Dulu sebelum aku terkurung di bilik rumahku seorang diri
Dikala wabah belum menggandrungi negeri ini
Begitu bebas dan leluasa
Mengadu pilu dan duka kepadaNya
Meskipun hingga ke negeri penuh cerita
Meskipun hingga harus bermalam dirumahNya
Namun tak ayal
Berkali-kali aku diselimuti rasa malas dan enggan
Hingga banyaknya alibi yang mamadati hati ini
Entah tanpa kawan.. rasa lelah...maupun kesibukan yang fana ini!!
Meski begitu..
Kala hati inj sedang dirundung pilu
Entah kehampaan yang tengah memenangkan ragaku
Atau kekacauan hidup yang begitu memuncaki
Dan kerinduan pada sang pemilik hati ini
Inginnya ku bersenandung melepaskan malamku dirumah sang pemegang alam ini
Mengadu waktu bersama saudari muslimku
Melepas letih dan menyimpuh sujud hanya padaNya
Meskipun tanpa teman
Meskipun tanpa orang terdekat
Namun keikhlasan hati karenanya rasanya begitu syahdu
Selepas menghabiskan waktu petang hingga fajarku dirumah Sang Pemilik kunci hidupku ini
Dan rasanya
Aku nampak begitu merindukan sunnah ini
Berkumpul dengan saudari muslimku
Menenangkan hati dan merefresh diri
Mengadu malam bersujud hanya kepadaNya
Semoga saja...Semoga saja...
Derita ini segera usai, lalu kami bisa dapati
Keleluasaan bertender di rumah sang pemilik hati ini
Tak lama lagi, sebentar lagi...
Aamiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H