Pendahuluan
Teknologi informasi dalam arti sempit menggambarkan aspek teknis seperti perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), database, jaringan, perangkat lain, dan dalam konteks yang lebih luas, mencakup semua aspek yang berkaitan dengan mesin (komputer dan telekomunikasi) dan yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, menyampaikan dan menampilkan berbagai bentuk informasi (Guritno & Rahardja, 2011).
Dalam era perkembangan teknologi saat ini yang pesat, kemajuan teknologi menjadi salah satu faktor utama yang mendukung upaya pembaharuan. Sejak pertengahan abad ke-19 ketika komputer pertama kali ditemukan, perkembangan teknologi komputer terus berlanjut, dan pada tahun 1960an, kemunculan kecerdasan buatan (Artificial intelligence) pun menjadi sebuah realitas. Awalnya, kecerdasan buatan hanya terbatas pada lingkungan universitas dan laboratorium penelitian, dan pengembangannya sangat terbatas, dengan sedikit produk praktis yang berhasil dikembangkan. Namun, menjelang akhir tahun 1970-an dan awal tahun 1980-an pengembangan AI mulai diperluas secara menyeluruh, dan hasilnya secara perlahan mulai diperkenalkan di pasaran (Arifdarma, 2023).
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komputer di dunia saat ini memberikan banyak sekali hal positif yang memberikan banyak solusi-solusi dari permasalahan dunia, mulai dari mudahnya mengakses informasi hingga mudahnya akses untuk komunikasi antar individu. Akan tetapi, setiap ada kelebihan pasti ada kekurangan, kekurangannya atau efek negatif dari meningkatnya perkembangan teknologi informasi adalah kurangnya memerhatikan kode etik dan sopan santun dalam berkomunikasi yang berakibat pada rusaknya moral dari individu tersebut.
Selain kode etik, profesionalisme dalam bidang teknologi informasi dan komputer juga tidak kalah penting karena seseorang dapat dikatakan profesional apabila memiliki pengetahuan, berkompeten dan keterampilan bekerjanya, dan seseorang yang profesional harus bisa terus melakukan inovasi serta mengembangkan keahlian di bidangnya.
Pembahasan Utama
Membahas soal etik, jangan lupa juga membahas tentang definisi dari etika. Etika secara etimologis berasal dari kata Yunani ethos, yang secara harfiah berarti kebiasaan. Etika juga dapat merujuk pada seperangkat prinsip atau nilai yang berkaitan dengan moralitas, tata cara (adat, etiket), serta benar dan salah tentang hak dan kewajiban yang dipegang oleh suatu kelompok atau masyarakat. Etika juga dapat diartikan sebagai nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam masyarakat untuk mengatur perilakunya, seperti kode etik suatu profesi (Bertens, 1993; Hidayah, 2018; Yusuf, 2017).
Atau lebih spesifik tentang perbedaan etik dan etika adalah kalau etik merupakan kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak dan juga nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Sedangkan etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Sebenarnya kode etik dan perilaku profesional dalam bidang teknologi informasi dan komputer ini kita dapat merujuk kepada organisasi Association for Computing Machinery (ACM). ACM adalah organisasi internasional yang mempertemukan para pendidik, peneliti, dan profesional bidang komputasi untuk menginspirasi dialog, berbagi sumber daya, dan mengatasi tantangan di bidang tersebut. Sebagai komunitas komputasi terbesar di dunia, ACM memperkuat suara kolektif profesi melalui kepemimpinan yang kuat, promosi standar tertinggi, dan pengakuan atas keunggulan teknis. ACM mendukung pertumbuhan profesional para anggotanya dengan menyediakan kesempatan untuk pembelajaran seumur hidup, pengembangan karier, dan jaringan profesional.
ACM telah memberikan kebijakan terhadap kode etik untuk para computing professional yang akan saya jadikan acuan sebagai penguat opini yang saya berikan. Menurut ACM, kode etik terbagi atas 3 bagian, yaitu kewajiban atas moral, tanggung jawab profesional, prinsip kepemimpinan profesional dan kepatuhan atas kodenya.
Pertama, kewajiban atas moral yang dimaksud adalah kita harus berkontribusi pada masyarakat dan kesejahteraan manusia. Kita harus mempertimbangkan apakah hasil upaya mereka akan menghargai keberagaman, akan digunakan dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial, akan memenuhi kebutuhan sosial, dan akan dapat diakses secara luas.