pak mahmud : "ah, kamu sama budi sama saja, suka bohong dengan warga desa. mencuri mengaku tidak mencuri"
anto : "tanya ibu budi dan bapak budi kalau pak mahmud tidak percaya"
pak mahmud : "kamu bisa aja ngelesnya....ngaku aja kalo habis mencuri"
dengan wajah binggung dan kesal anto menyahut,
"sumpah deh, saya hari ini belum mencuri pak"
kemudian anto melanjutkan dengan pertanyaan yang buat dia pensaran.
" memangnya apa yang hilang di desa ini pak?"
pak mahmud pun menjawab pertanyaan anto.
" tuhan saya hilang, kamu tahu dimana?"
dengan wajah tak mengerti anto berujar,
"sebentar pak, saya tanyakan dengan budi dulu"
lantas anto bergegas ke rumah budi. dengan lari. sehingga nafas anto terenggah-enggah.
anto : "bud, bud, gawat......."
budi : "kenapa nto?, tenang nto, sabar.....nafas dulu...."
anto: "ini gawat bud, benar-benar gawat"
budi: "kenapa lagi kamu, siang-siang kok lari-larian. dikejar maling apa?, hehehe"
anto : "tadi aku ketemu pak mahmud bud, diwarung dekat balai desa"
budi : "terus kenapa nto? kamu ditraktir makan, kok gag ngajak aku?"
anto: "sembarangan kamu bud, ini bukan masalah makanan"
budi: "trus, masalah apa kalo bukan itu?"
anto: " kita dituduh mencuri tuhannya pak mahmud...."
budi : "?????????????????????????????"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H