Mohon tunggu...
Abdullah Ibrahim Ritonga
Abdullah Ibrahim Ritonga Mohon Tunggu... Administrasi - Menjalani sebuah proses

Siapa yang bersungguh - sungguh maka dia akan mendapatkannya.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Habis Gelap, akan Tiba Terang

26 Desember 2018   15:30 Diperbarui: 29 Desember 2018   10:56 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Tanjung Aur Kecamatan Maje merupakan satu-satunya desa di kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu yang belum dialiri listrik dari PLN. 

Selama ini masyarakat desa menggunakan listrik tenaga surya yang merupakan alokasi dana desa yang didistribusikan kepada masyarakat desa dalam bentuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), dengan syarat administrasi masyarakatnya menetap di desa tanjung aur dengan dibuktikan identitas kartu penduduk.  

Kondisi tenaga surya tersebut dipengaruhi oleh cahaya sinar matahari, ketika pada siang hari sinar mataharinya cerah maka tenaga surya tersebut pun semakin bertahan lama, sedangkan pada siang harinya gelap dan sedikit ada sinar matahari maka tenaga surya nya pun lemah. 

Pada umumnya masyarakat menggunakan listrik tenaga surya untuk keperluan lampu rumah, menonton tv, dan mengecas hp. Sebagian kecil masyarakat menggunakan mesin Genset. 

Program listrik masuk desa ini sudah mulai direncanakan semenjak kepala desanya Bapak Tusiran dan baru akan terealisasi pada tahun 2018 ini. Secara administrasi untuk pemasangan listrik dari kilometer 10 hingga kilometer 14 sudah ada ijin pinjam kawasan hutan (IPPKH) dari Pihak Kehutanan.

Perjuangan untuk memasukkan listrik dari PT PLN sebenarnya sudah dimulai dari periode Kepala Desa Bapak Tusiran sekitar Tahun 2014, dan program listrik masuk desa tersebut gagal, pemasangan tiang hanya batas kilometer 3 karena kebetulan saat itu sedang musim penghujan dan tidak memungkinkan untuk memasukkan tiang listrik ke desa melihat akses jalan yang cukup parah. 

Perjalanan menuju desa tanjung aur membutuhkan waktu sekitar 1 jam kalau musim kemarau dimulai dari desa linau dengan jarak tempuh kurang lebih 10 km, sedangkan musim penghujan bisa mencapai 3-4 jam, aksesnya cukup parah dengan kondisi tanah kuning ketika musim hujan jalan tersebut menjadi dalam dengan membentuk line.

Pada awal tahun 2018, Sugiono kepala desa mengurus program listrik PLN untuk masuk desa dan mengurus akses jalan yang rusak berat ke Bupati Kaur dan Dinas PU Kabupaten serta mengurus Ijin Pinjam Kawasan Hutan dari kilometer 13 hingga kilometer 17 ke Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu.

Masyarakat desa pun merasa senang, karena Bulan oktober 2018, tiang listrik pun satu persatu mulai diangkut ke desa tanjung aur dengan menggunakan mobil truck, tiang listrik dipasang mulai kilometer 10 sampai ke kilometer 18 dan listrik ditargetkan menyala pada pertengahan tahun 2019.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun