Mohon tunggu...
Bahrun Naim
Bahrun Naim Mohon Tunggu... -

Aku adalah rumput yang bergoyang. Bukan goyang dangdut, apalagi goyang poco-poco. Cuman sekedar rumput yang tertiup angin. Bukan angin puting beliung krn kedatangan WNA China, maupun angin sepoi-sepoi isu PKI yg jelas dilarang.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pelajaran dari Aleppo dan Palmyra

8 Januari 2017   17:50 Diperbarui: 8 Januari 2017   18:01 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setahun penaklukan kota Palmyra menjadi episode yang cukup berat meluruskan kembali aqidah, manhaj, dan makna kehidupan kepada kaum muslimin awam di kota tersebut. Tidak sedikit kaum muslimin awam yang merasa 'kurang' saat diatur dengan syariat Islam. Alhasil, ketika tentara suriah menguasai kembali Palmyra dengan bantuan Rusia, dan sekutu-sekutu Syiah. Mereka bergembira dan senang merasa bebas dari Syariat Islam.

Lalu, Allah berikan jawaban terhadap hal tersebut. Saat tentara Suriah dan sekutunya menguasai Palmyra, mereka bombardir kota Palmyra dengan berbagai macam jenis bom dan persenjataan. Hampir-hampir tidak ada jendela yang tidak pecah di Kota Palmyra. Saat para penjajah tersebut memasuki kota Palmyra, mereka menjarah harta benda dari masyarakat Palmyra tanpa pandang bulu. Mereka 'mengajarkan' kepada masyarakat bahwa harta benda, dan kekayaan yang mereka banggakan sebelumnya tidak lebih dari sekedar sampah dunia yang hina. Tidak ada yang kekal disisiNya kecuali amal salih dan pahala.

Alhamdulillah, hanya 8 (delapan) bulan saja masyarakat Palmyra mampu menyadari hal tersebut. Banyak diantara mereka yang mengungsi ke kota-kota lain yang dikuasai Daulah Islam. Sehingga banyak diantara mereka yang terdakwahi dengan baik hakikat dunia fana yang mereka banggakan tersebut. Sehingga ketika Daulah Islam menguasai kembali kota Palmyra mereka telah mengetahui hakikat Makna Kehidupan sebenarnya, yaitu untuk beribadah kepada Allah semata.

Kota Palmyra kini perlahan mulai bangkit. Puing-puing mulai disingkirkan dari jalanan. Sampah-sampah mulai dibersihkan. Sedikit demi sedikit masyarakat mulai pulang ke kampung halamannya. Petugas Daulah Islamiyyah sibuk menjaga harta benda kaum muslimin yang tergeletak di jalanan, dan dimuka-muka rumah mereka. Mereka melarang siapapun yang tanpa berhak mengambil harta-harta tersebut. Petugas Daulah Islamiyyah melarang siapapun yang tidak berhak memasuki rumah-rumah warga tersebut. Siapapun yang hendak memasuki rumah-rumah tersebut, harus membuktikan dirinyalah pemilik yang berhak di depan Mahkamah Syariah. Siapapun yang melanggar, pasti akan mendapatkan hukuman sesuai hukum Islam yang berlaku.

Akhirnya masyarakat Palmyra menyadari, apa yang mereka banggakan dari bangkai dunia ini (harta dan gelar pendidikan) tidaklah ada artinya disisi Allah. Hanya keimanan dan tawakkal kepada Allah-lah harta paling berharga di dunia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun