Mohon tunggu...
Bahrul Ulum alhadad
Bahrul Ulum alhadad Mohon Tunggu... Editor - PMM 41 UMM

PMM UMM Gelombang 14 Kelompok 41 Desa Tegalgondo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKNT 42 Kasreman Turut dalam Gerakan Pengendalian Hama Tikus Serentak Se-Kabupaten Ngawi

18 Februari 2021   21:17 Diperbarui: 18 Februari 2021   21:37 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerakan Pengendalian Hama Tikus bersama Pemkab Ngawi, TNI, POLRI, dan Masyarakat | dokpri

Ngawi, 13 Januari 2021-Pemkab Ngawi menggelar kegiatan gropyokan tikus bersama masyarakat yang dilaksanakan di persawahan Desa Kasreman, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi. Kegiatan gropyokan tikus dilaksanakan pada Rabu, 13 Januari 2021 pukul 07.30 sampai dengan selesai. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Pemkab Kabupaten Ngawi, Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ngawi, TNI, POLRI, Perangkat Desa Kasreman, serta masyarakat Desa Kasreman dan sekitarnya.

Pemerintah kabupaten Ngawi terus berupaya mensosialisasikan upaya pembasmian hama tikus kepada para petani dengan melarang penggunaan jebakan listrik. Penggunaaan jebakan tikus beraliran listrik memiliki risiko yang berbahaya bagi yang menggunakan cara tersebut. Risiko terberat penggunaan jebakan listrik tersebut dapat membahayakan nyawa sehingga hal tersebut dilarang oleh pemerintah. 

Oleh karena itu, Bapak Ony Anwar menuturkan strategi lain yang dapat digunakan untuk menanggulangi hama tikus yaitu dengan menerapkan metodee Trap Barrier System (TBS). Trap Barrier System (TBS) atau sistem bubu perangkat merupakan teknik pengendalian tikus sawah yang terbukti efektif. Satu unit TBS terdiri atas tanaman perangkap sebagai umpan penarik kedatangan tikus; pagar plastik untuk mengarahkan tikus masuk perangkap; dan bubu perangkap sebagai alat penangkap dan penampung tikus. Ketiga komponen tersebut merupakan satu unit kesatuan terpadu dalam penggunaannya di lapangan.

Kegiatan gropyokan tikus dengan cara pengasapan menggunakan kompor | dokpri
Kegiatan gropyokan tikus dengan cara pengasapan menggunakan kompor | dokpri

Tujuan dari kegiatan gropyok tikus ini adalah untuk mengedukasi para petani agar meninggalkan cara yang dilarang oleh pemerintah dalam membasmi tikus. Dalam kegiatan ini mengajak masyarakat untuk membasmi tikus dengan cara aman seperti menggunakan jebakan tikus alami, melakukan gropyokan tikus secara gotong royong dan menyediakan rumah burung hantu yang merupakan predator pamangsa tikus.

"Semoga dengan adanya gropyokan tikus ini dapat dilaksanakan secara berkala sehingga populasi tikus dapat menurun dan perolehan hasil panen membaik" ujar salah satu warga.

Terlihat masyarakat menyambut kegiatan ini dengan antusias sehingga kegiatan ini berjalan dengan kondusif dan lancar sampai dengan selesainya acara. Tidak hanya disitu saja, seluruh masyarakat Desa Kasreman menggelar acara ini dibeberapa area titik persawahan lainnya. Maka dari itu, kegiatan ini mendapatkan apresiasi dari banyak pihak karena mendapat dukungan dari para petani. (Krismonika Sekar Kinasih & Tri Astuti, 2021)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun