Untuk itu, pendidikan dan pelatihan yang lebih intensif tentang pentingnya netralitas perlu diberikan kepada ASN, terutama menjelang Pemilukada. Sosialisasi mengenai peran dan tanggung jawab mereka harus terus ditingkatkan agar setiap ASN memahami konsekuensi dari pelanggaran netralitas.
Untuk menjaga netralitas ASN, sinergi antara lembaga pengawas seperti Ombudsman dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sangat penting. Ombudsman, sebagai lembaga yang bertanggung jawab untuk mengawasi pelayanan publik, dapat bekerja sama dengan Bawaslu dalam mengidentifikasi dan menindak tegas ASN yang melanggar aturan netralitas.Â
Kolaborasi ini tidak hanya terbatas pada pengawasan langsung, tetapi juga pada pemantauan aktivitas media sosial ASN yang seringkali menjadi media kampanye terselubung.
Media sosial menjadi platform yang semakin sering digunakan oleh ASN untuk menunjukkan preferensi politik mereka, baik secara terbuka maupun terselubung.Â
Pengawasan terhadap aktivitas online ASN, terutama yang menyangkut dukungan atau kampanye politik, perlu ditingkatkan. Bawaslu dan Ombudsman harus memiliki alat yang memadai untuk memantau dan menindak ASN yang melanggar aturan ini, sehingga netralitas ASN tetap terjaga.
Selain lembaga resmi, masyarakat dan organisasi non-pemerintah (LSM) juga memiliki peran penting dalam menjaga netralitas ASN. Partisipasi aktif masyarakat dalam melaporkan pelanggaran netralitas dapat memperkuat pengawasan.Â
Di era digital seperti sekarang, masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi dan mengawasi perilaku ASN melalui berbagai saluran. Semakin banyak mata yang mengawasi, semakin kecil kemungkinan pelanggaran terjadi tanpa terdeteksi.
Ketika ASN terlibat dalam politik praktis, dampaknya tidak hanya dirasakan pada proses demokrasi itu sendiri, tetapi juga pada kualitas pelayanan publik. ASN yang tidak netral cenderung membuat keputusan yang tidak berdasarkan kepentingan masyarakat luas, melainkan berdasarkan kepentingan politik.Â
Hal ini berpotensi merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan mengakibatkan turunnya kualitas layanan publik yang mereka terima.
Salah satu konsekuensi terbesar dari pelanggaran netralitas ASN adalah hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.Â
Ketika masyarakat melihat bahwa ASN, yang seharusnya netral, terlibat dalam politik praktis, mereka mulai meragukan integritas pemerintah secara keseluruhan. Kepercayaan yang hilang ini sulit untuk dipulihkan dan dapat memicu ketidakpuasan publik yang lebih luas.