Mohon tunggu...
Bahtar Abdulah
Bahtar Abdulah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kehidupan Remaja Sekarang Dilihat dari Sisi Ekonomi

15 Agustus 2022   11:50 Diperbarui: 15 Agustus 2022   11:57 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan remaja  disuatu masyarakat tidak terlepas dari persoalan sosial atau ekonomi.Dari adanya suatu hal yang ingin ditiru dengan alasan rasa penasaran akan hal yang dilihatnya. Remaja adalah masa transisi peralihan dari masa anak ke masa dewasa, pada masa ini induvidu mengalami perubahan-perubahan fisik maupun psikis. Pada masa itu remaja belum memiliki tujuan yang jelas. Masa remaja disebut dengan masa mencari jati diri dimana mereka belum mampu memfungsikan dengan maksimal fungsi fisik dan psikisnya.

Dalam  pergaulan  sehari-hari,  manusia  tidak  bisa  lepas dari  norma  dan  aturan  yang  berlaku  di  masyarakat. Apabila semua remaja mentaati norma dan aturan tersebut, niscaya kehidupan masyarakat akan tentram, aman, dan damai namun sebagaian remaja malah melakukan kejahatan norma dan aturan yang berlaku di Negara ini.

Kenakalan remaja disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu faktor ekonomi. Anak yang hidup di keluarga yang kurang berkecukupan membuatnya kurang mendapat perhatian atau pengawasa dari kedua orangtuanya. Sementara kedua orangtua sibuk mencari nafkah, anak tentu tidak mendapatkan pengawasan  yang cukup sehingga membuat anak rentah belajar dan lebih memilih untuk mencari dengan pengalamannya sendiri. 

Dikarenakan orangtua yang sibuk mencari nafkah dan tidak memperhatikan anaknya, tentu anak akan lebih agresif, dia akan sering mencari perhatian orangtuanya dengan melakukan tindakan tindakan yang ilegal dan sesuai kemauannya sendiri tanpa mempedulikan norma dan aturan yang ada. Remaja yang berasal dari kelas sosial ekonomi yang rendah terkadang juga lebih memilih untuk bergaul dengan gaya yang tidak sesuai keadaannya. 

Seperti yang kita tahu, pada saat ini banyak remaja yang selalu mengikuti tren tanpa mempedulikan faktor ekonomi keluarganya.  Dikarenakan terkadang banyak remaja yang dibuli karena selalu menggunakan barang yang bernilai rendah atau berharga murah. Kasus pembulyan sering dijumpai dikalangan remaja. Tuntutan itu membuat anak yang berasal dari keluarga yang sosial ekonominya rendah menjadi lebih semena-mena. Remaja akan melakukan apa saja agar keinginannya terpenuhi tanpa mempedulikan resiko yang akan terjadi nantinya.

Tidak hanya dari kalangan sosial ekonomi rendah saja. Remaja yang berasal dari tingkat sosial ekonomi tinggi atau kelas atas juga rentan melakukan yang namanya kenakalan remaja. 

Dalam hal ini, remaja sudah terbiasa dengan kehidupan yang mewah sehingga dia akan dengan sangat mudah mendapatkan sesuatu yang dia mau sehingga  terkadang remaja selalu menganggap remeh akan sesuatu. Hal ini sangat tidak baik untuk kehidupannya karena remaja yang selalu bersikap terlalu manja akan merasa bahwa dirinya adalah segalanya, dia akan melakukan tindakan semaunya dengan cara apapun. 

Remaja dari tingkat ekonomi kelas atas cenderung melakukan tindakan yang merendahkan orang dibawahnya. Dia akan selalu berprilaku semena mena tanpa mempedulikan sebab atau akibat yang akan dirasakan oleh lawannya. Selain itu terkadang sering kita jumpai ada beberapa anak dari tingkat ekonomi kelas atas yang sengaja melakukan kenakalan hanya untuk mencari perhatian kedua orangtuanya. Hal ini dikarenakan dia jarang mendapatkan perhatian dan kasih sayang oleh kedua orangtuanya.

  Contohnya yaitu remaja yang selalu mengikuti tren akan cenderung mengejek atau membuli remaja lain yang tidak mengikuti tren. Misalnya, disaat anak lain menggunakan HandPhone Bermerek tetapi anak lain tidak. Dalam situasi ini terkadang beberapa remaja cenderung mengejek dan membuly, tanpa mempedulikan apa yang dirasakan atau apa yang dialami oleh korbannya.

   Didalam Undang Undang sendiri sudah dijelaskan yaitu pada pasal 71 UU No. 11 Tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak juga mengatur bagi anak atau remaja yang melakukan kejahatan karena kenakalan remaja akan dikenakan hukuman pidana pokok dan tambahan. Dan remaja harusnya tetap dalam perlindungan orangtua dan keluatha supaya tidak mudah terjerumus dalam hal hal yang bersangkutan dengan perilaku menyimpang atau negatif.

   Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kenakalan yang terjadi dikalangan remaja memiliki potensi yang sama untuk melakukan perilaku menyimpang. Remaja melakukan tindakan kenakalan dengan cara yang berbeda namun memiliki akibat yang sama. Cara yang berbeda dikarenakan oleh faktor ekonomi yang dimiliki oleh masing masing remaja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun