Mohon tunggu...
Martono
Martono Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Martono adalah seorang jurnalis di Bangka Selatan dengan minat kuat dalam menulis, dan Redaktur Pelaksana media lokal suarabahana.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pilkada Bangka Selatan 2024: Rekam Jejak dan Legacy Riza - Debby Kuat!

29 September 2024   08:55 Diperbarui: 3 Oktober 2024   07:56 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan calon tunggal Pilkada Bangka Selatan 2024, Riza Herdavid - Debby Vita Dewi saat pengundian nomor urut. Sumber foto: pribadi

Meski maju tanpa lawan dalam Pilkada kali ini, tantangan ke depan tetap ada, terutama dalam memastikan bahwa pemerintahannya tidak hanya berfokus pada stabilitas, tetapi juga mampu mendorong inovasi dan transparansi di tengah fenomena kotak kosong yang mencuat dalam demokrasi lokal.

Masyarakat Bangka Selatan tampaknya juga merasakan manfaat dari program-program ini, yang berkontribusi pada hubungan baik antara pemerintah daerah dan warganya. Kondisi ini menjadi salah satu faktor yang membuat Riza-Debby tampak kuat dan sulit tertandingi dalam Pilkada kali ini.

Munculnya kotak kosong di Pilkada 2024, terutama di daerah seperti Bangka Selatan, menimbulkan berbagai spekulasi. Di satu sisi, fenomena ini dapat dilihat sebagai dinamika demokrasi di mana masyarakat diberikan pilihan, bahkan jika hanya untuk menolak calon tunggal.

Di sisi lain, adanya calon tunggal bisa mencerminkan adanya hambatan struktural atau psikologis yang menghalangi calon lain untuk maju. Para pengamat politik menilai, kotak kosong sering kali menjadi cermin dari lemahnya partai politik dan minimnya partisipasi politik yang berimbang.

Sinergi antara DPRD, pers, aparat penegak hukum, LSM, dan masyarakat sangat dibutuhkan. Pemerintahan yang baik bukan hanya tanggung jawab seorang kepala daerah, melainkan juga seluruh elemen masyarakat yang berkomitmen pada prinsip-prinsip good governance.

Fenomena kotak kosong seharusnya menjadi momentum bagi semua pihak untuk memperkuat demokrasi di Indonesia. Dengan pengawasan yang ketat, kritik yang konstruktif, dan penegakan hukum yang tegas, fenomena ini bisa menjadi pelajaran berharga untuk memperbaiki sistem politik dan pemerintahan ke depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun