Kota Amoi, Kota Seribu Kelenteng, hingga Hongkong Van Borneo itulah nama-nama sebutan bagi Kota Singkawang yang terletak di Porvinsi Kalimantan Barat, kota yang berjarak 145 KM dari Ibu Kota Provinsi, Pontianak.
Mayoritas penduduk Kota Singkawang adalah Tionghoa, Dayak, dan Melayu (Tidayu). Dengan memiliki tingkat pluralisme atau keberagaman yang sangat tinggi antar masyarakat Singkawang, Pada Tahun 2020 Kota Singkawang mendapat gelar sebagai Kota Toleransi di Indonesia setelah Kota Salatiga, sebelumnya pada tahun 2018 Kota Singkawang dinobatkan sebagai kota paling toleran oleh Setara Institue.
Pada saat berkunjung ke Provinsi Kalimantan Barat, Kota Singkawang adalah salah satu rekomendasi kota yang wajib dikunjungi wisatawan karena menawarkan banyak destinasi wisata yang menarik. Berbagai destinasi wisata seperti alam, budaya hingga makanan khas banyak sekali terdapat di Kota Singkawang.
Salah satu event besar yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya di Kota Singkawang adalah perayaan Imlek dan Cap Go Meh. Imlek atau Tahun Baru Cina sendiri pada tahun 2022 jatuh pada tanggal 1 Februari 2022.
Sebagai salah satu kota yang memiliki penduduk etnis Tionghoa terbesar di Indonesia, Singkawang merupakan pusat dari perayaan Imlek dan merupakan kota yang paling meriah dalam merayakan Imlek dan Cap Go Meh di Indonesia. Perayaan Imlek dan Cap Go Meh di Kota Singkawang sendiri banyak menarik turis dari dalam negeri maupun mancanegara karena kebudayaan Imlek yang sangat unik.
Selama perayaan Imlek di sepanjang jalan Kota Singkawang banyak terdapat lentera atau lampion yang dipasang untuk memeriahkan perayaan Imlek, terlebih lagi saat menyusuri jalan-jala di Kota Singkawang pada malam hari, semua lentera atau lampion terlihat indah ketika dinyalakan sehingga memanjakan mata wisatawan.
Puncak dari perayaan Imlek adalah Festival Cap Go Meh yang dilaksanakan pada hari ke-15 Imlek yaitu Tanggal 15 Februari 2022. Dilansir dari Wikipedia istilah Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkien yang berarti malam kelima belas. Dalam perayaan Cap Go Meh terdapat pertunjukan Barongsai yang merupakan lambang dari kepercayaan masyarakat Tionghoa yaitu sebagai pertanda kesuksesan, keberuntungan dan pengusir hal-hal buruk.
Namun sebelum serangkaian acara Cap Go Meh pada hari kelima belas, diadakan pawai lampion dan pemberkatan tatung-tatung di vihara. Tatung adalah orang yang dirasuki oleh roh leluhur atau para dewa. Mereka akan menjadi kebal, tidak merasa sakit atau berdarah sedikitpun saat badannya ditusuk besi tajam dan disayat golok tajam.