Mohon tunggu...
Bahry Bahry
Bahry Bahry Mohon Tunggu... lainnya -

kompasianer biasa, pegawai biasa, rakyat biasa :)\r\n\r\n"kekurangan adalah jalanku untuk selalu belajar dan belajar sampai akhir".

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta

28 Februari 2011   18:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:11 8601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

apa yang terjadi hari ini di belahan pulau jawa bagian selatan ketika tahun 1949?

siapa tokoh di balik serangan umum 1 maret?

dan bagaimana reaksi dunia saat itu?

pasca kemerdekaan 1945, Indonesia masih didera perang dengan penjajah (belanda) maupun menghadapi pemberontakan dari dalam tubuhnya sendiri.

Sultan Hamengku Buwono IX ketika itu sebagai penguasa kasultanan ngayogjakarto hadiningrat yang sekaligus ketika itu merangkap sebagai "penanggungjawab" ibukota RI yang baru berumur kurang dari 4 tahun pindah ke Yogyakarta dikarenakan daerah lain sudah habis oleh serangan Belanda. maka ketika itulah Yogyakarta sebagai daerah pertahanan terakhir untuk mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

singkat cerita, sultan HB IX sebagai raja keraton mengundang letkol Suharto (mantan Presiden RI) untuk membicarakan siasat agar, dunia (PBB) tidak menganggap Indonesia benar-benar habis. maka melalui idenya HB IX muncullah yang namanya serangan umum 1 maret.

setelah berunding dengan letkol Suharto, maka kemudian Sultan mengontak melalui kurirnya ( Amir Murtono dan letnan 1 Marsudi) kepada gerilyawan untuk mempersiapkan serangan mendadak pada pagi dini hari tanggal 1 maret 1949. dimana ketika itu sultan berfikiran bahwasanya dengan adanya serangan tersebut setidaknya dunia melihat bahwa Indonesia masih memperlihatkan perlawanan terhadap Belanda (dimana sebaliknya Belanda mengatakan kepada dunia bahwa Indonesia keseluruhan sudah didalam genggamannya) walaupun hanya berkisaran waktu sekitar 6 jam.

siasat ini ternyata dipahami secara baik oleh gerilyawan yang ada di kota Jogjakarta. sehingga ketika pagi pukul 06.00 sampai 12.00, kota Jogjakarta dikuasai oleh gerilyawan pejuang kemerdekaan. ini kemudian yang menjadikan belanda marah kepada sultan HB IX yang ternyata berada dibalik siasat serangan umum tersebut.

penguasaan sekitar 6 jam itu sangat penting. disitulah kemudian, muncul perundingan-perundingan seperti perjanjian roem-royen, meja bundar dll. jika siasat untuk menyerang belanda walau sesaat itu tidak terlaksana, entah bagaimana nasib bangsa ini kedepannya.

semoga dari perenungan sederhana tentang serangan umum 1 maret 1949 mampu menjadikan generasi muda Indonesia penuh dengan semangat untuk membebaskan dari semua penjajahan baik bersifat nyata mupun tidak nyata.

demikian.

salam.

Bogor. 1 Maret 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun