Mohon tunggu...
Bahrum Ramadhan S
Bahrum Ramadhan S Mohon Tunggu... -

Tidak ada yang istimewa, hanya mencoba menulis sesuatu

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Empat Elemen Alam dan Penyucian

23 Februari 2010   14:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:46 2252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia terbentuk dari empat jenis unsur alam (elementer sphere). Ketika mati, keempat elemen itu terpisah kembali pada posisinya semula. Empat elemen tersebut : air, api, tanah dan udara. Lalu kaitannya dengan makna penyucian adalah sebagai pembersih menuju kemurniaan primordial atau fitrah meliputi tataran eksoteris dan esoteris.Dimana setiap elemen tadi mengambil makna dan peranannya masing – masing sesuai dengan sifat asli dan sunahNya.

9

Air

Ketika air digunakan sebagai media berwudhu, lebih dari sekedar membersihkan dari kotoran yang melekat, di dalamnya juga tersirat makna lahir maupun bathin. Pada saat berwudhu, manusia di lekatkan kembali dengan salah satu unsur pembentuknya ( air ). Air yang berada dalam tubuh manusia energinya bersubtitusi dan berinteraksi sedemikian rupa dengan energi air yang lebih murni . Secara sederhana sering kita temui suatu perasaan setelah mandi, terutama apabila menggunakan air yang masih murni semisal dari sungai yang jernih dan dari mata air pegunungan. Bahkan dalam beberapa metodologi dan disiplin, di anjurkan untuk mandi pada waktu tertentu sebelum berwudhu .

9

Tanah

Pada saat kondisi sulit ditemukan air, peranan air di gantikan oleh tanah untuk berwudhu (tayamum). Mekanisme penyuciannya pun sama sepertiair. Hal lainnya adalah pada saat sujud. Yang dikatakan sebagai keadaan yang lebih dekat dengan Sang Penguasa alam. Salah satu makna lainnya ( sujud )adalah manusia melekat langsung dengan bumi (tanah) sebagai salah satu asal muasalnya . Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah (QS. 23:12).

9

Udara

Udara mengambil peranan penting dalam kehidupan manusia lebih dari sekedar untuk menunjang sistim respirasi. Salah satu kaitannya dengan penyucian dapat ditemukan ketika sedang sholat, berdoa dan dzikrullah. Dimana pernafasan, ritme dan temponya daiharapkan dapat membangun pemusatan konsentrasi. Secara otomatis helaan nafas mengikuti irama dzikir, sirkulasinya lebih tersaring dan lebih bermakna. Ibarat sebuah udara yang menghasilakan api dengan nyala optimal atau seperti ikan yang meloncat – loncat dari air berusaha mengintip alam diluarnya. Bahkan seni pernafasan ini bisa membangkitkan kekuatan alam bawah sadar ( selama dibawah pengawasan dan bimbingan ).

9

Api

Diantara element lainnya, api paling banyak di sebutkan dalam Al Qur’an yaitu sebanyak 370 kali, air sebanyak 129 kali,udara 83 kali dan tanah 67 kali. Berbeda dengan elemen air, tanah dan udara, api mensucikan dengan mekanisme yang lebih unik. Salah satunya pada ibadah puasa. Dimana pada kondisi itu api yang bersifat panas dan kering diharapkan mampu menemukan kemurniannya kembali. Tidak berasap bahkan berjelaga. Puasa sendiri bertingkat – tingkat, pada tingkatan dan kondisi tertentu api dalam tubuh mampu membakar setiap dinding tubuh.

9

Dapat dibayangkan ketika berdekatan dengan api. Suatu perasaan yang tidak nyaman. Ketidak nyamanan ini meliputi perasaan sedih, kecewa, gelisah, putus asa dan lain sejenisnya. Apapun perasaan ketidak nyamanan itu secara sederhana diakibatkan oleh suatu kesalahan dan ulah sendiri. Dengan demikian adalah karena Rahmat dan Kasih sayangNya manusia dapat mengalami perasaan ketidak nyamanan itu, karena di lain pihak suatu mekanisme dan proses penyucian mungkin saja sedang terjadi .

9

Demikianlah uraian singkat tentang 4 elemen dan kaitannya dengan makna penyucian. Mohon maaf atas segala kekurangannya. Segala hakikat dan makna sesungguhnya hanya milik Allah swt. Semata.

9

Salam,

9

Bahrum

23/02/2010

9

*Dari berbagai sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun