut itu kini menanti pemanggilan KPK terkait Pilwakot Palembang yang berakhir ulang atas putusan MK di bawah Akiel Muchtar. Nah lo....Sungguh kaget mengetahui kemajuan kotaku ini. Luar biasa. Sepertinya “Kota Swalayan” atau “Kota Si Biru dan Si Merah”pantas disematkan.
3.
Kota Air
Memang, Palembang pantas disebut kota air karena berada di tepian sungai Musi. Namun, bukan itu masalahnya. Apabila kita menyusuri jalanan di kota Palembang di beberapa sudut, maka akan nampak nyata banyak air selokan yang tidak mengalir. Warnanya keruh kalau tidak hitam pekat. Bau menyengat di mana-mana. Yang aneh, warga Palembang menganggap hal ini biasa saja karena memang bagian kehidupan sehari-hari. Yang dipertanyakan adalah bagaimana sikap para pejabat di sana ? Jelas tidak ada reaksi karena mereka selalu naik mobil mewah berbau wangi parfum ketika berkeliling.
4.