Mohon tunggu...
Mohamad ibrahimsyah
Mohamad ibrahimsyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Politeknik Astra

Saya Mohamad ibrahimsyah, saya berasal dari Politeknik Astra Program studi Mekatronika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Alat Pantau Kualitas Air (APKIR) Berbasis Internet of Things

2 Juli 2024   22:19 Diperbarui: 3 Juli 2024   07:47 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kehidupan sehari-hari bergantung pada kualitas air, terutama untuk kebutuhan domestik, pertanian, dan industri. Air yang tercemar dapat menyebabkan banyak masalah lingkungan dan kesehatan. Oleh karena itu, pemantauan kualitas air yang konsisten dan akurat sangat penting. Dalam artikel ini, kami akan membahas perancangan alat pemantau kualitas air (APKIR) berbasis Internet of Things (IoT) yang melacak parameter pH, temperatur, dan kekeruhan air. Perkembangan teknologi Internet of Things (IoT) memungkinkan kami untuk merancang alat pemantau kualitas air yang efektif dan efisien.

Kualitas air sangat penting untuk kegiatan ekonomi, keberlangsungan ekosistem, dan kesejahteraan manusia. Air yang tercemar dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan, seperti penyakit kulit, masalah pencernaan, hingga penyakit serius seperti kolera dan disentri. Selain itu, air yang buruk dapat merusak habitat alami, mengganggu kehidupan akuatik, dan berdampak pada produksi pertanian dan industri. Seiring dengan pertumbuhan populasi dan industrialisasi, pemantauan kualitas air menjadi semakin penting. Ini karena penggunaan air yang intensif dalam berbagai industri meningkatkan risiko pencemaran air oleh limbah domestik, industri, dan pertanian. Oleh karena itu, untuk menjamin bahwa air tetap aman untuk digunakan, pemantauan kualitas air yang efektif dan efisien sangat penting.

pH, temperatur, dan kekeruhan adalah beberapa parameter yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas air. Air dengan pH ekstrem (terlalu asam atau terlalu basa) dapat merusak organisme akuatik dan tidak boleh dimakan. Berbagai aspek kehidupan akuatik dan reaksi kimia yang terjadi di dalam air dipengaruhi oleh temperatur. Temperatur yang terlalu tinggi atau rendah dapat mengganggu ekosistem air, dan tingkat kekeruhan, yang merupakan ukuran jumlah partikel yang tersuspensi dalam air, dapat mengurangi penetrasi cahaya ke dalam air, mengganggu fotosintesis tumbuhan air, dan menunjukkan adanya polusi.

Kemajuan teknologi, khususnya Internet of Things (IoT), membuka peluang baru untuk pemantauan kualitas air. IoT memungkinkan pengumpulan data dari berbagai sensor yang terhubung secara real-time. Teknologi ini menawarkan banyak keuntungan dibandingkan metode tradisional, seperti pemantauan real-time, di mana data kualitas air dapat diperoleh dan dianalisis secara langsung; aksesibilitas data, di mana data dapat diakses dari mana saja melalui internet; serta efisiensi, karena mengurangi kebutuhan akan pemeriksaan manual yang memakan waktu dan biaya

Meskipun teknologi Internet of Things memiliki banyak manfaat, ada beberapa masalah yang perlu ditangani, seperti menjamin konektivitas internet di wilayah terpencil, biaya implementasi, dan perlindungan data. Namun, masalah ini dapat diselesaikan dengan perencanaan dan desain yang tepat. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengembangkan alat pemantau kualitas air (APKIR) berbasis internet of things (IoT) yang dapat memantau parameter seperti pH, suhu, dan kekeruhan air. Diharapkan sistem ini dapat memberikan solusi yang efisien untuk pemantauan kualitas air secara kontinu, akurat, dan real-time yang membantu menjaga kualitas air yang aman dan sehat bagi masyarakat dan lingkungan.

Sistem APKIR terdiri dari beberapa komponen utama yang bekerja secara sinergis untuk memantau kualitas air berdasarkan parameter pH, suhu, dan kekeruhan. Sensor pH mengukur keasaman atau kebasaan air, sensor suhu mengukur suhu air, dan sensor kekeruhan mengukur tingkat partikel tersuspensi dalam air.

Sensor ini dapat dihubungkan ke mikrokontroler seperti Arduino atau ESP8266, yang berfungsi sebagai pusat pengolahan data. Mikrokontroler ini mengumpulkan data dari sensor, mengolahnya, dan kemudian mengirimkannya ke server atau cloud melalui modul Wi-Fi. Modul Wi-Fi memastikan bahwa data dapat dikirimkan secara real-time ke platform pemantauan jarak jauh, seperti platform seperti ThingSpeak atau Blynk, yang dapat menampilkan data secara instan dan menyimpannya untuk analisis.

Sistem tidak hanya memiliki komponen-komponen utama, tetapi juga memiliki daya supply yang memasok seluruh sistem, memastikan bahwa alat dapat beroperasi tanpa gangguan. Menggabungkan sensor, mikrokontroler, dan modul Wi-Fi dengan baik memungkinkan pemantauan kualitas air yang konsisten dan akurat serta akses internet ke data dari mana saja.

APKIR dapat memberikan informasi kualitas air yang akurat dan real-time melalui pengiriman data yang cepat dan penyimpanan yang terorganisir pada server atau cloud, sehingga memudahkan pengguna untuk memantau dan menganalisis kualitas air. Desain sistem ini membantu dalam pengambilan keputusan untuk mempertahankan dan memperbaiki kualitas air yang digunakan dalam berbagai sektor.

Sistem APKIR diuji dalam berbagai kondisi untuk memastikan keandalannya dan akurasi. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan hasil sensor dengan alat ukur biasa untuk memastikan konektivitas dan kecepatan pengiriman data.

Alat pemantau kualitas air (APKIR) berbasis Internet of Things (IoT) yang memiliki sensor pH, temperatur, dan kekeruhan memungkinkan pemantauan kualitas air secara real-time dan akurat. Teknologi ini dapat membantu menjaga kualitas air aman untuk berbagai kebutuhan. Dengan penerapan sistem ini, diharapkan pemantauan kualitas air dapat dilakukan lebih efisien dan efektif, yang menguntungkan lingkungan dan masyarakat.

Untuk pengembangan lebih lanjut, sistem APKIR dapat ditingkatkan dengan menambahkan sensor tambahan, seperti sensor konduktivitas listrik atau oksigen terlarut. Selain itu, pengguna dapat memantau kualitas air melalui aplikasi smartphone.

Mohamad ibrahimsyah, mahasiswa program studi mekatronika Politeknik Astra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun