Adanya peningkatan kelengkapan menelan obat dan tingkat kesembuhan pasien menyebabkan angka drop out pasien dan angka kematian juga berbeda secara statistik. Perbedaan ini menunjukan penurunan angka drop out pengobatan 12,5% dan angka kematian dengan penurunan 4,4%. Hal ini menunjukan bahwa intervensi pemetaan kasus tuberculosis berbasis google earth efektif sebagai alat monitoring kasus tuberculosis di wilayah kerja puskesmas.
Efektifitas intervensi pemetaan kasus tuberculosis berbasis google earth berbeda bermakna dalam kelengkapan pengobatan sebelum dan sesudah intervensi (p< 0,01) dengan RR=2,21; 95%CI: 1,32-3,69. Intervensi pemetaan kasus tuberculosis berbasis google earth meningkatkan kelengkapan pengobatan kasus tuberculosis meningkat sebesar 18,3%. Tingkat kesembuhan ditemukan berbeda bermakna sebelum intervensi dan sesudah intervensi (p<0,01) dengan RR=1,87; 95%CI: 1,17-2,99.Â
Intervensi pemetaan kasus tuberculosis berbasis google earth meningkatkan kesembuhan kasus tuberculosis sebesar 15,9%. Angka drop out pengobatan ditemukan berbeda bermakna sebelum intervensi dan sesudah intervensi (p<0,01) dengan RR=1,77; 95%CI: 1,07-2,95. Intervensi pemetaan kasus tuberculosis berbasis google earth menurunkan angka drop out  kasus tuberculosis sebesar 12,5%.Â
Angka kematian kasus ditemukan berbeda bermakna sebelum intervensi dan sesudah intervensi (p<0,01). Intervensi pemetaan kasus tuberculosis berbasis google earth menurunkan angka kematian  kasus tuberculosis sebesar 4,4%.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H