Mohon tunggu...
Bagus AQH
Bagus AQH Mohon Tunggu... -

Pekerjaan bagian Laut, Hobby Beternak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Filosofi Tentang Rumusan Transportasi

7 April 2017   19:17 Diperbarui: 8 April 2017   04:00 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjalani hukum fisika dan matematik disetiap berkendara motor, mereka menyatu dan membaur dalam fikiran bawah sadar disetiap pengendara, tentang kecepatan, percepatan, perlambatan, derajat belok, energi, suhu dan momentum atau yang lainnya. Di setiap hari dengan kondisi jalan yang sama dilalui hingga hafal menjadi rumusan2 yang telah terangkum dalam otak bawah sadar.

Bertambahnya waktu dan seiring berkembangnya fikiran terus ke ketidak berhinggaan, menemukan rumusan-rumusan baru dengan merasa adanya anomali-anomali yang terjadi, bukan sekedar sein kanan belok kiri, ketidak aturan pengendara atau perpindahan arus jalan. Lebih kompleks dari pada yang dibayangkan sebelumnya. Kecelakaan, polusi, emosi, egois, nekat, bosan, muak dan atau yang lainya menjadi hidangan sehari-hari.

Rumus-rumus menjadi sangat kompleks menjadi suatu kerumitan yang susah dipecahkan, para perumus dan pengambil kebijakan terlihat menggunakan teori sederhana dan mengkesampingakan permasalahan yang lain dalam memecahkan masalah, teori sederhana yaitu memperbesar ruas jalan namun tetap menumbuhkan debit pengendara.

Tanpa disadari penambahan ruas-ruas jalan akan berimbas pada hilangannya penggunaan ruang yang lain, diantaranya penggusuran rumah, tempat berkebun dan bertani atau yang lainnya

Belum lagi kerumitan yangan lain, permasalahan kesenjangan mode transportasi si online dengan cara konvensional, berimbas pada konflik dan ketidak puasan konsumen. Kemunculan solusi hanya terasa selalu dimenangkan pada orang kebanyakan bukan sebaiknya solusi.

Beberapa sistem ditawarkan dengan jenis-jenis kendaran baru, sistem transportasi ganjil genap atau yang lebih unik dari itu. Iming-iming menjadi negara yang maju tentang efisiensi, kemajuan industri, perekonomian yang bertumbuh besar atau individu yang menjadi mewah menjadikan bomerang tersendiri.

Pembuat rumusan harus menambahkan dengan formula formula baru. Formula-formula keterikatan sistem transportasi dengan hubungan yang lain seperti energi, ekonomi, sosila dan budaya atau yang lainnya. Hingga kerumitan ini terus berjalan beberapa manusia memilih melawan dengan menggunakan tranportasi umum yang tidak karuan, atau bersepeda berinteraksi dengan ketidak nyamanan polusi dan kebrutalan pengendara lain. Dan lebih banyak dari pada kita adalah memilih berpasrah untuk beradaptasi dengan keadaan.
 Memecahkan kerumitan dengan meniadakan transportasi juga bukan solusi, hukumnya manusia akan terus bergerak.

Ada kata yang membuat saya ingat bahwa bergerak bersama akan menjadi lebih baik, ini rumusan awal tentang perbaikan sistem transportasi. Memperbaiki dan menggunakan transportasi umum, pelarangan transportasi pribadi, menaikkan harga  motor dan mobil pribadi atau bahan bakarnya, memberi pajak lebih pada pengendara motor dan mobil ataupun yang kebijakan yang lebih keras dari pada itu.

 Bersambung ......

Sumber Foto :http://tekno.kompas.com/read/2013/08/16/0729156/kota.bogor.berharap.wali.kota.yang.bisa.atasi.keruwetan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun