kata ini muncul begitu saja dibenak saya.
entah apa yang saya pikirkan kala itu, akan tetapi membawa saya memasuki dunia KESERAKAHAN politik.
setelah saya tanyakan kepada penjual angkringan dekat rumah saya, maka makna yang saya dapatkan untuk judul diatas adalah AJI MUMPUNG.
beginilah penuturan penjual angkringan itu kepada saya, dalam dialog yang sangat ringan, santai dan hangat.
saya : mas, adigang, adigung, adiguna itu opo yo (apa ya) ?
penjual angkringan : woh, nek arti lengkape ra dong ( wah, kalau arti lengkapnya kurang tahu)...
saya : ya, kalau begitu secara sederhana aja dari pandangan mas, yo sitik-sitik wae (sedikit aja) mas...
penjual angkringan : itu falsafah jawa mas, pokoknya kalo arti tepatnya saya tidak tahu, kalo kira-kira ya semacam AJI MUMPUNG...
saya : oh, gitu ya mas....
(berhubung penjual angkringan bisa bahasa Indonesia, maka dialog selanjutnya minim dengan bahasa jawa)
penjual angkringan : itu sudah lama tertanam di masyarakat daerah saya di Klaten... kalau pejabat desa itu biasanya melakukan apa saja buat memanfaatkan posisi dia sebagai pamong desa... yah, biasanya sih lebih banyak memanfaatkan kekuasaan...