Mohon tunggu...
Bahry Bahry
Bahry Bahry Mohon Tunggu... lainnya -

kompasianer biasa, pegawai biasa, rakyat biasa :)\r\n\r\n"kekurangan adalah jalanku untuk selalu belajar dan belajar sampai akhir".

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Apakah Nasib Warnet Akan Sama dengan Wartel?

15 Maret 2010   14:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:24 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_94354" align="aligncenter" width="296" caption="sekarang (www.google.com) "][/caption] [caption id="attachment_94350" align="aligncenter" width="200" caption="nasibmu yang sudah tak terawat (www.google.com)"][/caption] [caption id="attachment_94356" align="aligncenter" width="300" caption="warung internet (www.google.com)"][/caption] [caption id="attachment_94360" align="aligncenter" width="300" caption=" sekarang (www.google.com)"][/caption] saya hanya mencoba untuk membandingkan keadaan yang sama terhadap 2 benda yang kini menjadi kebutuhan hidup kita. handphone dan laptop. dahulu perkembangan warung telepon sangatlah mengembirakan. tetangga saya ketika tahun 1993 mampu membeli sebuah mobil keluarga. bahkan dalam hitungan 5 bulan diawal dia membuka wartel (warung telekomunikasi) sudah balik modal. dan tetangga saya pernah berkisah, dalam 1 hari antrian dari pagi hingga sore tidak pernah sepi. bahkan dia harus buka lebih pagi dan tutup lebih malam untuk memberikan layanan kepada pengguna wartel kala itu. tapi sekarang, dia sudah tidak lagi memiliki wartel dan sudah dibongkar. karena minimnya minat masyrakat disekitar. dia pernah berujar kepada saya, "sekarang mas, sudah tidak seramai dulu. kalo dulu ramai setiap hari. sekarang, 1 orang sehari saja sudah bersyukur. makanya saya tutup saja wartel didepan rumah saya". ini juga mulai merambah saudara setekhnologi yang lain. komputer jinjing atau lebih familiar ditelingga kita laptop. medio 2000an, hingga sekarang warnet (warung internet) mulai menjamur di setiap daerah. bahkan dalam sepanjang jalan, bisa terdapat 3 sampai 4 warnet. perkembangan didaerah-daerah terpencilpun sudah mulai dirambah. bahkan persaingan harga dan kecepatan akses internet menjadi dagangan ampuh para pemilik warnet. kini, mereka harus bersiap kehilangan pasarnya. perkembangan tekhnologi wireless sungguh sangat cepat. dimulai dengan akses dengan kabel, kini semakin mudah dengan akses tanpa kabel atau cukup dengan modal wireless yang ada di laptop kita. maka, pilihan-pilihan tempat untuk mengakses internet semakin banyak. bukan dominasi warnet lagi. bahkan ruang-ruang publik seperti bandara, stasiun, cafe dan tempat perbelanjaan sudah menyediakan akses internet atau hotspot. ini juga dibarengi dengan pertumbuhan modem (alat semacam untuk mengakses internet menggunkan kartu provider baik prabayar atau pasca bayar)  yang semakin beragam. bahkan banyak sekali penawaran paket akses internet yang dilakukan oleh provider-provider telekomunikasi untuk mempermudah masyarakat. maka, masyarakat yang membutuhkan akses internet, tidak perlu lagi ke warnet karena sudah cukup banyak cara untuk mengakses internet baik dengan HP ataupun dengan laptop sendiri dengan mencari wireless yang tersedia tersebar diruang-ruang publik. atau cukup menggunakan modem untuk mengakses internet. inilah perkembangan tekhnologi sekarang yang cukup cepat dan memudahkan masyarakat. maka kita perlu terus melakukan inovasi agar warnet (warung internet) tidak hilang tergerus zaman tekhnologi seperti wartel dan telepon umum yang mulai hilang. mari kita cerdaskan masyarakat dengan informasi dan tekhnologi yang bermanfaat dan memberikan wawasan yang luas. salam. bahry. Jogjakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun