Mohon tunggu...
Bagus AQH
Bagus AQH Mohon Tunggu... -

Pekerjaan bagian Laut, Hobby Beternak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Konsistensi Banjir di Semarang, Apa Penyebab dan Solusinya?”

6 Juni 2016   16:02 Diperbarui: 6 Juni 2016   17:21 2935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Rumah di Natuna

Sedikit solusi untuk pencegahan banjir di Kota Semarang. Sebelum membahas solusi-solusi yang tepat untuk mengatasi benjir di Semarang kita jabarkan terlebih duhulu beberapa penyebab yang mengakibatkan terjadinya banjir di Semarang.

 Kita lihat penyebab terlebih dahulu, yaitu :
1. Naik nya permukaan laut dan penurunan tanah
2. Kerusakan ekosistem mangrove
3. Pendangkalan sungai
4. Tertutupnya muara sungai
5. Debit air hujan atau kiriman air yang berlabih
6. Penataan ruang yang kurang tepat


Bagaimana permasalahan itu muncul dan apa solusinya??

 Penyebab dan solusi:
1. Naiknya permukaan laut dan penurunan tanah.

a.    Naiknya permukaan laut yang kebanyakan kalangan berhubungan dengan pemanasan global, yaitu pemanansan bumi yang mengakibatkan mencairnya es di kutup utara sehingga volume air laut akan bertambah, 

sehingga menyebabkan permukaantanah semarang yang rendah berpotensi terkena dampak kenaikan air (sering kita dengar banjir ROB, banjir akibat naiknya air laut)

b.    Periode pasang tertinggi memungkinkan air semakin naik kedaratan Semarang

c.   Penurunan tanah yang diakibatkan adanya beban pembangunan gedung-gedung pencakar langit serta labilnya tanah di Semarang, dan pengambilan air tanah secara berlebihanakan yang berdampak pada kosongnya volume ruang pada tanah bagian bawah.

Sehingga hal ini membuat tanah rendah di Semarang semakin turun. Akibat dari beban bangunan, tanah yang masih labil dan kosongnya volume perairan bawah tanah.
Dari naiknya air laut dan dibarengi dengan penurunan tanah akan berdampak pada masuknya air laut ke daratan (Banjir ROB).

Solusi 1 :

a.    Mengurangi emisi karbon sehingga pemanasan bumi berkurang. 

Dengan menurangi emisi karbon yang menjadi penyebab pemanasan global akan mengurangi pengurangan pencairan es di kutup utara sehingga volume air tidak bertambah

b.    Mebuat jenis rumah bertingkat, dengan bagian bawah menjadirongga menyimpan air ( foto terlampir ) 

Dengan bangunan jenis seperti ini, ketika air laut naik/pasang maka volume air akan tersimpandibagian bawah rumah.
pada solusi poin b ini saya kira memiliki peran penting dalam mengganti sistem reklamasi (penambahan volume tanah) karena penambahan volume tanah akan berdampak pada pergerakan air laut ke daerah lain,yaitu Kab. Demak sehingga menjadi masalah baru pada daerah lain (ROB Demak).

c.   Penurunan tanah diatasi dengan beberapa teknik sipil untuk pengerasan tanah bagian bawahdan pembatasan pembangunan gedung-gedung berat, serta pengendalian pengambilan airtanah yang berlebih (bisa memaksimalkan air permukaan).

d.   Membuat sumur resapan sehingga air yang berada dipermukaan tanah bisa menambah volume air bawah tanah.

e.   Membuat Polder penampungan air laut.

f.    Aliran sungai pasang surut yang dialirkan dari Semarang ke Jepara (Keadaan Air pasang di Semarang akan mengalir melalui sungai pasang surut menuju laut Jepara, karena perairan Jepara pada kondisi surut)
2. Kerusakan ekosistem mangrove

a.   Rehabilitasimangrove sebagai pelindung alami pesisir.

Rehabilitasi mangrove perlu dilakukan sebagai pencegah adanya erosi pantai, kegunaan mangrove sebagai kekuatan fisik dari pengaruh gelombang laut yang dapat merusak bangunan di pesisir.

3. Pendangkalan sungai
4. Tertutupnya muara sungai
5. Debit air hujan atau kiriman yang berlabih
6. Penataan ruang yang kurang tepat.

Bersambung....
Selamat Menjalankan Ibadah Puasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun