Mohon tunggu...
Bahrul H Al Amin
Bahrul H Al Amin Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penikmat novel, politik dan sepakbola

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Unplugged Play", Permainan Tradisional Layak Anak

12 Agustus 2019   11:30 Diperbarui: 12 Agustus 2019   11:45 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Semarak ragam permainan tradisional biasa dimainkan oleh anak-anak segenap penjuru tanah air pada setiap bulan Agustus. Permainan-permainan tradisional ini umumnya dimainkan oleh anak-anak Indonesia tanpa memerlukan bantuan tenaga baterai dan sambungan kabel. 

Meskipun terkesan klasik, ragam permainan khas Indonesia tersebut secara alami mampu membangkitkan kegembiraan dan semangat anak-anak. Masihkah ragam "unplugged play" ini relevan di tengah popularitas permainan berbasis gawai?

Kekuatan Permainan

Adakah suatu kekuatan tertentu dari setiap permainan yang akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang seorang anak? Kita ketahui bahwa masa kanak-kanak adalah kesempatan di mana setiap manusia mengakselerasi potensi awal perkembangan nalar, gerak maupun fisiknya. 

Dalam jarak waktu yang cukup singkat, seorang anak mampu menguasai sekian banyak gerakan teratur yang memacu menuju kemandirian, beriringan dengan limpahan pengetahuan baru yang ia serap dan sekaligus menguasai perkembangan fisiknya yang sangat signifikan. 

Tentu saja para orang tua turut memegang peran yang amat penting dalam memandu anak mengatasi hambatan yang mereka temui. Termasuk dalam pemilihan jenis permainan yang anak akan mainkan.

Tanpa menafikan kemudahan dan kemajuan teknologi yang ditawarkan permainan berbasis gawai, permainan tradisional khas Indonesia nyatanya tak hanya melatih kemampuan individu seorang anak, namun juga mengembangkan kemampuan anak saat bermain dalam tim. 

Jenis permainan seperti ini akan sangat berguna kelak saat mereka dewasa di mana tantangan dalam kehidupan tak hanya dapat diselesaikan oleh sendiri, bahkan seringkali membutuhkan suatu bentuk kerja sama tim.

Di samping itu, ragam permainan tradisional tanpa "baterai" dan "kabel" jelas menawarkan rasa kepuasan yang sederhana bagi anak-anak. 

Mereka bebas mencurahkan energinya dalam permainan itu hanya untuk merasa bahagia. Tak hanya bermain agar bahagia, mereka juga akan bermain demi memenuhi kebutuhan intelgensi dan koneksi dengan sebayanya. Permainan tradisional menghilangkan ketegangan yang dihasilkan dari permainan berbasis gawai. 

Bahkan sebelum mereka dimainkan, permainan berbasis gawai telah menekan kesadaran publik dengan gempuran iklan yang dilancarkan agar produknya diterima dan dimainkan anak-anak. 

Maka, tak heran bila saat anak mulai bermain, permainan berbasis gawai akan menggiring mereka untuk "ketagihan" memainkan permainan itu.

Keberanian Bersama

Dibutuhkan keberanian bersama agar anak-anak mengalihkan perhatiannya pada "unplugged play". Untungnya, momentum bulan Agustus turut membantu kita secara bersama-sama mengumpulkan keberanian agar mendorong anak-anak terlibat dalam ragam permainan tradisional. 

Meskipun tampaknya sulit memisahkan anak-anak dari gawai mereka, namun dengan semangat gotong royong kita harapkan kesulitan ini bisa dilewati.

Di banyak pelosok daerah, kini serbuan permainan anak berbasis gawai kian marak dengan adanya akses wifi yang sangat terjangkau. Para orang tua seakan berlomba-lomba menghadirkan gawai untuk menemani keseharian anak mereka. Salah satu alasan sederhananya agar anak-anak meraka tidak disebut "ketinggalan jaman".

Demikian pula dengan anak-anak di wilayah perkotaan. Bahkan sejak bangun tidur hingga kembali tidur, anak-anak seakan tak dapat dilepaskan dari gawai mereka atau milik orang tuanya. Situasi seperti ini membutuhkan nyali yang tidak kecil dari para orang tua untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari gawai.

Momentum perayaan kelahiran NKRI setiap tanggal 17 Agustus dengan demikian semakin terasa penting pada masa saat ini. Kesempatan ini tak boleh terlewatkan begitu saja. Orang tua sebaiknya mendorong anak-anak agar secara aktif mengikuti ragam permainan tradisional yang semarak dilangsungkan di lingkungan sekitar rumah. Bahkan, para orang tua sebaiknya melibatkan diri bergabung dalam mempersiapkan penyelenggaraannya. Semoga anak-anak kita menjadi generasi emas Republik Indonesia di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun