Mohon tunggu...
BAHRUL TRISNAWANTO
BAHRUL TRISNAWANTO Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

otomotif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengembangan LKPD Guna Meningkatkan Minat Belajar Siswa SMPN 1 Dau

20 Juni 2023   15:02 Diperbarui: 20 Juni 2023   15:05 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1Bahrul Trisnawanto 

Universitas Negeri Malang 

bahrultrisnawanto1807416@students.im.ac.id 

Abstrak : 

Pendidikan menjadi suatu hal yang penting untuk meningkatkan sumber daya manusia. Hal ini didukung dengan seiring perkembangan di berbagai bidang termasuk kurikulum di lingkungan pendidikan yang terus mengalami perkembangan, guru diharapkan dapat mengembangkan dan mengelola pembelajaran dengan berbagai inovasi. Dalam pembelajaran Ilmu pengetahuan Sosial seorang guru mempunyai tujuan meningkatkan proses pembelajaran di kelas sehingga membutuhkan persiapan mulai dari merangcang sampai proses penyampaian pembelajaran yang dapat menjadikan peserta didik mampu memahami materi dengan mudah. Oleh karena itu, cara yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahun Sosial salah satunya dapat menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui peran Lembar Kerja Peserta Didik dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah Pertama 1 Dau. Pendekatan pelitian ini yaitu kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian ini diantaranya Lembar Kerja Peserta Didik dapat meningkatkan motivasi belajar bagi peserta didik, membantu peserta didik dalam memahami materi, menanamkan nilai karakter pada peserta didik, dan meningkatkan kreatifitas peserta didik. 

Abstract : Education becomes an important thing to improve human resources. This is supported by developments in various fields including the curriculum in the educational environment which continues to experience development, teachers are expected to be able to develop and manage learning with various innovations. In learning Social Sciences a teacher has the goal of improving the learning process in class so that it requires preparation starting from designing to the process of delivering learning that can make students able to understand the material easily. Therefore, one way that can be used to achieve the learning objectives of Social Sciences is to use Student Worksheets. The purpose of this research is to know the role of Student Worksheets in Learning Social Sciences in Junior High School 1 Dau. This research approach is qualitative with descriptive method. The results of this study include Student Worksheets that can increase learning motivation for students, help students understand the material, instill character values in students, and increase student creativity. 

Keywords: Student Worksheets, Students, IPS Learning 

PENDAHULUAN 

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi pendidikan, dimana pendidikan digunakan sebagai alat untuk mencerdaskan bangsa. Pemerintah sangat mendukung secara penuh dalam peningkatan kualitas pendidikan masyarakat Indonesia, khususnya untuk kalangan SD, SMP, dan SMA Sederajat, terbukti dengan adanya empat pilar pendidikan yang salah satunya berbunyi "Wajib Belajar 9 Tahun". Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses, dan output. Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses merupakan kegiatan dari belajar mengajar sedangkan output merupakan hasil dari proses yang akan dilaksanakan. Pada dasarnya pendidikan bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) karena peningkatan sumber daya manusia berkaitan dengan pembentukan manusia seutuhnya. Untuk itu perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di berbagai lembaga dan organisasi, terutama di sekolah umum, karena sekolah memegang peranan penting dalam peningkatan sumber daya manusia melalui proses belajar mengajar. Peningkatan mutu pendidikan di tingkat sekolah perlu lebih ditingkatkan lagi untuk menghasilkan lulusan berkualitas yang mampu bersaing di dunia pendidikan. Pendidikan di indonesia terus mengalami perkembangan hingga sekarang. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai perubahan kurikulum sejak kemerdekaan sampai sekarang. Pemdidikan dapat menjadi salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia dikarenakan pedidikan dapat disebut sebagai pengalaman belajar bagi anak (Noor, 2018). Pengalaman belajar ini bisa didapatkan melalui lingkungan sekolah, keluarga bahkan masyarakat. Maka dari itu, Pendidikan akan membuat suatu proses yang akan terus berkelanjutan yang nantinya meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan pancasila dan nilai budaya Indonesia (Sujana, 2019). Selain itu pendidikan menjadi salah satu jalan untuk membentuk karakter peserta didik sejak dini. Oleh sebab itu, pembentukan karakter seseorang di dalam lingkungan pendidikan harus dipersiapkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Nabila, 2021). Pesatnya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia saat ini memaksa pemerintah untuk lebih memperhatikan masalah pendidikan di Indonesia. Kecepatan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melebihi laju peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia dinilai mampu bersaing dengan negara asing. Keberhasilan pendidikan sangat bergantung pada faktor manusia dan faktor yang paling penting dan menentukan adalah guru, karena guru harus mampu membangkitkan minat dan memberikan materi yang lebih menarik. Ini merupakan kegiatan pembelajaran yang membutuhkan kreativitas dan usaha maksimal dari guru. Guru sebagai salah satu elemen penting di dalam sekolah yang bukan hanya sebagai salah satu sumber belajar untuk peserta didik, namun guru mempunyai banyak tugas dan kewajiban dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan, didalam pembelajaran guru tidak hanya menyampaikan materi untuk peserta didiknya, namun juga dituntut untuk kreatif falam pembelajaran dan memberikan suasana pembelajaran yang tidak membosankan (Minish & D, 2018). Kurikulum juga menjadi salah satu acuan dalam proses pembelajaran di lingkungan sekolah. Kurikulum ini menjadi kebijakan dari pemerintah dalam melaksanakan proses pembelajaran. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat di pendidikan jenjang SMP. IPS memiliki beberapa tujuan diantaranya pemahaman, pengetahuan dan meningkatkan kemampuan serta keterampilan dalam menganalisis lingkungan sosialnya (Marhayani, 2018) IPS memiliki materi yang sangat luas, sehingga memerlukan media pembelajaran yang inovatif untuk mendukung proses belajar peserta didik. Salah satu media yang diinovasikan yaitu LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). LKPD merupakan media peserta didik untuk memulai pembelajaran yang akan memberikan pemahaman dan diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran (Satiti et al, 2022). Penelitian terdahulu pada pembelajaran di kelas IV SD ditunjang dengan LKPD menggunakan aplikasi liveworksheets berhasil membantu pembelajaran lebih efektif dan praktis pada tema dua di subtheme dua juga (Wulandari et al, 2023). Disisi lain, LKPD juga berpengaruh terhadap pembelajaran subab tumbuhan paku (Andres, 2023). Hal ini sependapat dengan hasil Rohmatin and Wisanti (2023). Dari beberapa penelitian terdahulu banyak yang mengembangkan LKPD di dalam materi pembelajaran. Untuk itu, penelitian ini dibuat untuk mengetahui peran LKPD khususnya mata pelajaran IPS di SMP.

METODE 

Pendekatan pelitian ini yaitu kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk memahami berbagai fenomenam seperti perilaku, motivasi, persepsi, dan lainnya (Prayogi et al., 2021). Sehingga alasan pemilihan metode ini karena sesuai dengan judul peneliti (Oktavia, 2022). Sampel penelitian adalah peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Dau yang dipilih sesuai dengan ketentuan tertentu. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Dau karena sesuai dengan pengalaman yang didapatkan ketika mengikuti program Asistensi Mengajar. Sedangkan teknik pengumpulan data dimulai dengan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Observasi dilakukan ketika melakukan pembelajaran di kelas VIII. Dokumentasi, dilakukan mulai dari awal hingga akhir penelitian, sedangkan wawancara dilakukan kepada beberapa peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Dau untuk memperoleh jawaban dari penelitain terkait peran LKPD selama pembelajaran IPS. 

HASIL & PEMBAHASAN

1.Meningkatkan Motivasi belajar Peserta Didik Berdasarkan hasil pengamatan serta wawancara secara langsung dengan beberapa peserta didik dari kelas 8A hingga 8E pada saat pembelajaran mata pelajaran IPS, sebagian besar peserta didik lebih semangat mengerjakan evaluasi pembelajaran menggunakan LKPD dari pada mengerjakan soal di buku ataupun di LKS. Hal tersebut dikarenakan LKPD yang peserta didik kerjakan lebih menarik dari pada mengerjakan soal yang ada di LKS ataupun soal yang ditulis manual di buku. Peserta didik juga mengatakan bahwa LKPD berwarna warni, serta LKPD yang di lengkapi gambar pendukung materi membuat siswa tidak merasa bosan pada saat mengerjakan soal evaluasi. Hal ini sependapat dengan Yuniar et el., (2023) dengan membuat tampilan LKPD yang berwarna-warni akan meningkatkan daya tarik peserta didik untuk mengerjakan, memotivasi peserta didik, dan mengurangi kebosanan peserta didik untuk belajar materi. LKPD juga membuat peserta didik lebih tertarik untuk membaca materi yang disajikan. Hal ini berdasarkan, hasil pengamatan yang dilakukan antara peneliti terhadap peserta didik secara langsung, bahwa kegiatan membaca peserta didik meningkat pada saat mengerjakan evaluasi berbentuk LKPD. Hal tersebut dikarenakan bentuk soal LKPD yang mereka kerjakan berbasis strategi pemahaman bacaan. Stategi tersebut dipakai karena materi IPS yang di sajikan pada saat itu adalah materi sejarah, atau lebih tepatnya bab Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia materi IPS KD 3.4. Selain strategi pemahaman bacaan, soal yang di pakai dalam LKPD sesekali berbasis pemecahan masalah. Strategi keduanya cocok dilakukan untuk meningkatkan minat peserta didik dalam membaca materi. Dari beberapa strategi tersebut kemudian pendidik di setiap pertemuan bentuk soal dan desain LKPD di buat bervariasi. Hal tesebut di buat agar peserta didik tidak bosan dalam pengerjaan soal evaluasi. Sejalan dengan pendapat Yahya (2014) mengatakan bahwa penggunaan berbagai variasi dalam pembelajaran dapat membangkitkan motivasi dan semangat belajar peserta didik. Selain itu, pendidik mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan diharapkan peserta didik mampu menyerap materi yang di sajikan. Dalam mengerjakan LKPD, peserta didik juga terdorong aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain karena bentuk LKPD yang dikerjakan menarik, beberapa LKPD yang dikerjakan menggunakan model pembelajaran yang interaktif, misalnya pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk memaparkan hasil pekerjaan mereka di depan kelas, lalu rekan kelas yang tidak sedang memaparkan hasil pekerjaan dapat bertanya apa yang di paparkan oleh rekan kelas mereka. Dalam model pembelajaran tersebut maka peserta didik aktif berdiskusi dalam kelompok kecil dan kelompok besar. 

2.Membantu Peserta Didik dalam Memahami Materi 

Memahami materi akan sulit jika pembelajaran kurang menarik bagi peserta didik. Sama seperti pendapat Muhamsis Daud Yahya (2014) materi yang disampaikan dengan cara yang kurang menarik akan berakibat peserta didik sulit mencerna isi materi yang disajikan. Materi IPS adalah pembelajaran terpadu yang meliputi mata pelajaran Ekonomi, Sosiologi, Geografi, serta Sejarah. Semua materi tersebut membutuhkan pemahaman melalui bacaan yang dapat dikatakan banyak, hal tersebut dikarenakan IPS memiliki materi yang kompleks. Hal tersebut menjadikan tantangan bagi pendidik agar peserta didik dapat memahami materi yang kompleks tersebut menjadikan lebih mudah. Pendidik di haruskan menyampaikan materi yang mudah di pahami oleh peserta didik. Dari wawancara secara langsung, beberapa peserta didik tidak suka materi IPS terutama Sejarah. Hal ini dikarenakan menurut peserta didik Sejarah adalah pembelajaran yang membingungkan. Dari situlah peneliti berfikir bagaimana agar peserta didik mudah memahami materi. Dalam penyelesaiannya peneliti memecah dan memilah materi yang penting di sampaikan. Selain itu, peneliti membuat LKPD yang menarik mulai dari gambar, warna, dan bentuk soal serta materi. Hal tersebut agar peserta didik tertarik mengerjakan LKPD serta dapat memahami materi dengan mudah. Menurut Yana and Dewi (2016) bentuk soal yang bervariasi selain membuat peserta didik tidak bosan, penggunaan bentuk soal bervariasi dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dari pada menggunakan soal evaluasi yang monoton. Dalam pembuatan LKPD yang dilakukan pendidik pertama kali pastinya membuat soal evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kemudian pendidik merencanakan bentuk soal yang akan digunakan, namun bentuk soal juga harus disesuaikan dengan model pembelajaran yang di gunakan. Bentuk soal yang peneliti buat misalnya menjodohkan pernyataan dengan gambar, mengidentifikasi dari gambar, cari kata, dan lain sebagainnya. Berdasarkan wawancara yang di dapat peserta didik lebih suka mengerjakan LKPD dari pada hanya menggunakan LKS. Hal tersebut karena menurut mereka LKPD selain karena lebih berwarna, menurut mereka gambar yang ditampilkan di LKPD menjadi lebih mudah memahami materi yang telah disampaikan sebelumnya. Selain itu mereka merasa bahwa dengan mengerjakan LKPD, peserta didik seperti mereview materi yang sebelumnya di jelaskan oleh pendidik. 

3.Menanamkan Nilai Karakter pada Peserta didik 

Fungsi LKPD selain untuk mengevaluasi, LKPD juga menanamkan nilai karakter pada peserta didik secara tidak langsung. Sependapat dengan Komalasari and Pardjono (2015) LKPD efektif menanamkan nilai karakter yang di rencanakan, misalnya menanamkan nilai karakter kemandirian, gotong royong, tanggung jawab, disiplin, serta prestasi belajar peserta didik. Hasil pengamatan berlangsung nilai karakter yang didapatkan yang pertama yaitu kemandirian. Kemandirian di dapatkan peserta didik ketika proses menyelesaikan LKPD yang bersifat individu, karena di sini peserta didik berusaha memecahkan permasalahan yang terdapat di LKPD. Selain mendapatkan nilai kemandirian peserta didik mendapatkan nilai kejujuran. Nilai kejujuran ini adalah nilai yang paling penting, sikap peserta didik dapat tumbuh ketika menyelesaikan evaluasi individu. Kejujuran ini dapat dilihat peserta didik menyelesaikan evaluasi secara mandiri atau berbuat curang, perbuatan curang ini seperti mencontek atau mengakuai pekerjaan orang lain. Kejujuran sangatlah penting, namun susah untuk di tanamkan sejak dini. Menumbuhkan nilai karakter tidak hanya pada pembelajaran bersifat individu, pembelajaran kelompok juga dapat menumbuhkan nilai karakter gotong royong, percaya diri, serta menghargai pendapat orang lain. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran kelompok peserta didik akan kerjasama dalam memecahkan suatu masalah. Dalam kerjasama pastinya melakukan proses dengan orang-orang yang terkadang memiliki pemikiran berbeda. Dari pembelajaran kelompok ini didalam diri peserta didik akan muncul nilai karakter gotong royong untuk menyelesaikan masalah, lalu menumbuhkan sikap percaya diri didapat dari peserta didik saat mengemukakan pendapat yang dimiliki, kemudian nilai karakter menghargai pendapat orang lain yang mana setiap anggota diskusi pasti mengutarakan pendapat yang berbeda. 

4.Meningkatkan Kreatifitas Peserta Didik Dari pengamatan peneliti LKPD juga dapat meningkatkan kreatifitas pada peserta didik. Kreatifitas yang dimaksud yaitu kreatifitas membuat gagasan serta kreatifitas dalam berkomunikasi, serta bernalar. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Herlina (2019) desain LKPD dapat digunakan untuk membangun keterampilan peserta didik, mulai dati keterampilan berkarakter keterampilan berpikir kreatif yang memuat indikator keterampilan berpikir kreatif yang meliputi kreatif dalam mengamati, menyimpulkan, menalar, menanya, dan mengkomunikasikan. Dalam pengamatan peneliti saat peserta didik awal mengerjakan LKPD, terlihat peserta didik mengamati gambar yang berkaitan dengan materi yang di bahas. Pada saat itu peserta didik akan mencoba mengenali dan memahami gambar yang tersaji dan berkaitan dengan materi pembelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan tahapan munculnya kreatifitas yang muncul dalam peserta didik dalam membuat gagasan yaitu ketika peserta didik diberikan lkpd bersifat analisis gambar atau menceritakan tentang perang daerah. Pada saat itu, peserta didik pastinya tidak mengambil jawaban hanya bersumber dari LKS, mereka juga mengambil materi dari buku paket yang di sediakan oleh sekolah. Setelah mereka membaca informasi di buku-buku tersebut, kemudian peserta didik mengolah informasi dalam bentuk gagasan sesuai dengan urutan peristiwa yang terjadi. Setelah peserta didik berhasil pada tahap timbul kreatifitas membuat gagasan, peserta didik selanjutnya akan timbul kreatifitas dalam berkomunikasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun