Malam yang penuh dengan keletihan, di mana hujan turun membasihi bumi.Terasa hampa, Sepi, dan rapunya hati tanpa akhir. terkadang menghadirkan gunda menyesaki di setiap ruang kamar ibarat hijab membatasi jarak pandang pada belahan jiwa di seberang Pulau.
Namun rindu selalu hadir di saat yang tepat, bersanding dengan bayang mu. Jauhnya jarak tak dapat di ukur, hati jualah menjadi perekat, serasa waktu pun pelan berjalan. Perjumpaan terasa lama, semoga puisi ini mendahuluinya sebagai penawar Rindu. Â Â
***
  Â
Surga ku!
Tak ada kata lain kecuali rindu yang mengebu-gebu
di saat bayang-bayang mu datang dalam benak ku.
Rindu kadang muncul membawa isarat hati,
namun sekaligus penegasan atas jarak sebagai pemisah.
Surga ku!
Terkadang waktu membuat lama perjumpaan,
namun rindu tetap setia pada bayang mu.
Jauh dari mu, baru aku mengarti akan rindu
saat di mana sepi datang dengan wajahnya yang lugu.
Â
Surga ku!
Hanya engkau dan rindu lah yang mampu mengartikan semua itu
sampai batas terjauh penantian.
Ada masa di mana kita akan bersama,
hanya canda, tawa, dan senyum mu
yang manis pengusir sepi.Â
***
Maklum jauh dari keluarga sungguh tidak mengasikkan, jalan hidup berkata lain. penantian panjang akan berbuah manis, saat di mana kebahagian hadir membunuh sepi-sepi yang telah berlalu bersama pagi.
Semoga..!!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H