Mohon tunggu...
Bain Saptaman
Bain Saptaman Mohon Tunggu... guru

aku adalah ..Musik....liverpool...the beatles...kopi....sepeda..vegetarian...... "AKU BERONTAK....maka aku ADA"....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Akhirnya, Guru Itu Pun Tersadar....

25 November 2014   02:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:56 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peringatan lisan sudah. Tertulis pun sudah. Tapi Pak Dusmin masih saja Ndableg. Keluhan dari para siswa yang kelasnya kosong pun tidak digubris. Terutama dari kelas 9C. Saat ditanya teman-teman guru beliau Cuma menjawab

“Ngapain ngoyo-ngoyongajar anak gunung kampungan. Paling juga ntar Cuma jadi buruh pabrik atau pelayan toko!”

Atau beliau buat alasan lain

“Ngapain sih ngurusin orang. Kalo mau ikutan kosong atau absen ya silakan. Resehhh!”

Ya beliau banyak berubah sejak golongannya sudah tinggi dan mendapat tunjangan sertifikasi. .............

Hingga akhirnya .......

.............................................

Pak Slamet:

Pak Dusmin, saya mohon bapak dapat menemani saya menjenguk salah satu anak kita, Isman. Ada kabar siswa tersebut terjatuh dari pohon kelapa dan patah kaki. Bisa khan Pak?

Pak Dusmin:

Oh ya......bisa sekali Pak.......khan kebetulan motor saya kuat untuk menempuh daerah pegunungan......

Sekitar 15 menit perjalanan mendaki. Motor harus berhenti. Karena rumah si Isman berada di balik bukit di kampung Kedok Ploso yang rawan longsor.

Pak Slamet:

Pak Diusmin. Motornya kita titipkan di tempat warga saja. Jalannya tak bisa dilewati kendaraan.

Pak Dusmin:

Memang rumah Isman masih jauh Pak?

Pak Slamet:

Kita lihat saja Pak......

.......................................................

Setelah berjalan melewati jalan becek dan berbatu sekitar 40 menit, sampailah kedua guru itu di rumah Isman yang terbujur di amben* bambu usang dan digips di temani sang Ibu

Pak Dusmin (sambil terengah):

Kamu sih Man pake manjat-manjat segala. Kayak gak ada kerjaan! Tuh patah kakimu.

Ibu Isman:

Maaf pak Dusmin......

Isman memanjat bukan karena tak ada kerjaan. Justru dia jatuh saat bekerja. Isman itu anak baik. Sejak bapaknya meninggal, Dia sering mendapat upahan tetangga memanjat kelapa dan mencarikan rumput. Terkadang dia juga ikut kerja proyek pembangunan jalan di desa sebelah sepulang sekolah. Uangnya diberikan ke saya Pak Guru.

Dan...kini Isman jatuh. Tak ada yang membantu saya Pak.......sekolah pun dia tak bisa karena jauh. Padahal dia ingin jadi dokter katanya.....

Pak Slamet:

Pak Dusmin........Bapak mendengar?

Tegakah bapak meninggalkan pelajaran alias membolos sementara anak seperti Isman ini harus berjalan berkilo-kilo melintasi bukit berbatu dan tanah becek untuk sampai sekolah? Ingat Pak...tidak semua anak kita CUMA jadi buruh dan pelayan toko Pak. Contohnya Isman ini. Masih kah bapak ingin membunuh semangat dan cita-citanya?

Pak Dusmin hanya diam...lalu didekatinya Isman

“Maafkan bapak ya Isman.......lekas sembuh ya Nak. Bapak akan setia menantimu di kelas. Tiada lagi Pak Dusmin yang pemalas dan bolosan..............................................”

.................................................................

.................................................................


(Isman...berdiri paling kanan)

Poentjakgoenoeng, 22-11-14

(met hari guru.......buat seluruh guru)

*amben = t4 bo2

1400844513732744243
1400844513732744243

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun