Bias lain dari adu politik itu yang kalah mengamuk, yang menang gembira maka terjadilah yang namanya adu pisik. Ujung-ujungnya adalah saling menjatuhkan dan menghilangkan legitimasi sehingga konflik pisik tak bisa dihindarkan sebab budaya seret-menyeret dalam pemikiran diimplementasikan menjadi seret-seretan.
Kondisi ini membuat kualitas gerakan mahasiswa akan semakin kehilangan arah, kehilangan momentum straegis sebab semua proses internal dan eksternal geraqkannya adalah upaya melumpuhkan kemandiriannya secara politik yang pada akhirnya terjebak sendiri dalam bentuk pemenhjaraan kebebasannya. Kebebasan ditandai oleh kualitas dan independensi, jika kualitas dalam forum-forum strategis tidak ada maka otomatis independensi akan ikut terpengaruh sebab kesadaran yang baiklah yang akan menyadarkan seseorang membangun independensi gerakan. Tentu ini akan membuat seluruh rekayasa gerakan menjadi runtuh dan rapuh dalam konteks nasional maupun regional lainnya.
Menata Arah Gerakan Mahasiswa
Organisasi kemasiswaan yang selalu diidentikkan dengan organisasi perkaderan dan perjuangan tentu saja akan berusaha menjadikan forumnya melahirkan rumusan objektif, strategis dan berorientasi kemasadepanan sehingga semua proses di dalamnya bernilai pendidikan berkarakter dan bermuatan ideologis yang turut membentuk generasi tercerahkan kata Ali Syariati 'Rauzan Fikyr'. 'Rauzan Fikyr' dalam hal ini didefinisikan sebagai intelektual yang sudah masuk pada pase kesadaran yang integratif, kesdaran sosial, kesadaran teologis yang kemudian membentuk formasi kesadaran bersinergis menciptakan perubahan secara meneyeluruh pada ranah sosial semua berawal dari diri, kelompok kemudian masuk mempengaruhi sistem sosial secara baik kemudian terciptalah perubahan sosial.
Organisasi kemahasiswaan sebagai lembaga yang menganut sistem perkaderan baik proses rekrutmen maupun pada proses sosial, menempatkan semua proses tersebut dalam ranah diskursus dan pelatihan diri. Ranah diskursusu ini akan menempatkan mahasiswa dalam tahapan belajar bahwa semua proses yang dilakukan harus menempatkan diri pada kualitas sehingga argumentasi yang diutarakan mengedepankan logika kualitas dari pada normatif semata. Kualitas ini terbentuk dengan sendirinya karena seluruh proses dimaknai sebagai konsolidasi perkaderan, penguatan gagasan terus terjadi dengan penguatan data, informasi dan diskusi sehingga nampak seluruh gerakan nilau bobot yang sedemikian baik yang konstruktif.
Sementara organisasi mahasiswa sebagai lembaga yang menempatkan dirinya sebagai pejuang sosial menjadikan semua prosesnya upaya menata bangsa sebagai tanggungjawab sosial yang diembannya. Penataan bangsa ini terjadi dengan adanya konsolidasi gerakan bersama untuk melakukan counter terhadap situasi yang merugikan kepentingan nasional dan sipil society. Kerugian itu terjadi dengan adanya tindakan korup elit, pengusaan lahan emas oleh pengusaha asing tanpa melihat kepentingan rakyat, kebijakan yang merusak kepentingan publik lainnya.
Semua konsolidasi dilakukan untuk menata dan melawan semua kejahatan yang merusak kesatuan dan keutuhan bangsa secara baik. Proses konsolidasi tersebut melibatkan aktor sebagai pelaku dan sistem sebagai perangkat serta kualitas yang didorong. Aktor sebagai aikon penggerakan simpul sistemik merupakan tokoh-tokoh inti dalam pergerakan mahasiswa yang terbentuk dari proses uji sosial, kualitad=s dan pemihakannya pada publik. Sementara sistem menjadi kekuatan simpul penggerak dengan adanya bentuik lembaga dan kerja-kerja sistemik yang utuh dan menyeluruh.
Pembentukan sistem akan terpengeruh oleh aktor dan kultur. Aktor dibentuk dari proses sosial dimaksudkan uji mentalnya telah terbiasa dalam ranah sosial sementara kulitasnya terbentuk dari proses perkaderan baik kuatnya bacaan, kuatnya data membentuk kapasitas mumpuni sehingga gagasannya menjadin energi perekat apalagi jika ada kultur yang melegitimasi semua akan terbentuk secara baik.
Dengan adanya aktor, kultur dan semangat perjuangan seluruh elemen gerakan mahasiswa dapat bersatu untuk melakukan perlwanan terhadap pengabaian atas kepentingan sipil dari para pemangku kebijakan termasuk kepentingan asing yeng menyeret bangsa ini dalam kuasanya. Mahasiswa akan kembali bergairah pada konteks pergerakan dan arah perubahan nasional akan tertata dalam roadmapnya maupun master plannya sebab sudah ada kekuatan ide dan tokoh.
Rawa Bambu, Jakarta 01 Maret 2013, Pukul 17.21
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H