Mohon tunggu...
Bahardiansyah Rua Saputra
Bahardiansyah Rua Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Magister Administrasi Publik, STIA Bala Putra Dewa Palembang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

4 Langkah Strategis : Mencegah Korupsi dengan Etika Administrasi Publik

2 Februari 2025   14:02 Diperbarui: 2 Februari 2025   20:23 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Fenomena Korupsi (Sumber : Pexels/Tima Miroshnichenko)

Korupsi merupakan salah satu masalah yang menghambat pembangunan dan keadilan di banyak negara, terutama dalam sektor publik. Di Indonesia, kasus korupsi yang melibatkan pejabat negara dan aparatur pemerintah menjadi sorotan utama. Namun, di tengah permasalahan ini, etika administrasi publik muncul sebagai salah satu langkah kunci dalam pencegahan korupsi. Dengan membangun fondasi etika yang kuat, administrasi publik dapat lebih transparan, akuntabel, dan profesional dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Etika administrasi publik merujuk pada standar moral dan prinsip-prinsip yang mengatur perilaku aparat pemerintah dalam menjalankan tugasnya. Hal ini mencakup nilai-nilai seperti kejujuran, transparansi, tanggung jawab, serta penghormatan terhadap hak-hak warga negara. Etika ini tidak hanya berlaku dalam pengambilan keputusan, tetapi juga dalam interaksi antara pemerintah dan masyarakat.

Korupsi di sektor publik terjadi ketika pejabat pemerintah menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi, yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Bentuk-bentuk korupsi bisa berupa suap, penggelapan dana publik, hingga nepotisme. Praktik korupsi sering kali menghambat proses pembangunan dan menurunkan kualitas layanan publik. Oleh karena itu, penanggulangan korupsi perlu dimulai dari langkah-langkah preventif yang sistematis, di mana etika administrasi publik memainkan peran yang sangat penting.

Pencegahan Korupsi Melalui Etika Administrasi Publik

1. Transparansi dalam Pengambilan Keputusan

Salah satu prinsip etika administrasi publik adalah transparansi, yang berarti bahwa setiap keputusan yang diambil oleh pejabat pemerintah harus dapat diakses oleh publik. Dengan transparansi, masyarakat dapat memantau dan mengevaluasi kebijakan serta praktik administrasi yang berlangsung. Hal ini dapat mencegah terjadinya manipulasi informasi atau keputusan yang merugikan kepentingan umum.

2. Akuntabilitas Pejabat Publik

Etika administrasi publik juga menekankan pentingnya akuntabilitas. Pejabat publik harus bertanggung jawab atas setiap keputusan dan tindakan yang mereka ambil. Proses ini melibatkan mekanisme pengawasan yang ketat, baik oleh lembaga internal pemerintah maupun oleh masyarakat dan lembaga independen. Akuntabilitas yang baik mengurangi peluang untuk praktik korupsi karena pejabat publik tahu bahwa mereka akan diminta pertanggungjawaban atas setiap tindakannya.

3. Integritas dan Profesionalisme

Aparatur pemerintah diharapkan memiliki integritas yang tinggi, yaitu kemampuan untuk menjaga moralitas dan profesionalisme dalam bekerja. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan menerapkan kode etik yang jelas bagi setiap individu dalam administrasi publik. Pelatihan dan pendidikan etika yang terus-menerus bagi aparatur pemerintah juga sangat penting untuk membentuk mentalitas yang anti-korupsi.

4. Peningkatan Keterlibatan Masyarakat

Keterlibatan masyarakat dalam proses administrasi publik dapat menjadi bentuk kontrol sosial yang efektif terhadap pejabat pemerintah. Ketika masyarakat aktif terlibat, baik dalam perencanaan, pengawasan, maupun evaluasi kebijakan publik, maka potensi penyalahgunaan kekuasaan dapat diminimalisir. Prinsip partisipasi ini juga sejalan dengan etika administrasi publik yang mengutamakan kepentingan rakyat.

Tentu saja, etika administrasi publik harus didukung dengan regulasi yang jelas dan penegakan hukum yang tegas. Tanpa aturan yang kuat dan sanksi yang jelas terhadap pelanggaran etika, usaha pencegahan korupsi akan sia-sia. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk terus memperbaharui dan memperkuat sistem hukum serta lembaga pengawasan seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar dapat menindak tegas setiap bentuk penyalahgunaan kekuasaan.

Etika administrasi publik bukan hanya soal aturan dan kode etik, tetapi lebih pada membangun budaya yang mengedepankan kejujuran, integritas, dan akuntabilitas dalam seluruh proses administrasi. Pencegahan korupsi melalui etika bukanlah langkah yang instan, melainkan proses jangka panjang yang melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga pengawas, dan masyarakat itu sendiri. Dengan menegakkan etika administrasi publik secara konsisten, diharapkan praktik korupsi dapat diminimalisir, sehingga tercipta pemerintahan yang bersih, efektif, dan melayani kepentingan publik secara maksimal.

artikel ini disadur dari :

https://doi.org/10.47532/jirk.v1i2.37

https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/reformasi/article/view/5022

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Jalan Braga Bandung, Ketika Bebas Kendaraan!

7 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun