Keterkaitan antara model pertumbuhan endogen dengan riset dan pengembangan ialah dalam segi permodelan perkembangan industri, dimana perkembangan dari teknologi itu sendiri dilakukan melalui investasi pengetahuan yang ditentukan oleh masing-masing individu dalam perusahaan.Â
Hal-hal tersebut merupakan apa yang kita sebut sebagai teori pertumbuhan ekonomi endogen generasi pertama dimana pendorong utama pertumbuhan ekonomi berada pada human capital dan R&D (Research and Development). Teori generasi pertama ini memiliki keterbatasan yaitu tidak konsistennya hasil yang diperoleh di beberapa negara.Â
Kegagalan dari teori pertumbuhan ekonomi endogen generasi pertama dalam menjelaskan pertumbuhan ekonomi menjadi pemicu lahirnya teori pertumbuhan ekonomi endogen generasi kedua, yakni model semi-endogen, dan model pertumbuhan Schumpeter.Â
Perbedaan yang mencolok dari kedua model ini terletak pada asumsinya, dimana pada model semi-endogen asumsi terhadap constant return to knowledge dilonggarkan, model ini banyak  digunakan untuk menjelaskan pertumbuhan negara-negara industri (bukan negara-negara berkembang) sedangkan pada model pertumbuhan Schumpeter diasumsikan terjadi peningkatan kompleksitas inovasi yang konsisten seperti yang terjadi di India.
Urgensi pertumbuhan ekonomi di Indonesia merupakan suatu keniscayaan sehingga paradigma baru pertumbuhan ekonomi sangatlah diperlukan dengan memaksimalkan segala potensi yang dimiliki oleh negara ini.Â
Ekonomi global yang dalam istilah menjadi semakin VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, dan Ambiguous) menjadikan Indonesia perlu segera memperbarui paradigma pertumbuhan ekonomi secara fundamental.Â
Indonesia sebagai negara majemuk dengan kuantitas masyarakat yang begitu besar mengharuskan paradigma ekonomi yang tercipta mampu untuk bertahan di tengah gejolaknya perekonomian global yang sedang marak dengan meningkatnya interconnectedness antar wilayah maupun antar sektor.Â
Dengan digunakannya model pertumbuhan endogen, rumusan paradigma baru pertumbuhan ekonomi di Indonesia perlu difokuskan pada sumber baru pertumbuhan ekonomi, penguatan modal manusia, dan pengembangan teknologi serta inovasi.
Keberadaan paradigma bagi pertumbuhan ekonomi sangat diperlukan agar tersedia lingkungan yang kompetitif bagi penguatan sektor yang ada yang masih memiliki potensi pengembangan dan pengembangan sumber baru pertumbuhan ekonomi.Â
Berbeda dengan peran sektor-sektor tradisional yang disokong oleh kekayaan sumber daya alam, kedepannya pengarahan kepada peran sektor-sektor potensial yang memiliki potensi berkembang pesat dengan dukungan kemampuan inovasi dan modal manusianya.Â
Hal-hal tersebut merupakan modal awal yang harus dimiliki untuk mewujudkan Indonesia yang berbasiskan ekonomi kreatif di era digital seperti sekarang ini.Â