Mohon tunggu...
Bahry Bahry
Bahry Bahry Mohon Tunggu... lainnya -

kompasianer biasa, pegawai biasa, rakyat biasa :)\r\n\r\n"kekurangan adalah jalanku untuk selalu belajar dan belajar sampai akhir".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Satpol PP Vs Warga di Priok, Tanggung Jawab Siapa?

14 April 2010   10:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:48 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pemda (pemerintah daerah) DKI harus bertanggung jawab atas bentrok yang terjadi didepan makam mbah priok antara satpol PP dan warga. siapapun yang memerintahkan untuk melakukan penggusuran mengakibatkan korban sebanyak 56 orang. baik 42 dari satpol PP maupun 12 dari warga. berita korban bentrok priok. bahkan rilis terbaru korban hingga jam 17.05 adalah sebanyak 59 orang, berita disini.

lantas, siapakah Mbah Priok, orang yang kemudian di bela oleh warga di tanjung priok? inilah profil sekilas yang saya dapatkan dari tribun jawa barat siapa sesungguhnya mbah priok. inilah sekilas cerita tersebut : Mbah Priok adalah seorang ulama. Masyarakat menyebutnya Habib. Ia dilahirkan di Palembang tahun 1727 dengan nama Al Imam Al`Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad RA. Menurut catatan, pada tahun 1756 Habib Hasan bin Muhammad bersama Al Arif Billah Al Habib Ali Al Haddad RA pergi ke pulau Jawa untuk menyebarkan agama Islam.  Mereka berlayar menuju Batavia selama dua bulan. Aneka rintangan menghadang.

Legenda yang tersebar dari mulut ke mulut, konon salah satu rintangan yang menghadang di jalan adalah armada Belanda dengan persenjataan lengkap. Tanpa peringatan, perahu Habib dihujani meriam. Namun, tak satu pun meriam mengenai kapal.

Lolos dari kejaran perahu Belanda, kapal Habib digulung ombak besar. Semua perlengkapan di dalam kapal hanyut dibawa gelombang. Yang tersisa hanya alat penanak nasi dan beberapa liter beras yang berserakan. Selanjutnya, ombak lebih besar datang menghantam lebih keras dan membuat kapal terbalik. Dengan kondisi yang lemah dan kepayahan, kedua ulama itu terseret hingga ke semenanjung yang saat itu belum bernama.

Ketika ditemukan warga, Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad sudah tewas, sedangkan Muhammad Al Hadad masih hidup. Di samping keduanya, terdapat periuk dan sebuah dayung.  Warga memakamkan jenazah Habib Hasan tak jauh dari tempatnya ditemukan. Sebagai tanda, makam Habib diberi nisan berupa dayung yang menyertainya, sedangkan periuk diletakkan di sisi makam.

lantas kenapa bentrok??

dan kenapa satpol PP begitu getol mau menggusur makam tersebut?

Melalui surat nomor 936/711.1 tertanggal 22 Februari 2010, Pemkot Jakarta Utara melayangkan peringatan I sebagai tindak lanjut Instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 132 Tahun 2009 tertanggal 9 September 2009 tentang penertiban bangunan yang didirikan di atas tanah milik PT Pelindo II seluas 1,4 hektar di Jalan TPU Dobo, Koja. berita lengkap disini

jadi itulah awal mula bentrok terjadi, karena intruksi gubernur provinsi DKI Jakarta no 132 tahun 2009 yang menyebabkan satpol PP begitu sangat menginginkan makam mbah priok.

dan kenapa warga mempertahankannya?

Makam Keramat "Mbah Priok" Terancam Digusur
Jumat, 12 Juni 2009 13:37

Jakarta, NU Online
Siapa tak kenal Tanjung Priok? Sebuah wilayah di utara Jakarta tersebut memang pernah mendulang masa keemasan pada tahun 1980-an. Sebab, salah satu pelabuhan internasional Indonesia terdapat di wilayah ini.

Hilir mudik kendaraan berat dan aktivitas bongkar muat selalu menjadi daya tarik tersendiri di wilayah ini. Tapi siapa sangka di tengah kerasnya kehidupan masyarakat pesisir, nama Tanjung Priok ternyata diambil dari nama seorang tokoh ulama yang melakukan siar agama Islam sejak ratusan tahun silam?

Ya, dialah Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad Al Husaini Ass Syafi`i Sunni RA atau akrab disapa mbah Priok. Makam mbah Priok terdapat di dalam areal pelabuhan Petikemas Koja, Tanjungpriok.

Makam keramat ini selalu diziarahi para ulama dan santri. Utamanya pada Kamis malam Jumat atau Walimatul Houl Maqom dan pada Ahad akhir di setiap bulan Shafar. Para peziarah tidak hanya berasal dari DKI Jakarta saja, melainkan juga berasal dari ulama dan santri di seluruh pulau Jawa.

Meski cukup disegani dan dihormati, namun upaya pelestarian makam keramat tersebut memang tidak mudah. Pihak ahli waris sering mendapat ancaman dan teror dari oknum tak bertanggung jawab yang berusaha menggusur keberadaan makam mbah Priok. lengkap disini.

dan ini fakta terbaru yang menjadikan satpol PP semakin yakin bahwa makam tersebut memang harus digusur...
RABU, 14 APRIL 2010 | 15:36 WITA
JAKARTA, TRIBUN-TIMUR.COM - Kepala Satpol PP Harianto Badjoeri menyatakan, jasad Al Arif Billah Hasan bin Muhammad Al Haddad atau biasa dikenal dengan nama Mbah Priok sebenarnya sudah tidak ada di kawasan makam Mbah Priok yang dipertahankan warga. Jasad Mbah Priok telah dipindahkan ke TPU Semper. lengkapnya jasad mbah priok tidak berada dimakam.

lantas kalau sudah begini siapa yang salah dan bertanggung jawab?

apakah masih harus dibuktikan terlebih dahulu, nilai historis yang sudah ada sejaka abab ke-18 tersebut?

atau karena keserakahan materi saja yang menyebabkan pemda DKI gelap mata?

entahlah.

salam bingung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun